Pasar-Pasar Besar Di Kota Bandung yang memiliki Sejarah dan ciri Khasnya

Jajat Sudrajat

Porosmedia.com – Pasar di setiap kota besar yang ada di Indonesia terhubung dengan cerita sejarah dan ke khasannya. seperti di kota Bandung, Jawa Barat, pasar merupakan sarana bagi masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan pokoknya. karena itu, pemerintah Kota bandung selalu sigap memberikan pelayanan terbaik bagi warganya agar dapat mengakses Pasar dengan mudah, bersih areanya, aman ketertibannya dan nyaman suasananya. berikut Pasar besar dan ke khasannya di kota Bandung.

Pasar Baru Bandun

Pasar Baru Bandung bermula pada abad ke-19 dan sangat berkaitan dengan hadirnya komunitas Tionghoa selama era kolonial Hindia-Belanda. Komunitas Tionghoa ini melihat Pasar Baru sebagai pusat perdagangan yang potensial. Hal inilah yang memikat banyak orang Tionghoa untuk memilih untuk menetap di sini. Komunitas tersebut membangun rumah-rumah sederhana yang sering memiliki fungsi ganda sebagai tempat tinggal dan gudang barang dagangan.

Sejarah Pasar Baru Bandung
Dikutip dari buku Pengantar Kajian Sejarah Ekonomi Perkotaan, Purnawan (2023: 16), Sejarah Pasar Baru Bandung dimulai saat pemerintah kolonial Belanda memulai pembangunannya pada abad ke-19. Pasar tersebut merupakan pindahan pasar lama. Semulanya, pasar tersebut berada di daerah Ciguriang yang terbakar hebat akibat kerusuhan pada tahun 1842. Pasar Baru Bandung pada masa lalu adalah tempat tinggal bagi pedagang terhormat.  Pedagang tersebut adalah keturunan dari pedagang Tionghoa yang datang dan menetap di Bandung jauh sebelum abad ke-19. Mayoritas dari pedagang tersebut terlibat dalam bisnis kain batik.

Pasar Baru mengalami perkembangan signifikan sejak dibangun menjadi pasar megah pada tahun 1906. Pasar ini pernah dinobatkan menjadi pasar paling bersih dan paling teratur di Hindia-Belanda. Walaupun komunitas Tionghoa berperan besar pada kehadiran Pasar Baru ini. Namun, sebagian besar pedagang di pasar ini adalah pedagang lokal.
Pasar Baru tidak hanya menjadi pusat perdagangan. Namun, juga mencerminkan nilai budaya dan warisan dari komunitas Tionghoa yang kuat dan berpengaruh dalam perkembangan kota Bandung.

Baca juga:  Lebih Baik Mencegah, Satgas Yonif 623 Berikan Pelayanan Kesehatan Gratis

Pasar Caringin


Meskipun pergeseran kebiasaan belanja ke ranah online tapi keberadaan pasar tradisional masih tetap digemari oleh sebagian orang. Di Bandung ada salah satu pasar terkenal yaitu Pasar Induk Caringin. Pasar tersebut merupakan pasar tradisional yang besar di Bandung. Di tempat tersebut warga dapat membeli segala kebutuhan baik sayuran, ikan, daging, bumbu-bumbu dan lainnya.  Pasar Induk Caringin merupakan salah satu pasar tradisional besar di kota Bandung. Pasar ini menjadi pusat grosir dan menyediakan berbagai macam sayur dan buah segar dari berbagai daerah di Indonesia.

Mengutip dari laman caringindigital.id, Pasar Induk ini berlokasi di Babakan Ciparay, Kec. Ciparay, Kota Bandung. Lokasi ini strategis baik dari tol, menuju ke kota dan juga menggunakan transportasi umum. Di tempat ini warga dapat menemukan kebutuhan. Untuk memudahkan pembeli, pasar ini terdiri dari berbagai macam blok seperti blok sayur, blok buah, blok daging, blok ikan, hingga blok makanan dan minuman.

Pasar tradisional di Bandung ini buka selama 24 jam sehingga selalu ramai dikunjungi oleh pedagang grosir, pedagang eceran, dan warga yang hendak membeli berbagai kebutuhan.
Menjadi pasar grosir, membuat harga-harga bahan pokok di pasar induk ini relatif lebih murah dibandingkan pasar sejenis maupun supermarket.
Supaya nyaman dan aman berbelanja di pasar ini.

