Reaktivasi Bandara Husein: Pemkot Bandung Dukung, Namun Tantangan Konektivitas Masih Menghantui

Avatar photo

Porosmedia.com, Bandung – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyatakan dukungannya terhadap reaktivasi Bandara Husein Sastranegara yang kini kembali melayani sejumlah penerbangan komersial skala kecil. Namun di tengah semangat tersebut, sejumlah tantangan krusial dalam hal konektivitas dan kapasitas layanan tetap perlu mendapat perhatian serius.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyebut reaktivasi ini sebagai langkah strategis dalam memperkuat konektivitas wilayah dan membangkitkan potensi ekonomi dan pariwisata kota. Namun, ia juga menegaskan bahwa Bandara Husein sebenarnya tidak pernah sepenuhnya tutup.

“Bandara Husein itu tidak pernah tutup. Hanya dialihkan jadwalnya ke Kertajati. Tapi sekarang, Alhamdulillah, sudah mulai aktif lagi,” ujar Farhan dalam talkshow di TVRI Jawa Barat, Senin (8/7/2025).

Bandara Husein kini kembali melayani rute terbatas, seperti Halim–Bandung–Pangandaran dan Yogyakarta–Bandung–Yogyakarta, dengan menggunakan maskapai perintis Susi Air dan pesawat kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa operasional bandara masih bersifat parsial dan belum menyentuh kebutuhan konektivitas udara yang lebih luas.

Farhan menyatakan harapan agar maskapai lain dapat menyusul beroperasi kembali di Bandung, khususnya yang melayani rute intra-Jawa dengan pesawat baling-baling. Namun, belum ada kepastian jadwal atau komitmen dari maskapai besar terkait hal ini.

Baca juga:  Cetak Kader Kemanusiaan Sejak Dini, 1.008 Anggota PMR Resmi Dilantik di Kota Bandung

“Sebetulnya kita lagi mengundang maskapai-maskapai jalur dalam Pulau Jawa dan yang menggunakan pesawat baling-baling agar terbang lagi ke Bandung,” ujarnya.

Meski menyambut baik reaktivasi ini, Farhan juga menyinggung soal langkah konkret Pemkot Bandung yang mulai menyusun ulang anggaran perjalanan dinas agar kembali memanfaatkan Bandara Husein. Namun, belum jelas sejauh mana upaya ini akan berdampak signifikan terhadap peningkatan trafik penumpang atau minat maskapai untuk membuka rute baru.

“Sekali-kali mah pakai pesawat lah,” katanya dengan nada santai, yang mengisyaratkan bahwa upaya ini masih pada tahap awal dan bersifat simbolik.

Bandara Husein sendiri memiliki posisi strategis di tengah Kota Bandung, berada dalam kawasan militer dan industri pertahanan, serta dekat dengan pusat-pusat ekonomi dan wisata. Namun, tantangan utama tetap pada keterbatasan kapasitas pesawat dan konflik ruang udara dengan kepentingan militer.

General Manager PT Angkasa Pura Bandara Husein Sastranegara, R. Indra Crisna Seputra menegaskan bahwa secara teknis, bandara masih sangat layak untuk dioperasikan. Fasilitas terminal diklaim mampu menampung hingga lima pesawat tipe A320 (kapasitas 80 penumpang), meskipun saat ini baru melayani pesawat kecil dan propeller.

Baca juga:  Bandung Kondusif: Pemkot Bandung Menyesal Kejadian di Sukahaji

“Kami tidak menutup. Slot masih tersedia. Terminal kami siap. Boarding langsung. Ini membuktikan bahwa Husein masih memenuhi standar keselamatan dan pelayanan,” ujar Indra.

Namun, Indra juga mengakui bahwa peluang pengembangan tergantung pada jenis pesawat yang digunakan. Ke depan, maskapai dengan armada ATR 72 atau sejenis diharapkan bisa menjadi solusi realistis bagi kebangkitan Bandara Husein.

Aktivasi kembali bandara ini membuka optimisme baru, namun juga membuka ruang tanya: apakah Bandung siap merebut kembali peran strategisnya dalam jaringan penerbangan domestik setelah bertahun-tahun bergantung pada Bandara Kertajati?

Pemerintah Kota Bandung, bersama pengelola bandara dan BUMN terkait, kini berada di persimpangan penting: antara menjaga semangat reaktivasi dengan realita infrastruktur dan kebutuhan konektivitas yang lebih luas.