Hijrah secara Totalitas dari Kemaksiatan menuju Ketaatan

Avatar photo

Porosmedia.com — Hijrah satu kata yang sangat indah. Satu kalimat untuk mengungkapkan makna kembali dan perbaikan. Kembalinya seorang hamba kepada Rabb-Nya dalam ketaatan…

Allah Azza wa Jalla berfirman,

الذين ء45امنوا وهاجروا وجاهدوا في سبيل الله بأموالهم وأنفسهم أعظم درجة عند الله , وأولئك هم الفائزون

“Orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.”

(QS. At-Taubah: 20)

Dalam Al Qur’an tidak kurang dari 31 kata yang berasal dari kata _Hajara_ atau _Hijrah._ Dari jumlah itu tidak kurang dari 6 ayat yang menyebutkan kata _Hajaruu_ (orang-orang yang berhijrah) bergandengan dengan kata _Aamanuu_ (orang-orang yang beriman) dan _Jahaduu_ (orang-orang yang berjihad). Ayat yang dikutip di atas adalah salah satunya. Belum lagi kata _Hajaruu_ diiringi dengan kata _Fillah_ (karena Allah) atau _Fi Sabiilillah_ (di jalan Allah). Ini berarti betapa erat kaitan hijrah dengan iman. Hijrah sama sekali berbeda dengan Migrasi, hijrah adalah terminologi khas Islam yang landasanya iman kepada Allah Azza wa Jalla. Jadi hijrah menjadi tolok ukur keimanan seseorang. Orang yang benar-benar beriman tentu tidak akan merasa berat melakukan hijrah. Sebaliknya, orang yang tidak melakukan hijrah menunjukan lemah atau tidak sempurna imannya…

Saudaraku,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لا هجرة بعد الفتح ، ولكن جهاد و نية متفق عليه. [البخاري

(3900 ومسلم 1864).

“Tidak ada lagi hijrah (dari Makkah ke Madinah) setelah Fathul Makkah, namun yang tetap adalah jihad dan niat (dalam hijrah dan perbaikan).”

(HR. Bukhari no.3900 dan Muslim no.1864)

Imam Ibnu Rajab rahimahullah mendefinisikan makna hijrah yaitu,

الرجاعون إلى الله بالتوبة من المعصية إلى الطاعة.

“Kembali kepada Allah dengan bertaubat dari maksiat kepada ta’at.”

Baca juga:  Dimudahkan Untuk Taat dan Disulitkan Untuk Maksiat

Mengenai firman Allah Azza wa Jalla,

ففروا إلى الله. (سورة 51 الذاريات 50)

“Dan bersegeralah lari kembali kepada Allah.”

(QS. Adz-Dzariyat: 50)

Imam Ibnu Qayyim rahimahullah menjelaskan dalam kitabnya, _Risalah Tabukiyah:_ “Bahwa hijrah ada dua bentuk, hijrah badan (fisik) dan hati. Terutama hijrah hati (hijrah kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya) terkait dua hal, _min_ (dari) dan _ila_ (kepada). Konsekuensi dari hijrah kepada Allah Azza wa Jalla adalah totalitas, yakni mengalihkan semua, kecintaan, ibadah, takut, harap, tawakkal, doa, dan ketundukan dari selain Allah Azza wa Jalla kepada Allah Azza wa Jalla semata. Hijrah pada Rasul-Nya adalah, kesediaan mengikuti sunnah Rasul-Nya secara totalitas, meskipun hal ini menjadikan orang yang meniti jalan ini dianggap asing dan tidak populer…

Secara makna hijrah dapat di maknai, meninggalkan atau berubah menuju yang lebih baik, atau berpindah dari yang buruk kepada hal yang lebih baik…

Sebagaimana Allah Azza wa Jalla berfirman,

و اصبر على ما يقولون و اهجرهم هجرا جميلا. (سورة 73 المزمل 10)

“Dan bersabarlah terhadap ucapan mereka yang menyakitkan dan hindari/tinggalkan mereka dengan cara menghindar/meninggalkannya dengan baik.”

(QS. Al-Muzzamil: 10)

Sebagai titik awal perubahan (mendapat hidayah, baik _hidayah taufiq_ dan hidayah _bayan,_ hidayah untuk mengenal Islam, dan hidayah saat sudah di dalam Islam), tentu hal ini mengharuskan sebuah konsekuensi…

Apa konsekuensi sebuah hijrah? Allah Azza wa Jalla berfirman menjelaskan,

فألذين هاجروا و أخرجوا من ديارهم واوذوا في سبيلي و قاتلوا و قتلوا لأكغرن عنهم سيئاتهم و لأدخلنهم جنات تجرى من تحتها الأنهار ثوابا من عند الله ، و الله عنده حسن الثواب. (سورة 3 ال عمران 195)

“Maka, orang-orang yang berhijrah dan di usir/di keluarkan paksa dari kampung halamannya, yang disakiti di jalanku, (sampai dalam tahapan berperang yang konsekuensinya) memerangi atau di perangi, pasti Aku hapuskan darinya kesalahan-kesalahannya, dan pasti Aku masukkan mereka ke surga yang di dalamnya ada sungai-sungai, sebagian sebuah anugerah di sisi Allah, dan Allah pada sisi-Nya ada pahala yang baik.”

