Luthfi Firdaus, S.T., M.Si, Birokrat Teknis yang Menjawab Tantangan Hunian dan Ruang Publik Kota Bandung

Avatar photo

Porosmedia.com, Bandung – Kota Bandung adalah kota yang padat, berlapis sejarah, dan terus menata diri. Di tengah kompleksitas pembangunan perumahan dan penataan ruang publik, hadir sosok birokrat teknis yang pelan tapi pasti menunjukkan arah kerja sistematis: Luthfi Firdaus, S.T., M.Si.

Kini, pada tanggal 6 Oktober 2025, Walikota Bandung Muhammad Farhan melantik Lutfi Firdaus menjabat sebagai Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Bandung, Luthfi melanjutkan tanggung jawab besar yang sebelumnya ia emban sebagai sekretaris dinas. Dari posisi itu, ia dikenal aktif mengoordinasikan program peningkatan kualitas rumah rakyat, penataan kawasan kumuh, dan revitalisasi ruang terbuka hijau.

Fokus pada Program Rakyat dan Penataan Kawasan

Selama bertugas di DPKP, Luthfi termasuk pejabat yang menaruh perhatian besar pada program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) — salah satu program sosial paling menyentuh warga.

Di berbagai kesempatan, ia menegaskan bahwa DPKP bukan hanya urusan infrastruktur fisik, tapi juga bagaimana kualitas hidup warga bisa meningkat melalui tempat tinggal yang layak dan lingkungan yang sehat.

Baca juga:  Peduli Sosial dan Budaya, Aryatri Benarto: Sosok istri Wali Kota Bandung

Setiap tahun, DPKP menargetkan ratusan hingga ribuan unit rumah yang diperbaiki, dengan anggaran puluhan miliar rupiah. Angka ini mencerminkan keseriusan Pemerintah Kota Bandung dalam menjaga martabat warga melalui hunian.

Menguatkan Ruang Publik dan Ruang Hijau

Di bawah koordinasi Luthfi, DPKP juga memperluas ruang hijau skala permukiman. Salah satu contoh nyata adalah inisiatif pocket park di kawasan Kopo, hasil kolaborasi antara warga, akademisi, dan Pemkot Bandung.
Pendekatan ini memperlihatkan wajah baru DPKP: lebih terbuka, partisipatif, dan mendengar warga.

“Taman bukan sekadar hiasan kota, tapi ruang interaksi sosial dan pernapasan warga,” ujar Lutfi saat itu, dalam satu forum komunitas lingkungan.

Dengan strategi tersebut, Bandung diharapkan tidak hanya menjadi kota yang nyaman dilihat, tetapi juga nyaman dihuni.

Pelayanan dan Kolaborasi Lintas Sektor

Luthfi juga tercatat aktif menjembatani berbagai program penyediaan sarana dasar dan utilitas publik, seperti bantuan air bersih untuk lembaga sosial dan fasilitas warga.

Ia kerap tampil dalam forum publik, baik melalui talkshow, kegiatan komunitas, maupun kanal resmi DPKP, guna menjelaskan arah kebijakan dan membuka ruang masukan publik.

Baca juga:  BBC Skills Purwakarta Dapat Pelatihan Keterampilan Mencukur Dari Disnakertrans Jawa Barat

Pendekatan komunikatif ini penting di tengah kondisi kota besar seperti Bandung, di mana tantangan pembangunan sering kali lebih cepat dari kapasitas birokrasi.

Gaya Kepemimpinan Teknis dan Kolaboratif

Gaya kepemimpinan Luthfi bisa disebut “low profile tapi strategis.” Ia bukan tipe pejabat yang banyak muncul di panggung seremonial, namun dikenal efektif di ruang koordinasi dan lapangan.

Dalam struktur dinas yang menggabungkan urusan perumahan, pertanahan, permukiman, dan pertamanan, kemampuan manajerial dan teknokratis menjadi kunci.

Dengan latar akademis teknik dan magister sains, Luthfi dinilai cukup paham detail perencanaan fisik kota sekaligus sisi sosial masyarakat urban.

Harapan Baru untuk Bandung yang Lebih Layak Huni

Pelantikan Luthfi Firdaus sebagai Kepala DPKP menandai kesinambungan kebijakan pembangunan yang berpihak pada warga.

Tantangan berikutnya adalah menjaga konsistensi program Rutilahu, memperluas kawasan hijau publik, memperbaiki manajemen utilitas kota, serta memperkuat transparansi data perumahan dan permukiman.

Dengan visi dan pengalaman teknisnya, publik berharap DPKP di bawah kepemimpinannya menjadi garda depan dalam mewujudkan Bandung yang lebih tertata, beradab, dan manusiawi.

Baca juga:  Iding Soemita: Dari Kuli Kontrak Sunda Menjadi Pemimpin Kaum Jawa di Suriname