Peningkatan Kapasitas Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Relawan Pekerja Proyek Konstruksi Masjid

Avatar photo

Penulis: Dony Septriana Rosady (Dosen Bagian Kesehatan Masyarakat Industri Unisba)

Porosmedia.com, Sukabumi, 7 Januari 2025 – Sebuah inisiatif yang berfokus pada peningkatan kapasitas relawan pekerja proyek konstruksi masjid dalam aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3) baru-baru ini selesai diadakan di lokasi proyek pembangunan masjid di Sukabumi sepanjang tahun 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Kedokteran Unisba yang terdiri dari para dokter ahli di bidang kesehatan dan keselamatan kerja dan pakar hukum kesehatan.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran para relawan yang terlibat dalam pembangunan masjid tentang pentingnya menjaga keselamatan dan kesehatan kerja mereka.

Gambar 1. Penyampaian Materi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Fokus Pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Proyek konstruksi, khususnya pembangunan masjid yang melibatkan banyak pekerja, kerap kali memiliki tantangan dalam hal keselamatan kerja. Pekerjaan di lokasi konstruksi rentan terhadap risiko kecelakaan dan penyakit akibat lingkungan kerja yang tidak aman. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas relawan pekerja di bidang K3 sangatlah penting.

Baca juga:  Kasus DBD Tinggi, Pemkot Bandung Imbau Warga Tingkatkan Kewaspadaan!

Kegiatan ini dilaksanakan dengan memberikan pelatihan praktis serta sosialisasi mengenai standar keselamatan yang harus diterapkan dalam setiap tahap pekerjaan konstruksi.

Para relawan mendapatkan pemahaman mendalam mengenai penggunaan alat pelindung diri (APD), pengelolaan bahan berbahaya, dan prosedur evakuasi darurat.

“Tujuan utama dari kegiatan ini adalah agar setiap relawan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam mengidentifikasi potensi bahaya, mengurangi risiko, serta menjaga kesehatan mereka selama bekerja di proyek konstruksi,” ujar Ketua Tim PKM FK Unisba, dr. Dony Septriana Rosady, seorang dosen Kesehatan Masyarakat Industri dari Universitas Islam Bandung.

Gambar 2. Sesi Diskusi Pemetaan Potensi Bahaya di Lingkungan Kerja Penerapan Pelatihan di Lokasi Konstruksi

Pelatihan ini tidak hanya bersifat teoretis, tetapi juga diikuti dengan simulasi di lokasi proyek. Relawan dibimbing langsung oleh instruktur mengenai cara mematuhi prosedur keselamatan dan mengidentifikasi bahaya potensial seperti risiko jatuh, kecelakaan alat berat, atau bahaya akibat debu dan bahan kimia. Selain itu, para pekerja diajarkan cara menjaga kebugaran tubuh dan melindungi diri dari potensi gangguan kesehatan yang sering dialami pekerja konstruksi, seperti gangguan pernapasan atau cedera otot.

Baca juga:  Cara Membersihkan Sisa Make Up di Wajah Dengan Benar

Sebagai salah satu bentuk pengabdian masyarakat, kegiatan ini memberikan dampak yang signifikan tidak hanya bagi relawan, tetapi juga bagi kualitas dan keberlanjutan proyek pembangunan masjid. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang K3, para relawan dapat bekerja lebih aman, meningkatkan efisiensi kerja, dan meminimalkan risiko kecelakaan yang dapat menghambat progres proyek.

“Saya merasa lebih percaya diri untuk bekerja dengan aman setelah mengikuti pelatihan ini. Selain itu, saya juga lebih memahami pentingnya menjaga kesehatan saat bekerja di lapangan,” ujar Akbar, salah satu relawan pekerja proyek yang mengikuti pelatihan.
Sinergi Antara Masyarakat, Pemerintah, dan Pelaku Konstruksi Kegiatan ini juga menunjukkan betapa pentingnya sinergi antara berbagai pihak dalam mewujudkan lingkungan kerja yang lebih aman.

Pemerintah, bersama dengan pengusaha konstruksi dan masyarakat, memiliki peran besar dalam menerapkan standar K3 yang baik, serta memberikan pendidikan dan pelatihan kepada tenaga kerja, termasuk relawan. Di masa mendatang, kegiatan serupa diharapkan dapat menjangkau lebih banyak proyek konstruksi lainnya, tidak hanya terbatas pada pembangunan masjid, tetapi juga infrastruktur lainnya yang melibatkan pekerja relawan.

Baca juga:  Peran Politik Mr. Sjafrudin Prawiranegara (1947-1948)

Kegiatan pengabdian masyarakat ini, selain memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan para pekerja, juga berperan dalam mengurangi angka kecelakaan kerja di sektor konstruksi. Melalui pelatihan yang terstruktur dan keterlibatan aktif dari seluruh elemen masyarakat, diharapkan tercipta budaya kerja yang lebih aman dan sehat di seluruh Indonesia.