Haryani alias Inay: Potret Perempuan Tangguh yang Tak Pernah Lelah Melangkah

Avatar photo

Porosmedia.com, Bandung – Di tengah riuhnya dunia hiburan, hiruk-pikuk bisnis, dan dinamika spiritualitas urban, nama Haryani—atau yang lebih dikenal dengan Inay—muncul sebagai sosok perempuan tangguh yang penuh warna dan makna. Lahir dan besar di Kota Bandung, Inay bukan hanya sekadar artis layar lebar atau talenta marketing, tetapi juga seorang ibu, pengusaha, pemandu spiritual, dan inspirator komunitas.

Karier Inay nama panggilannya di dunia seni tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia terlibat dalam sejumlah produksi film layar lebar seperti Kodrat 2, Kembali, NokNok, Paradox, Mertua Ngeri Ah, hingga Si Odoy Meunang Warisan. Tidak hanya film layar lebar, Inay juga pernah tampil di layar kaca dalam sinetron populer Preman Pensiun yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi. Kemunculannya di berbagai genre menunjukkan fleksibilitas dan dedikasi yang tinggi terhadap seni peran.

Tak hanya berkiprah di dunia seni, Inay dikenal sebagai sosok pekerja keras yang nyaris tak mengenal lelah. Ia mengelola berbagai peran sekaligus: seorang ibu dari lima anak, tenaga marketing yang piawai, pemandu spiritual (indigo), dan seorang aktivis komunitas. Dalam kesehariannya, Inay tidak hanya bicara tentang pencapaian, tetapi juga hadir untuk menyembuhkan luka batin orang lain. Tak jarang, orang datang padanya untuk sekadar curhat, mencari solusi jodoh, rejeki, hingga penyembuhan energi.

Baca juga:  Karir dan hubungan Noviar Rachmansyah yang lebih dikenal sebagai Ovy /rif

Keistimewaan Haryani tak hanya tercermin dalam karya atau pelayanan sosialnya. Ia juga pernah mencatat prestasi luar biasa yang tak banyak dilakukan orang, yaitu menarik mobil menggunakan giginya—sebuah aksi ekstrem yang memerlukan keberanian, kekuatan fisik, dan konsentrasi tinggi. Atas aksinya tersebut, ia mendapatkan penghargaan dari Rumah Prestasi, sebuah lembaga yang mengapresiasi figur-figur inspiratif dan berprestasi dari berbagai bidang di Indonesia.

Inay juga dikenal sebagai pribadi dengan sensitivitas spiritual tinggi. Ia terbuka terhadap mereka yang membutuhkan bimbingan batin, penguatan jiwa, dan motivasi hidup. Di era yang serba instan ini, kehadiran sosok seperti Inay menjadi penting—ia menjadi ruang singgah bagi jiwa-jiwa yang lelah, sekaligus inspirasi bahwa kekuatan sejati seorang perempuan tak melulu tampak dari luar, tetapi terpancar dari kemampuannya untuk merangkul dan menyembuhkan.

Inay aktif dalam BKPC Bandung (Bandung Koes Plus Community), wadah para pecinta musik legendaris Indonesia yang lekat dengan kenangan dan semangat kebersamaan. Selain itu, ia terhubung dengan KPMP (Komando Pejuang Merah Putih), organisasi masyarakat yang dipimpin oleh Ki Kusumo. Dalam kesehariannya, ia menjunjung tinggi semangat nasionalisme dan kebudayaan lokal, dua nilai yang semakin langka di tengah arus globalisasi.

Baca juga:  Ketua DPRD Kota Cimahi Wahyu Widyatmoko: "Dua Setengah Bulan Bekerja Dengan Ali Hasan, Sosoknya Orang Yang Sangat Bijaksana"

Meski akrab dengan dunia spiritual dan sosial, Inay juga dikenal dengan gayanya yang modis dan modern. Ia tidak anti dengan hal-hal yang menyenangkan seperti belanja atau bergaul, namun tetap menjaga identitasnya sebagai perempuan mandiri dan religius. Inay adalah potret perempuan masa kini: berdaya, percaya diri, namun tetap membumi dan peduli terhadap sekitar.

Nama Inay adalah representasi dari perempuan yang memilih untuk tidak diam. Ia bergerak, ia bertumbuh, dan ia menginspirasi. Dalam setiap langkahnya, kita belajar bahwa hidup bukan tentang seberapa keras dunia menghantam, tetapi tentang bagaimana kita memilih untuk terus melangkah. Dengan semangat yang tak pernah padam, Haryani bukan hanya menjadi contoh, tapi juga penggerak harapan bagi banyak orang di sekitarnya.