Pasar Ciroyom


Bagi Wargi Bandung dan Sekitarnya yang akan berbelanja kebutuhan bahan pokok dan lainnya, di Pasar Ciroyom ini lengkap menghadirkan bermacam kebutuhan dan dapat menjadi rekomendasi untuk berbelanja.

Baca juga:  FGD DPKP Masalah Rumah Kumuh Sebagai Strategi Atasi Kawasan Kumuh Dengan CLBK.

Pasar Ciroyom ini berlokasi di Jalan Ciroyom, Kecamatan Andir, Kota Bandung. Tepatnya di sepanjang jalan Ciroyom ini di sekitar bagian luar dan dalam pasar menyediakan bermacam kebutuhan bahan-bahan pokok dari setiap kiosnya yang bisa dikunjungi sambil berkeliling.

Kebutuhan bahan-bahan pokok yang disediakan pedagang pada setiap kiosnya ini tersedia lengkap mulai dari sayur-sayuran lengkap, daging, buah-buahan, telur, bumbu penyedap dan bahan-bahan serta makanan lainnya yang sangat lengkap dan bisa dipilih secara langsung ketika berada di lokasi.

Berkunjung ke pasar ini untuk membeli kebutuhan dapur karena di pasar ini memiliki harga yang terjangkau dan juga persediaan bahan-bahannya pun sangat lengkap. Harga setiap bahan-bahan pokoknya ini pada setiap kiosnya cukup bervariasi, baik satuan ataupun membeli banyak per kilo yang tentunya masih dengan harga pasar yang standar dan terjangkau pastinya.

Pasar Kiaracondong

Pasar tradisional Kiaracondong semakin optimal fungsinya yaitu salah satunya ialah dengan melakukan revitalisasi pasar tradisional menggunakan dana dari APBD.

revitalisasi Pasar Tradisional dengan menggunakan APBD, sehingga para pedagang akan mendapat lapak secara gratis, dan menjadikan program itu dengan Program Bawaku Pasar. Dengan rencana menggratiskan lapak kepada para pedagang baik pedagang lama maupun yang baru, tentunya akan berdampak untuk menyelesaikan persoalan kota; seperti tidak ada lagi Pedagang Kaki Lima (PKL) dan akan mengurai kemacetan, sebab para pedagang yang berjualan di luar adalah akibat dari ketidakmampuan pedagang yang lama ataupun baru untuk pindah ke dalam pasar diakibatkan mahalnya harga lapak yang baru atau lapak hasil rehabilitasi.

Selain itu juga hal ini untuk menguatkan pasar tradisional agar dapat bersaing dengan pasar modern, sehingga tidak perlu khawatir dengan masalah kebersihan karena akan akan terjamin berkat cara pengelolaan kebersihan yang baru.

Baca juga:  WALHI Region Jawa Mengingatkan Pemerintah bahwa Pulau Jawa Terancam Krisis Iklim dan Lingkungan

Pasar Gedebage

Pasar Cimol Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat merupakan salah satu dari sekian banyak lokasi penjualan fesyen ‘bekas’ impor di Tanah Air. Meski dekatakan bekas, tapi kualitas barangnya nggak pernah diragukan dan tak kalah dengan barang baru. Ini juga yang kemudian mendorong peminat fesyen bekas impor itu, tetap mendatangi Pasar Cimol untuk ‘berburu’ kebutuhan sandangnya.

Belanja baju bekas atau bahasa bekennya thrifting, sudah cukup lama manjadi gaya hidup di kalangan anak muda. Tak terkecuali artis ibu kota dan lokal, atau selebgram yang tak sedikit berburu pakain bekas impor tersebut. Dan Pasar Cimol Gedebage tentu saja menjadi tujuannya. Wajar, di pasar ini, barang bekas–tak hanya fesyen, tapi juga sepatu dengan berbagai mode, dijual dengan harga miring. Di sisi lain, kualitas barang bekas itu pun masih cukup bagus. Bahkan, bila sudah dikenakan, banyak orang tak akan menyangka kalau itu barang (baju) bekas.

Apalagi, jika kita beruntung, tak jarang menemukan baju dengan brand luar negeri yang ternama. Padahal, bila di store asli,, bisa mencapai harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Namun, di pasar Cimol Gedebage ini, barang-barang tersebut hanya cukup dibayar dengan harga Rp 50 ribu atau paling mahal Rp 150 ribu.

Soal harga, Gedebage memang tak main-main murahnya. Kebanyakan pedagang mampu menjual di harga murah karena langsung membeli banyak dalam bentuk karung. Begitupun para pembeli, jika ingin menjual lagi, maka mereka pun membeli dalam bentuk karungan atau ball. (net)