Menuju Gaya Hidup Lebih Baik: Sistem Pengembangan Terintegrasi Kota Bandung

Avatar photo

Oleh : Ir. Ridwan, Orang Bandung tinggal Di Jakarta

Porosmedia.com, Bandung – Derasnya arus urbanisasi, krisis lingkungan, dan tantangan kualitas hidup warga kota, satu pertanyaan mendesak diajukan: bagaimana merancang sistem pembangunan kota yang bukan sekadar menara beton, melainkan ruang hidup manusia yang sehat, produktif, dan berkelanjutan?

Jawabannya mungkin terdapat dalam satu pendekatan sistemik yang menggabungkan tiga komponen utama: ciptaan (creation), lingkungan (environment), dan kehidupan (lifes) — seluruhnya dikelola oleh sebuah sistem pengembangan yang adaptif menuju gaya hidup yang lebih baik (better lifestyle).

Namun perlu dicatat, banyak pendekatan yang berbicara soal inovasi dan pembangunan, tetapi tidak menyatukan ekosistem sosial, ekologis, dan spiritualitas kehidupan manusia. Di sinilah pentingnya pendekatan Development System — sebuah kerangka kerja yang tidak hanya menata kota secara fisik, melainkan juga menata masa depan warga.

Membedah Kerangka Sistem

Diagram pembangunan ini bukan sekadar skema visual, tetapi mengandung filosofi dasar pembangunan yang hidup. Mari kita pahami komponen-komponennya:

1. Creation (Ciptaan)

Mewakili daya cipta manusia—teknologi, seni, budaya, riset ilmiah, dan metode baru dalam menyelesaikan persoalan sosial.

Contoh: riset inovasi energi terbarukan, aplikasi digital untuk pendidikan, komunitas seni jalanan, hingga produk UMKM berbasis lokalitas.

2. Environment (Lingkungan)

Baca juga:  Target Pasarkan 120.000 MT CPO Bersertifikasi Internasional, PTPN IV PalmCo Proyeksi Raup Tambahan USD3,6 Juta Premium Price

Lingkungan dalam pengertian luas: fisik dan sosial. Ini termasuk alam, kota, komunitas, dan relasi sosial-budaya-ekonomi di dalamnya.

Contoh: pengelolaan ruang hijau, konservasi air, kampung tematik, serta sistem transportasi rendah emisi.

3. Lifes (Kehidupan)

Segala hal yang berkaitan dengan kualitas hidup manusia: kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan rasa bahagia dalam menjalani hidup.

Contoh: akses pendidikan vokasi, layanan kesehatan mental, dan peningkatan daya beli warga.

4. Development System (Sistem Pengembangan)

Pusat kendali dan integrasi ketiga komponen sebelumnya. Ia menjadi pengarah, pengelola, sekaligus akselerator agar inovasi tidak sekadar menjadi ide, tetapi realita.

Contoh: kebijakan pembangunan partisipatif, pusat data warga, kolaborasi lintas sektor, hingga dashboard evaluasi berbasis real-time.

5. Lifestyle “Better” (Gaya Hidup Lebih Baik)

Tujuan akhir sistem ini. Artinya, pembangunan harus berujung pada masyarakat yang lebih sehat, cerdas, kreatif, dan sejahtera—secara holistik.

Bandung sebagai Laboratorium Kota Masa Depan

Bandung dipilih bukan tanpa alasan. Kota ini menyimpan potensi besar: dari energi anak muda yang inovatif, komunitas seni yang hidup, hingga warisan alam dan budaya yang kaya. Namun, seperti kota besar lainnya, Bandung juga menghadapi tantangan serius: kemacetan, sampah, pengangguran, dan ketimpangan layanan publik.

Maka, inilah Rencana Aksi Kota Bandung Menuju Gaya Hidup Lebih Baik, berbasis sistem pengembangan terintegrasi:

Baca juga:  Pangdam I/BB Hadiri Rangkaian Peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI

1. CREATION — Inovasi dari Akar Rumput

Strategi:

Bangun Pusat Kreativitas di setiap kecamatan, berupa co-working space dan inkubator UMKM.

Digitalisasi produk lokal berbasis budaya.

Kompetisi inovasi lintas kampung (Kreasi Juara).

Program Unggulan:

Bandung Innovation Camp tahunan.

Startup RW Digital — inkubasi ide bisnis berbasis kampung.

2. ENVIRONMENT — Merawat Alam, Menata Sosial

Strategi:

Revitalisasi taman RW dan eco-park komunitas.

“KangPisMan Digital” untuk manajemen sampah.

Dorong angkot elektrik dan jalur sepeda.

Program Unggulan:

Taman Warga Mandiri berbasis partisipatif.

Bandung Tanpa Sampah 2028.

3. LIFES — Hidup yang Layak untuk Semua

Strategi:

Pendidikan vokasi yang sesuai industri.

Klinik kesehatan keliling untuk wilayah padat.

Digitalisasi layanan kota.

Program Unggulan:

Skill for Life untuk ibu rumah tangga dan remaja.

Warga Sehat Juara dengan edukasi kesehatan mental.

4. DEVELOPMENT SYSTEM — Orkestrator Kolaboratif

Strategi:

Bentuk Bandung Development Council (BDC) berisi akademisi, komunitas, swasta, dan birokrasi.

Sistem evaluasi pembangunan berbasis data terbuka.

Subsidi silang antar RW berdasarkan kebutuhan real.

Program Unggulan:

Bandung Data Center — integrasi seluruh data warga dan layanan publik.

Rapat Rakyat Bandung — digitalisasi musrenbang yang inklusif.

Baca juga:  Pemprov Jabar Bungkam Soal Ekosistem Pers, Pilar Demokrasi Dibiarkan Rapuh

5. ROADMAP 2025–2028

Tahun Fokus Prioritas Target

2025 Fondasi Sistem 10 kecamatan punya co-working RW, 5 taman kreatif
2026 Akselerasi 50% RW punya UMKM digital, 30% warga ikut Skill for Life
2027 Evaluasi Penurunan 20% sampah non-terkelola, IPM naik 1 digit
2028 Transformasi Bandung masuk 5 besar kota dengan gaya hidup urban berkelanjutan

6. Metrik Keberhasilan

Indeks Kebahagiaan Warga

Jumlah Inovasi RW

Partisipasi warga dalam program lingkungan

Kenaikan IPM dan turunnya pengangguran

Efisiensi layanan publik digital

7. Kolaborasi: Kunci Implementasi

Elemen Peran

Pemerintah Kota Penyusun regulasi dan penggerak anggaran
Komunitas RW Pelaksana dan inovator lokal
Akademisi Pendamping dan penyusun strategi
Pelaku Usaha Penggerak teknologi dan sponsor
Media Lokal Penyebar narasi dan edukasi publik

Pembangunan kota bukan sekadar membangun gedung tinggi atau memperindah jalan. Ia adalah tentang manusia. Tentang bagaimana setiap warga merasa dihargai, didengar, dan diberi ruang untuk berkembang.

Sistem ini adalah undangan untuk berkolaborasi. Sebuah cetak biru untuk masa depan Bandung — kota yang bukan hanya hidup, tapi membuat hidup lebih layak untuk semua.

Karena gaya hidup lebih baik bukan sekadar impian futuristik. Di Bandung, ia bisa dimulai dari hari ini.