Porosmedia.com – Pembahasan antara Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) dengan Wali Kota Bandung Muhammad Farhan dan Wakil Wali Kota Erwin baru-baru ini menegaskan bahwa penataan tata kota, khususnya kabel udara yang berselimpangan di jalanan, menjadi isu serius bagi Pemerintah Daerah Jawa Barat dan Kota Bandung.
Sebagai wajah Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung dituntut menghadirkan estetika kota yang nyaman, aman, dan modern. Kabel-kabel yang semrawut selama ini bukan hanya mengganggu pandangan, tetapi juga menurunkan citra kota serta berpotensi membahayakan masyarakat.
Dalam kerangka Smart City, tata kelola kota harus berbasis teknologi dan informasi, dengan prinsip layanan publik yang cepat, akurat, transparan, serta akuntabel. Infrastruktur digital seperti fiber optik (FO) memerlukan penataan yang tepat. Sejak tahun 2012, Kota Bandung telah menginisiasi program penurunan kabel udara dan beralih ke ducting atau jaringan kabel bawah tanah.
Beberapa regulasi yang relevan antara lain:
Permendagri Nomor 7 Tahun 2024 tentang penguatan pengawasan internal dan optimalisasi penggunaan teknologi informasi dalam pengelolaan barang milik daerah (BMD).
Perwal Nomor 589 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan serat optik bersama di bawah tanah.
Permen Kominfo Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi, yang mengatur jaringan, kualitas layanan, pengawasan, serta perizinan.
Solusi Ducting
Agar program ducting berjalan efektif, beberapa langkah teknis perlu dipersiapkan:
1. Desain Ducting – memastikan rancangan efisien dan mampu menampung seluruh jaringan kabel.
2. Pemasangan Ducting – harus mengikuti standar teknis dan keselamatan kerja.
3. Pengelolaan Kabel – penataan kabel dalam ducting dilakukan secara terstruktur untuk memudahkan perawatan jaringan.
Kelebihan dan Kekurangan Ducting
Kelebihan:
Meningkatkan estetika kota dengan mengurangi kesemrawutan kabel udara.
Meningkatkan keselamatan publik dengan mengurangi risiko korsleting atau kecelakaan.
Mempermudah perawatan dan pengelolaan jaringan.
Kekurangan:
Biaya pembangunan relatif tinggi.
Membutuhkan perencanaan dan desain matang agar efektif.
Studi Banding
Kota Yogyakarta telah berhasil melakukan penataan kabel FO dengan skema ducting di sejumlah ruas jalan utama, seperti Jalan Veteran dan Cik Di Tiro. Hasilnya, wajah kota terlihat lebih rapi sekaligus meningkatkan kenyamanan warga. Hal ini bisa menjadi rujukan untuk Kota Bandung.
Stakeholder Terkait
Pemerintah Daerah – Gubernur dan Wali Kota sebagai pengambil kebijakan dan pengawas proyek.
Perusahaan Telekomunikasi – pemilik sekaligus pengelola jaringan kabel.
Masyarakat – penerima manfaat utama dari penataan infrastruktur.
Kontraktor dan Konsultan – pihak pelaksana dan penyedia jasa teknis.
Estimasi Waktu dan Biaya
Luas Kota Bandung sekitar 167,67 km². Jika seluruh wilayah dicakup, proyek ducting menjadi sangat besar dan kompleks.
Faktor waktu:
Luas area – semakin besar wilayah, semakin lama penyelesaian.
Jumlah kabel – semakin banyak, semakin panjang proses pengerjaan.
Sumber daya – ketersediaan tenaga kerja, teknologi, dan peralatan sangat berpengaruh.
Menyelesaikan ducting di seluruh Kota Bandung dalam waktu 1 tahun tampaknya kurang realistis. Namun, dengan perencanaan matang dan pelaksanaan bertahap, target jangka menengah dapat dicapai.
Estimasi biaya:
Proyek ducting yang dikerjakan PT Bandung Infra Investama (BII) di beberapa ruas jalan mencapai nilai Rp 1,3 triliun.
Contoh proyek di Jalan Naripan–Embong, dengan panjang 1.700 meter, memiliki nilai pagu paket sekitar Rp 2,35 miliar.
Biaya per meter ducting bervariasi antara Rp 38.000 – Rp 620.000, tergantung jenis material (PVC, mild steel, BJLS, atau PU). Biaya pemasangan rata-rata Rp 55.000 per meter.
Dengan variabel tersebut, total biaya proyek ducting seluruh Kota Bandung masih memerlukan kajian lebih detail.
Ducting adalah solusi jangka panjang untuk menata kabel semrawut di Kota Bandung. Proyek ini memang kompleks dan mahal, tetapi manfaatnya sangat besar: meningkatkan estetika kota, keselamatan masyarakat, serta mendukung infrastruktur digital dalam mewujudkan Bandung sebagai Smart City.
Ke depan, Kota Bandung diharapkan menjadi contoh penataan kabel modern bagi kota-kota lain di Jawa Barat maupun Indonesia.
Pengamat Kebijakan Publik dan Politik
R. Wempy Syamkarya