Porosmedia.com — Disebut juga obat golongan G (gevaarlijk: berbahaya) atau Ethical. Ditandai dengan lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam, serta huruf K berwarna hitam. Semua jenis psikotropika dan antibiotik termasuk dalam golongan ini. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, hanya bisa dibeli dengan resep dokter.
Tramadol adalah Obat yang tergolong kedalam golongan obat daftar G (G=Gevaarlijk=Berbahaya) yaitu obat yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter ditandai dengan lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K di dalamnya. [Net]
Keterangan tersebut sudah bisa memastikan bahwa obat Golongan G termasuk narkoba. Namun nyatanya di Kota Bandung peredaran tersebut bisa dipastikan marak, menjamur bahkan terang-terangan. Apalagi ditelusur oleh tim mediaonline bandung pangsa pasarnya hampir umumnya pelajar.
Hal tersebut sudah diartikan bahwa penjual yang ada dikota Bandung tersy sudah marak dan meresahkan ketertiban dan ketentraman kota Bandung. Pastinya masyarakat harus berani untuk memberantas.
Temuan Pedagang di Kota Bandung
Ini adalah salah satu pedagang golongan G di kota Bandung yang makin terbuka. Diduga atas telusuran team mediaonline di beragam wilayah hukum kota Bandung. disinyalir kuat dugaan ada oknum yang menjadi benteng praktek tak bertanggung jawab ini.
Miris memang, peredaran obat-obatan jenis G yang sangat meresahkan masyarakat dimana para penjual nya notabene dugaan berasal dari kota Serambi Mekkah (Aceh), yang menjual dengan bebas dan tanpa resep dokter sesuai kebutuhan yang dinyatakan sakit.
Kenapa praktek perdagangan ini begitu marak, ternyata segemen nya adalah para anak pelajar yang memiliki uang saku dari orang tuanya paling besar sekitaran 50 ribu rupiah. Tentunya dengan harga pasaran sekitar minimal Rp 8000 ini dianggap murah untuk nge-play bareng temannya.
Team liputan setelah mendapatkan informasi dari masyarakat adanya toko yang berkedok banner (Spanduk) Celluler menjual aksesoris celluler bahkan barang dagangan seperti tisu, Pampers dan kopi sebagai kedok saja. Hal tersebut sudah disimpan team peliput sebagai barang bukti dugaan kami.
Agar lebih tepat ke sasaran, kamis, Mei 2024 sekitar pukul: 13:15 wib. Tim liputan mencoba turun ke lapangan dan dibagi tiga team, team pertama untuk mewawancarai pedagang obat-obatan tersebut, dan salah satu team mencoba sebagai pembeli.
Pada saat team yang berjumlah dua personil mencoba mewawancarai penunggu atau penjual nya, satu orang dari team mencoba membeli dan langsung menanyakan jenis Tramadol dan dijawab ada dengan harga satuan delapan ribu rupiah.
pada saat transaksi tersebut terekam oleh kamera, tidak lama berselang ada berganti pembeli lainnya yang mungkin sudah biasa membeli serta terekam oleh kamera team liputan yang sedang mewawancarai.
Team liputan mengaku berinisial Z pada saat ditanyakan siapa pemilik nya, disebutkan oleh Z tersebut dan ketika ditanya anggota atau bukan, di jawab iya anggota, akan tetapi apakah anggota dari Institusi TNI atau POLRI tidak dijawab.
Z pun menyebutkan bahwa team liputan bisa bertemu dengan koordinator pada setelah Maghrib, dan menyuruh team untuk datang lagi ke warung nya, setelah team ikuti, memang tampak didalam warung dua orang yang baru datang serta setelah ditanyakan oleh team siapa yang mengkoornir hanya menjawab ada apa tanpa kelanjutan apapun, sehingga team liputan memutuskan balik kanan dan mendatangi Mapolrestabes.
Besok hari nya tepatnya hari jumat , ternyata dalam pantauan team liputan toko tersebut tutup dari pagi hingga malam tidak ada pergerakan.
Akan tetapi pada saat di cek hari Jumat 17 Mei 2024 pukul 08.00 WIB, toko tersebut buka dan ada pergerakan seperti biasa, para pembeli datang dari berbagai kalangan untuk beli obat-obatan.
Team liputa mediaonline