Porosmedia.com, Bandung – Hari Kebebasan Pers Sedunia yang diperingati setiap 3 Mei bukan hanya menjadi momentum refleksi bagi insan pers, tetapi juga waktu untuk mengenang mereka yang telah mengabdikan hidupnya demi menyuarakan kebenaran. Salah satunya adalah almarhum Nandang Sugartiwa, jurnalis senior yang selama lebih dari empat dekade berdedikasi penuh di dunia jurnalistik.
Sejak tahun 1980, almarhum telah aktif menulis dan memberitakan fakta-fakta yang kerap dianggap sensitif dan penuh risiko. Tak jarang, berbagai ancaman, teror, bahkan intimidasi langsung datang ke rumahnya. Namun dengan keteguhan hati, beliau tetap berdiri di garis depan kebenaran.
“B. Irawan Sejak kecil saya menyaksikan sendiri bagaimana Almarhum menghadapi tekanan. Banyak yang datang ke rumah, bergaya perlente seolah ingin menakut-nakuti. Tapi ayah saya selalu menyambut mereka dengan tenang. Mungkin karena ia yakin bahwa kebenaran akan selalu berdiri tegak,” kenang anak almarhum.
Kehidupan almarhum dikenal sangat sederhana. Setiap pagi, bahkan sebelum matahari terbit, ia sudah mengetik berita dengan mesin tik kesayangannya. Naskah-naskah tersebut kemudian dikirim melalui pos dan giro—sebuah proses yang jauh dari kemudahan zaman digital saat ini. Untuk meliput, almarhum hanya mengandalkan motor Vespa, menjelajahi berbagai sudut kota demi mendapatkan informasi yang valid.
Almarhum Nandang Sugartiwa merupakan bagian dari tim redaksi INTI JAYA, sebuah koran yang dikenal berani mengangkat isu-isu masyarakat. Ia juga dikenal dekat dengan almarhum Abah dari Majalah Mangle, membentuk duet jurnalis legendaris dari Bandung yang tetap dikenang hingga kini.
Meski telah wafat pada 24 April tahun 2022, warisan semangat dan integritasnya masih hidup. Banyak jurnalis muda terinspirasi oleh keteladanan beliau yang memilih untuk terus berkarya tanpa pamrih, dengan komitmen pada kebenaran.
“Beliau tidak pernah berhenti menulis sampai akhir hayatnya. Kami sekeluarga bangga, dan semoga semangatnya bisa menjadi teladan bagi insan pers masa kini,” tambahnya.
Hari Kebebasan Pers Sedunia adalah momen penting untuk merayakan dan melindungi kebebasan media, serta mengenang para jurnalis yang kehilangan nyawa dalam tugas. Almarhum Nandang Sugartiwa adalah salah satu dari sekian banyak pejuang pena yang layak dikenang dalam sejarah panjang perjuangan pers Indonesia.
#PWI
#WorldPressFreedomDay
#JurnalisPejuang
(*)