Porosmedia.com – Citra Kujang sebagai senjatanya orang Sunda kemudian berkembang pada pemahaman yang keliru, banyak orang yang beranggapan bahwa Raja-Raja di Sunda menggunakan Kujang sebagai senjata pusakanya, hal ini terbukti dari banyaknya lukisan Raja-Raja Sunda tempo dulu yang menggenggam Kujang sebagai senjata pusakanya.
Naskah Sanghyang Siksa Kandang Keresian menginformasikan jenis-jenis senjata yang peruntukan dalam tatanan soasial di Kerajaan Sunda, ada senjata yang diperuntukan untuk Raja dan Bangsawan, untuk Petani dan untuk para Pendeta. Uniknya dalam naskah tersebut ternyata Kujang tidak dinyatakan sebagai senjatanya para Raja maupun bangsawan di tanah Sunda.
Naskah Sanghyang Siksaa Kandang berdaarkan penelitian para sejarawan ditulis pada tahun 1518, ini berarti masa pembuatannya terjadi ketika Kerajaan Sunda yang beribukotan di Pakwan Pajajaran masih tegak berdiri.
Kabar dari Naskah Shangyang Siksa Kandang yang didalamnya memuat tentang peruntukan Kunjang apakah sebagai senjata pusakanya para Raja-Raja di Sunda atau tidak terdapat pada Kropak 630 tepatnya pada bagian XVII demikian bunyinya:
“Sa(r)wa Iwir/a/ ning teuteupaan ma telu ganggaman palain. Ganggaman di sang prabu ma: pedang, abet, pamuk, golok, peso teundeut, keris. Raksasa pina/h/ka dewanya, ja paranti maehan sagala. Ganggaman sang wong tani ma: kujang, baliung, patik, kored, sadap. Detya pina/h/ka dewanya, ja paranti ngala kikicapeun iinumeun. Ganggamam sang pandita ma: kala katri, peso raut, peso dongdang, pangot, pakisi. Danawa pina/h/ka dewanya, ja itu paranti kumeureut sagala. Nya mana teluna ganggaman palain deui di sang prebu, di sang wong tani, di sang pandita. Kitu lamun urang hayang nyaho di sarean(ana), eta ma panday tanya.”
Terjamah:
Segala macam hasil tempaan, ada tiga macam yang berbeda. Senjata sang prabu ialah: pedang, abet (pecut), pamuk, golok, peso teundeut, keris. Raksasa yang dijadikan dewanya, karena digunakan untuk membunuh. Senjata orang tani ialah: kujang. baliung. patik, kored, pisau sadap. Detya yang dijadikan dewanya, karena diguna¬kan untuk mengambil apa yang dapat dikecap dan diminum. Senjata sang pendeta ialah: kala katri, peso raut, peso dongdang, pangot, pakisi. Danawa yang dijadikan dewanya, karena digunakan untuk mengerat segala sesuatu, Itulah ketiga jenis senjata yang berbeda pada sang prebu, pada petani, pada pendeta. Demikianlah bila kita ingin tahu semuanya, tanyalah pandai besi.
Oleh : Sejarah Cirebon