Farhan Harus Tingkatkan PAD, Rp 7 Triliun Dinilai Belum Berdampak Signifikan bagi Ekonomi Warga

Avatar photo

Oleh: R. Wempy Syamkarya
Pengamat Kebijakan Publik dan Politik

Porosmedia.com – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, harus mampu berpikir lebih strategis dan progresif dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung. Angka Rp 7 triliun yang saat ini tercatat belum memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara luas. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah konkret dan terukur untuk mendorong transformasi fiskal sekaligus merubah paradigma sosial-ekonomi warga Bandung.

Berikut beberapa strategi penting yang patut menjadi prioritas:

1. Optimalisasi Efisiensi Pengumpulan Pajak

Pemerintah Kota Bandung harus memperkuat sistem administrasi perpajakan dengan:

Peningkatan kapasitas dan kualitas aparatur pemungut pajak.

Pemanfaatan teknologi digital seperti e-filing, e-billing, dan sistem pembayaran online untuk mempermudah wajib pajak dan memperkecil kebocoran.

Kolaborasi strategis dengan pihak ketiga seperti perbankan, fintech, dan institusi keuangan untuk memperluas basis data fiskal.

2. Penguatan Potensi Retribusi Daerah

Penyesuaian tarif retribusi perlu dilakukan secara cermat mengikuti dinamika inflasi dan kebutuhan pembangunan daerah. Selain itu:

Baca juga:  Paguron Pencak Silat Perisai Diri Diberi Pengetahuan Wawasan Kebangsaan

Diperlukan peningkatan kualitas layanan publik agar masyarakat merasa mendapatkan manfaat dari retribusi yang dibayarkan.

Penegakan sanksi administratif terhadap pelanggar yang menunggak pembayaran retribusi juga harus dilakukan secara konsisten.

3. Pengelolaan dan Pemanfaatan Aset Daerah

Pemkot Bandung harus mampu mengelola aset daerah secara lebih produktif dan profesional:

Inventarisasi dan penataan aset yang transparan dan akuntabel.

Pemanfaatan aset-aset tidur untuk dikomersialisasikan secara etis dan legal demi meningkatkan PAD.

Skema kerjasama pemanfaatan lahan dengan investor lokal dan nasional dapat menjadi alternatif akselerasi.

4. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) harus menjadi tulang punggung ekonomi Kota Bandung:

Pembinaan intensif terhadap UMKM untuk meningkatkan kualitas produk dan daya saing.

Fasilitasi akses pembiayaan, pelatihan digitalisasi usaha, serta perluasan pasar lokal hingga nasional.

Revitalisasi pasar rakyat dan kawasan ekonomi lokal juga harus dikedepankan.

5. Kerja Sama Antar Daerah dan Kawasan Industri

Pemerintah Kota Bandung harus mulai membangun jejaring kerja sama dengan daerah lain untuk memperkuat investasi dan perdagangan:

Baca juga:  Waspada, ini bahaya Aplikasi "Koin Jagat" yang lagi Viral

Pengembangan kawasan industri kreatif, teknologi, dan ekonomi khusus berbasis potensi lokal.

Peningkatan nilai tambah ekonomi melalui sinergi antarwilayah di sektor perdagangan, logistik, dan pariwisata.

Jika langkah-langkah di atas dapat dijalankan secara konsisten dan berkelanjutan dalam dua tahun masa kepemimpinan Farhan, saya yakin PAD Kota Bandung bisa meningkat dari Rp 7 triliun menjadi Rp 15 triliun. Hal ini sangat mungkin terjadi jika semua sektor bergerak sesuai tupoksinya, mulai dari Bappeda, Dinas Pariwisata, Dishub (Perparkiran), hingga BPKAD.

Peningkatan PAD yang sehat dan berkelanjutan akan berdampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat melalui ketersediaan sandang, pangan, dan papan yang lebih terjangkau serta inklusif.

Revitalisasi Kota Sebagai Destinasi Wisata

Bandung memiliki kekayaan potensi wisata urban yang belum tergarap maksimal:

Alun-alun Kota Bandung harus ditata menjadi ruang publik ikonik yang menghadirkan atraksi budaya, kuliner khas Sunda, dan kesenian lokal.

Kawasan Braga, Pasar Baru, dan situs-situs bersejarah perlu direvitalisasi agar wisatawan betah tinggal lebih lama, dari semula hanya 1 hari menjadi 2–3 hari.

Baca juga:  Ketua PLT. GRIB Jaya Depok, Afrianto : Klarifikasi Kasus penganiyaan dan status keanggotaan

Promosi wisata kreatif dan agenda seni budaya harus digalakkan agar menjadikan Bandung sebagai destinasi unggulan nasional maupun internasional.

Pemerintah Kota Bandung hanya tinggal memperkuat koordinasi lintas sektor, serta menjamin rasa aman dan nyaman bagi warga maupun wisatawan. Ini akan meningkatkan kepercayaan publik terhadap tata kelola pemerintahan.

Sebagai pengamat kebijakan publik dan politik, saya melihat potensi ekonomi Kota Bandung sangat menjanjikan. Jika dikelola secara profesional dan berbasis tata kelola yang bersih, maka Bandung bukan hanya menjadi kota layak huni, tetapi juga kota yang mampu menciptakan kemaslahatan sebesar-besarnya bagi rakyatnya.

Selamat bekerja, Kang Farhan.
Wujudkan Bandung Juara Lahir Batin.
Rakyat menunggu bukti, bukan sekadar janji.

R. Wempy Syamkarya
Pengamat Kebijakan Publik dan Politik