Sebulan Pasca Pembongkaran Bangli, Terjadi Pembiaran?

Avatar photo

Porosmedia.com, Kab. Bekasi –Pembongkaran bangunan liar (Bangli) yang sempat digadang-gadang sebagai gebrakan besar Pemerintah Provinsi Jawa Barat di bawah kepemimpinan Gubernur Dedi Mulyadi, kini menuai sorotan. Setelah mendapat sambutan antusias dari para kepala daerah se-Jawa Barat, termasuk Bupati Bekasi yang sempat dijuluki “Raja Bongkar” oleh Kang Dedi, kini publik mulai mempertanyakan kelanjutan program tersebut.

Di sejumlah titik lokasi bekas pembongkaran di Kabupaten Bekasi, warga mulai mengeluhkan kondisi yang terkesan dibiarkan begitu saja. Tidak terlihat lagi aktivitas alat berat, perataan lahan, ataupun pengerjaan lanjutan dari pemerintah daerah.

“Sudah berminggu-minggu tidak ada aktivitas. Beko sudah tidak terlihat, puing-puing bangunan dibiarkan menumpuk di pinggir jalan. Galian terbengkalai. Semangatnya cuma di awal,” ujar Udin, warga Desa Sumberjaya, Selasa petang (27/5/2025).

Keluhan serupa juga datang dari warga lainnya, khususnya para ibu rumah tangga yang bermukim di sekitar lokasi galian. Mereka mengaku kesulitan keluar masuk rumah karena lubang bekas galian memanjang hingga mendekati akses jalan raya. Selain menghambat mobilitas, kondisi ini juga dinilai membahayakan keselamatan, terutama bagi anak-anak dan lansia.

Baca juga:  Pedagang Pasar Sadang Serang Siap Berkolaborasi Kembali Dengan PD Pasar

“Mohon ditanyakan, bang. Ini proyek sebenarnya lanjut atau tidak? Kok kerjanya cuma setengah-setengah? Kalau cuma dibongkar lalu ditinggal begini, apa gunanya?” ujar beberapa warga yang enggan disebutkan namanya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada penjelasan resmi dari Pemerintah Kabupaten Bekasi mengenai kapan lanjutan pekerjaan ini akan dilakukan. Tidak pula diketahui apakah program ini memang sudah dihentikan, atau tengah menunggu tahapan berikutnya.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan serius: apakah semangat penataan yang digagas Gubernur Dedi Mulyadi hanya menjadi euforia sesaat tanpa perencanaan jangka panjang yang matang?

Publik menanti jawaban.