Roro Jonggrang: Legenda Cinta, Kutukan, dan Pelajaran di Zaman Modern

Avatar photo

Porosmedia.com — Ketika mendengar nama Roro Jonggrang, pikiran sebagian besar orang langsung tertuju pada kemegahan Candi Prambanan, kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang menjadi warisan budaya dunia. Namun, di balik keindahan arsitekturnya, tersembunyi sebuah legenda yang sarat akan nilai kehidupan sebuah kisah tentang cinta, pengkhianatan, ambisi, kecerdikan, dan konsekuensi dari pilihan yang kita buat.

Siapa Roro Jonggrang?

Roro Jonggrang adalah seorang putri dari Kerajaan Prambanan, yang dikenal karena parasnya yang luar biasa cantik. Kecantikan Roro Jonggrang tersohor ke berbagai kerajaan, termasuk menarik perhatian Bandung Bondowoso, seorang pangeran sakti mandraguna dari kerajaan tetangga, Pengging.

Namun, hubungan mereka bukan kisah cinta yang indah. Bandung Bondowoso adalah sosok yang telah menaklukkan Kerajaan Prambanan dan membunuh Prabu Baka, ayah dari Roro Jonggrang. Meskipun ia menginginkan Roro Jonggrang sebagai pendamping hidupnya, sang putri merasa benci dan dendam karena pria itu adalah penyebab kehancuran keluarganya.

Persyaratan Mustahil Sang Putri

Demi menghindari pernikahan, Roro Jonggrang mengajukan sebuah syarat yang tampaknya mustahil untuk dipenuhi: Bandung Bondowoso harus membangun seribu candi dalam waktu satu malam. Sang pangeran yang sakti menerima tantangan itu. Dengan bantuan makhluk halus, ia berhasil mendirikan 999 candi hanya dalam waktu semalam.

Baca juga:  Fufufafa makin Cetar Membahana, alias Wela-wela

Kecerdikan yang Berakhir Kutukan

Melihat bahwa syarat hampir terpenuhi, Roro Jonggrang pun berusaha menggagalkan usaha itu. Ia memerintahkan para dayang dan rakyat untuk menumbuk padi dan membakar jerami, menciptakan ilusi bahwa fajar telah tiba. Para makhluk halus ketakutan dan meninggalkan pekerjaan mereka sebelum menyelesaikan candi yang terakhir.

Mengetahui dirinya telah ditipu, Bandung Bondowoso sangat marah. Ia kemudian mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca batu, yang konon menjadi arca Dewi Durga yang kini berada di Candi Utama Prambanan. Dengan begitu, lengkaplah seribu candi sesuai permintaan sang putri.

Makna dan Pelajaran di Zaman Modern

Legenda ini tidak hanya menawarkan cerita cinta tragis, tetapi juga mengandung pelajaran berharga bagi kehidupan masa kini. Roro Jonggrang melambangkan kecerdikan, tapi juga memperlihatkan bahwa tipu daya dan keputusan yang diambil dalam kondisi terdesak bisa membawa konsekuensi buruk.

Dalam dunia modern, cerita ini bisa dimaknai sebagai refleksi tentang harga sebuah pilihan. Dalam ambisi, sering kali manusia bertindak cerdik untuk menyelamatkan diri, namun jika tanpa kebijaksanaan dan empati, keputusan tersebut dapat melahirkan penderitaan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Baca juga:  Saung Tenaga Surya Hadir di Taman Tegalega

Selain itu, kisah Roro Jonggrang juga menunjukkan posisi perempuan dalam menghadapi tekanan kekuasaan, serta bagaimana mereka berjuang mempertahankan kehormatan dan martabat, meskipun harus menanggung risiko besar.

Kesimpulan

Legenda Roro Jonggrang bukan sekadar cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun, tetapi juga warisan moral tentang cinta, pengkhianatan, kecerdikan, dan kutukan, yang relevan hingga hari ini. Ia mengingatkan kita bahwa keputusan yang diambil dengan penuh emosi, dendam, dan ambisi tanpa pertimbangan matang, bisa membawa dampak abadi.

Sumber : Kompasiana

#LegendaRoroJonggrang
#CandiPrambanan
#MitosNusantara
#KisahCintaTragis
#PelajaranHidup
#WarisanBudayaIndonesia
#CeritaRakyat