Porosmedia.com – Menjadi sosok seorang ibu sangat luar biasa terutama di saat anak-anak kita bertingkah membingungkan. mengamuk tiba-tiba, berteriak-teriak, bahkan sampai ada yang menyakiti dirinya sendiri.
Tapi tenang ya moms, ini sih hal yang wajar dan hampir setiap anak akan mengalami fase tersebut. Kondisi seperti ini biasa disebut Tantrum. Apa itu Tantrum? Tantrum adalah luapan emosi pada anak maupun orang dewasa yang meledak-ledak atau tanpa kontrol. Emosinya cenderung kuat di iringi luapan kemarahan, teriakan, tangisan, menyerang dengan agresif, menyentak kedua kaki, dan tangan atau kaki di lantai atau di tanah. Normalnya Tantrum terjadi pada anak usia 1-4 tahun.
Tantrum merupakan bagian dari perkembangan anak usia dini. Meskipun tantrum sering terjadi, pada keadaan tertentu yang dapat memicu periode ini seperti:
- Anak sedang belajar kata-kata untuk mengungkapkan perasaan atau keinginannya
- Anak merasa stres, lapar, atau lelah
- Anak merasa takut, khawatir, atau kesal
- Objek yang diinginkannya diambil
- Anak merasa ingin diperhatikan
- Stimulasi berlebihan dalam suatu lingkungan
- Lokasi transisi (seperti dari tempat penitipan anak ke rumah)
Apa yang Harus Dilakukan Ketika Anak Mengalami Tantrum?
1. Tetap Tenang Saat Anak Mengalam Tantrum
Sebagai orang tua tentunya reaksi ini yang terjadi pada anak bisa terasa sangat mengganggu, langkah pertama adalah tetap tenang. Tidak apa-apa berpura-pura atau bahkan meluangkan waktu untuk diri sendiri jika memang dibutuhkan. Jangan menceramahi, berdebat, atau menanggapi dengan ancaman atau emosi karena reaksi ini cenderung memperburuk reaksi anak.
2. Tentukan Penyebab Anak Kesal
Mengetahui penyebabnya bisa menentukan bagaimana orang tua harus menanganinya. Misalnya, jika seorang anak lapar atau mengantuk, mungkin sudah waktunya untuk makan camilan atau tidur siang. Namun, jika seorang anak menginginkan perhatian atau kesal dengan lingkungan, cobalah untuk mengalihkan perhatiannya (seperti menunjukkan wajah atau buku yang lucu) atau memindahkan anak ke lingkungan yang lebih nyaman dan lebih tenang.
3. Tunjukan Pada Mereka Bahwa Kita Mencintai Mereka
Anak-anak mungkin berperilaku buruk karena merekam lebih banyak perhatian. Tunjukkan bahwa kita mencintai mereka dengan memuji perilaku yang baik dan memberi mereka banyak pelukan saat mereka tidak berperilaku buruk.
4. Bicaralah Dengan Mereka
Anak-anak sering mengalami fase kesal atau tidak aman dan mengekspresikan perasaan mereka dengan menjadi agresif. Mencoba mencari tahu apa yang mengkhawatirkan mereka adalah langkah pertama untuk dapat membantu.
5. Jangan Menyogok Anak Ataupun Menyerah Pada Saat Anak Tantrum
Menyogok atau mengalah pada saat anak mengalami Tantrum berarti mengajarkan anak-anak bahwa amukan efektif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Beberapa anak mungkin mengamuk agar mereka menerima hadiah dari kita. Lebih baik menunggu anak tantrum di lingkungan pribadi atau memindahkan anak ke tempat yang lebih tenang jika tantrum terjadi di tempat umum atau lingkungan yang berpotensi tidak aman.
6. Jangan Abaikan atau Meremehkan Emosi Anak
Jangan menghilangkan perasaan anak kita. Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan tantrum ketika anak berusaha untuk menerima pengakuan. Contoh emosi yang meremehkan termasuk menertawakannya, menggunakan sarkasme, atau membuat komentar yang sensitif.