Porosmedia.com, Bandung – Menyusul pemasangan sejumlah poster pada Rabu malam, (16/8/2023), memprotes pembangunan jembatan Bailley yang menurut informasi sebagai akses ke KCIC (Kereta Cepat Indonesia China) di Tegalluar, yang melintasi area warga Rancanumpang Kecamatan Gedebage Kota Bandung, pada Kamis, (17/8/2023), bersamaan dengan peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-78, warga Rancanumpang Kecamatan Gedebage Kota Bandung, membentangkan sejumlah poster tanda protes pembangunan jembatan Bailley yang dibangun pihak Summarecon.
Adapun tulisan poster itu di antaranya, “Merdeka itu ternyata bukan untuk rakyat kecil, Belly lanjut Camat Out, stop jembatan Belly”
Warga Rancanumpang Kecamatan Gedebage Kota Bandung Dadang Sudirman mengatakan, warga memasang poster tanda protes karena kesal tidak ada sosialisasi pembangunan jembatan Bailley, malah pihak Kecamatan Gedebage yang mewakili Summarecon langsung melakukan koordinasi dengan paguyuban PKL di sekitar GBLA.
Pernyataan Dadang Sudirman diamini rekan-rekan warga Rancanumpang seperti, Deden Basari, Iyang Supriatna, Aep Riyanto, Rosi Panhur dari RW 2, Susi Sugiarti dari RW 1, dan Dadang Sujana Ketua LPM Kecamatan Gedebage.
Sedangkan Dadang Sujana mengaku tidak pernah tahu menahu rapat koordinasi, “Malahan saya tidak pernah diundang membicarakan soal ini, tahu-tahu ada gejolak,” ujarnya.
“Masalah Masjid Al Jabbar saja terutama lalu-lintasnya belum beres-beres, ditambah lagi ada jembatan Bailley,” ungkap Dadang Sujana.
Terkait gejolak protes pembangunan jembatan Bailley yang dalam pelaksanaan awal sudah memapas lima pohon pelindung di sisi Sungai Cinambo, hal ini sudah diprotes warga Rancanumpang.
Para awak media berusaha mengontak perwakilan dari Summarecon bernama Etika, dan mendatangi kantor Summarecon pada Kamis, (17/8/2023), namun menurut Kepala Keamanan Summarecon bernama Ahmad, Saudari Etika sedang berada di Karawang.
“Terkait pembangunan jembatan Bailley di wilayah Rancanumpang, kami belum bisa berpendapat, soal ini segera akan kami sampaikan kepada Saudari Etika,” ujar Ahmad.
Sedangkan Camat Gedebage Jaenudin AP melalui pesan singkat kepada para awak media, Kamis, (17/8/2023), mengatakan, terkait gejolak pembangunan jembatan Bailley, pihaknya selaku Camat Gedebage, kebetulan dirinya sedang memantau kegiatan Agustusan di wilayahnya.
“Tugas saya selaku Camat hanya memfasilitasi program pemerintah dengan aspirasi warga masyarakat bagaimana caranya biar klop,” ujar Jaenudin.
“Kalaupun di lapangan ada miskom, tinggal kita musyawarahkan mencari solusi terbaiknya,” kata Jaenudin.
Sedangkan Warga Rancanumpang Kecamatan Gedebage Kota Bandung Deden Basari menegaskan, Camat Gedebage Jaenudin semena-mena dan sewenang-wenang terkait pembangunan jembatan Bailley yang merupakan proyek Summarecon.
“Camat Gedebage Jaenudin jangan menganggap warga Rancanumpang Kecamatan Gedebage Kota Bandung kambing congek, kami dengan tegas mengatakan Camat Gedebage sangat sewenang-wenang dan semena mena, dan hanya memajukan pihak Summarecon,” tegas Deden Basari.
“Jalan Rancanumpang merupakan jalan milik masyarakat, harus ada pra sosialisasi ketika membangun jembatan Bailley, intinya kami tidak setuju pembangunan jembatan Bailley,” pungkas Deden Basari. (BRH / HS / SA/jt)