Baca juga:  Arti Nama Allah Al-Haqq dan Dalilnya di Al-Quran

(QS. Ali-Imran: 195)

Imam Abu Fida Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Diriwayatkan dari Ummu Salamah radhiallahu ‘anha, beliau bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ya Rasulullah kami tidak mendengar Allah menyebut kaum wanita dalam hijrah? Maka Allah menurunkan ayat ini (surah Ali ‘Imran 195).”

Beliau melanjutkan: “Yakni orang yang meninggalkan kampung yang penuh kesyirikan, mendatangi kampung yang penuh keimanan, dimana karenanya, mereka berpisah meninggalkan orang-orang yang dicintai, saudara, paman, dan tetangga. Yakni (mereka) adalah orang yang dipersempit oleh orang-orang musyrik dengan cara di sakiti sehingga mendorong mereka pergi (hijrah) dari tengah-tengah mereka (kaum yang dzalim itu). Kesalahan mereka (orang beriman) itu di mata orang musyrik itu hanya karena mereka beriman kepada Allah semata.”

(Lihat Tafsir _Qur’anul Adzim,_ surah 3/195)

Saudaraku,
Berkata Imam Abdurrahman bin Nasir bin Abdillah as Sady rahimahullah mengenai ayat di atas: “Mereka menyatukan antara keimanan, hijrah, dan meninggalkan hal-hal yang di cintai berupa negeri dan harta (serta keluarga) untuk mencari keridhaan Rabb-Nya, dan mereka berjihad di jalannya.”

(Lihat _Taisir Karimir Rahman fi Tafsir Kalami Manan_ surah 3/195)

Di sini, di ayat ini, sebuah hijrah adalah totalitas dalam perubahan, mereka adalah orang-orang yang kembali, orang-orang yang ingin mengubur masa-masa kelam mereka, dalam kekufuran, kesyirikan, dosa, maksiat, dan berusaha untuk bersimpuh, memperbaiki diri, dan kembali kepada Rabb-Nya dengan pertaubatan yang bersungguh-sungguh…

Selalu Ingat ayat ini, agar kita senantiasa bersyukur atas hidayah-Nya,

Baca juga:  Ketua DPRD Kota Cimahi Wahyu Widiyatmoko Harapkan Pilkada 2024 Cimahi Dipimpin Oleh Pemimpin Yang Amanah

و لما جاء هم كتاب من عند الله مصدق لما معهم ، و كانوا من قبل يستفتحون على الذين كفروا ، فلما جاءهم ما عرفوا كفروا به ، فلعنة الله على الكافرين.(سورة 2 البقرة 89.)

“Dan ketika datang pada mereka (Yahudi) kitab (Al-Qur’an) dari sisi Allah yang membenarkan apa yang di sisi mereka, sedang mereka sendiri sebelumnya memohon kemenangan atas orang kafir, namun ketika datang pada mereka apa yang mereka ketahui (tanda kebenarannya) malah mereka kafir padanya (yakni Nabi Muhammad), maka laknat Allah atas orang yang ingkar itu.”

(QS. Al-Baqarah: 89)

Ingat selalu firman Allah Azza wa Jalla,

إنه من يتق و يصبر فإن الله لا يضيع اجر المحسنين.

“Sesungguhnya barang siapa bertaqwa dan bersabar, maka Allah tiada akan menyiakan pahala orang yang telah bertaubat kebaikan.”

(QS. Yusuf: 90)

Memaknai Hijrah selain seperti apa adanya sesuai peristiwa yang terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga yang terpenting adalah memaknai, merefleksikan serta merealisasikannya dalam laku kekinian pada semua dimensi ruang dan waktu pada pribadi, organisasi, masyarakat bahkan Negara…

Melawan keterbelengguan keterbelakangan, penjara irasionalitas dan kebodohan, penyanderaan kejahiliyahan, ketidak-produktivitasan mentalitas spiritual, dan kegelapan masa depan dengan keberanian serta pengorbanan berhijrah menuju loncatan melakukan perubahan, mengamputasi sisi kejahiliyahan yang masih melekat, melakukan percepatan spiritual dalam keseharian, dan bergerak menuju cahaya kejayaan dan keberkahan. Hal ini harus senantiasa berlaku pada sepanjang masa di muka bumi ini. Selamat menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 Hijriyah…

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa berhijrah menjauhi kemaksiatan dan meningkat ketaatan untuk meraih ridha-Nya…
Aamiin Ya Rabb.

_Wallahu a’lam bishawab_