Hari Kesehatan Nasional 2025: Bandung Dorong Transformasi Layanan dan Fokus Tekan TBC–Stunting

Avatar photo

Porosmedia.com, Bandung – Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 Tingkat Kota Bandung berlangsung khidmat pada Apel Pagi di Plaza Balai Kota Bandung, Senin, 24 November 2025. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, membacakan amanat resmi Menteri Kesehatan RI yang menekankan percepatan transformasi kesehatan sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045.

Amanat tersebut menegaskan bahwa tema “Generasi Sehat, Masa Depan Hebat” menjadi pengingat pentingnya mempersiapkan 84 juta anak Indonesia hari ini agar kelak menjadi generasi produktif di usia satu abad kemerdekaan.

Farhan menegaskan kembali pesan Menkes: “Kita mungkin tidak lagi menyaksikan matahari hangat pada 17 Agustus 2045. Namun kita berkewajiban memastikan anak-anak Indonesia memiliki masa depan yang sehat dan produktif.”

Enam Pilar Transformasi Kesehatan

Amanat Menkes menyoroti enam pilar strategis yang harus dikuatkan serentak:

1. Transformasi layanan primer – layanan dasar lebih cepat dan dekat.

2. Transformasi layanan rujukan – peningkatan mutu rumah sakit berbasis kompetensi.

3. Transformasi ketahanan kesehatan – kemandirian obat, vaksin, dan alkes dalam negeri.

Baca juga:  Fuad Rinaldi, IKA Muda Unpad, Tersinggung dengan Ucapan ‘Bodoh’ Susi Pudjiastuti: Minta Maaflah

4. Transformasi pembiayaan kesehatan – pembiayaan adil dan efisien, termasuk penguatan skema asuransi.

5. Transformasi SDM kesehatan – peningkatan kompetensi tenaga medis dan nakes.

6. Transformasi teknologi kesehatan – percepatan digitalisasi layanan.

Pemerintah pusat juga memberikan apresiasi kepada seluruh insan kesehatan, akademisi, dunia usaha, media, serta organisasi masyarakat yang terus menjaga kualitas layanan kesehatan nasional.

Pada kesempatan tersebut, Pemkot Bandung melaksanakan skrining kesehatan gratis serta meluncurkan logo baru Dinas Kesehatan Kota Bandung.

Fokus Kota Bandung: BPJS, TBC, dan Stunting

Usai apel, Wali Kota Farhan menegaskan bahwa tantangan pembiayaan layanan kesehatan yang semakin kompleks menjadikan BPJS Kesehatan sebagai instrumen vital bagi masyarakat.

Ia menekankan pentingnya kepatuhan membayar iuran untuk menjaga keberlanjutan layanan dan mempertahankan capaian Universal Health Coverage (UHC).

“Tingkat kepatuhan adalah kunci. Kami akan terus turun langsung ke kelurahan dan RW untuk mengedukasi masyarakat,” ujarnya.

Farhan juga mengakui peningkatan pemanfaatan BPJS membuat antrean rumah sakit semakin panjang. Namun, menurutnya, pemerintah telah menyiapkan sistem integrasi layanan yang akan mengarahkan pasien ke fasilitas dengan waktu tunggu lebih pendek.

Baca juga:  Kompetisi Sains Nasional (KSN) Tahun 2021,Diraih Oleh Siti Komariah Siswi SMAN 1 Cimahi

Selain itu, dua masalah kesehatan masyarakat yang menjadi prioritas Pemkot Bandung adalah tuberkulosis (TBC) dan stunting. Program Cek Kesehatan Gratis dari pemerintah pusat dinilai strategis untuk skrining dan deteksi dini kedua persoalan tersebut.

Sanitasi Dasar dan Infrastruktur Lingkungan

Farhan turut menyinggung rendahnya minat sebagian warga terhadap penggunaan septic tank komunal, padahal sanitasi dasar merupakan bagian penting dari pembangunan kesehatan.

Ia menyebut edukasi dan perbaikan infrastruktur menjadi langkah kunci. Pemkot juga melakukan penataan saluran air kotor melalui Bandung Urban Drainage Project (BUDP) serta perbaikan drainase warisan Belanda bekerja sama dengan PDAM.

Penataan sanitasi dasar ditargetkan bergerak signifikan dalam satu tahun ke depan.