Waktu: Amanah yang Lebih Berharga dari Harta

Avatar photo

Porosmedia.com – Dawuh ini kembali menegaskan bahwa waktu adalah anugerah yang jauh lebih berharga dibandingkan harta. Harta yang hilang masih mungkin dicari dan diganti, tetapi waktu yang berlalu tidak akan pernah kembali. Ketidakpastian usia seharusnya menjadi pengingat bagi setiap Muslim untuk memanfaatkan setiap detik kehidupan dengan sebaik-baiknya.

Islam memberikan kedudukan yang sangat tinggi terhadap waktu. Bahkan Allah SWT bersumpah dengan waktu dalam Al-Qur’an, menunjukkan betapa agung dan berharganya ia sebagai modal utama kehidupan. Hal ini ditegaskan dalam surah Al-‘Ashr ayat 1–3:

وَالْعَصْرِۙ ۝١
اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ ۝٢
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِࣖ ۝٣

Artinya: “Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr [103]: 1–3)

Sumpah Allah dengan “masa” (al-‘ashr) merupakan isyarat kuat bahwa pada dasarnya manusia berada dalam keadaan rugi, kecuali mereka yang mampu menghabiskan hidupnya dengan empat pilar utama: iman, amal saleh, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran.

Baca juga:  Era Sunset Industri TV Berbayar di Indonesia: Konsumen Berpaling, Operator Tumbang, Hotel pun Pindah ke Streaming

Keutamaan menjaga dan memanfaatkan waktu juga ditegaskan Rasulullah SAW dalam sabda beliau yang diriwayatkan Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma:

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ…

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara:
(1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
(2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
(3) Masa kayamu sebelum datang masa fakirmu,
(4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
(5) Hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Al-Hakim)

Pesan Rasulullah SAW tersebut merupakan peringatan sekaligus motivasi agar setiap Muslim tidak menunda kebaikan. Fase-fase terbaik dalam hidup—masa muda, sehat, lapang, dan kemampuan finansial—adalah kesempatan yang tidak selamanya tersedia.

Tidak seorang pun mengetahui berapa banyak waktu yang tersisa dalam hidupnya. Karena itulah, menjadikan setiap momen sebagai sarana untuk beramal, memperbaiki diri, dan mendekat kepada Allah adalah pilihan terbaik yang membawa keberuntungan di akhirat kelak.

Wallāhu A‘lam.