DPRD DKI Josephine Simanjuntak: Air Perpipaan PAM Jaya Jadi Kunci Mencegah Jakarta Tenggelam

Transformasi Perumda Air Minum Jaya Dorong Pengurangan Penggunaan Air Tanah

Avatar photo

Porosmedia.com, Jakarta – Anggota DPRD DKI Jakarta, Josephine Simanjuntak, menegaskan bahwa ancaman penurunan muka tanah di ibu kota tidak boleh dianggap remeh. Menurutnya, penggunaan air tanah secara masif dalam jangka panjang telah mempercepat amblesan permukaan tanah, sehingga meningkatkan kerentanan Jakarta terhadap banjir rob dan potensi tenggelam di masa depan.

Dalam kegiatan Sosialisasi Perda No. 4 Tahun 2021 bertema Peningkatan Pengawasan Produk Hukum Daerah di Jakarta Timur, Rabu (19/11/2025), legislator dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu menekankan bahwa solusi konkret untuk memperlambat laju penurunan tanah adalah dengan memperluas akses air perpipaan melalui PAM Jaya.

“Permukaan tanah Jakarta terus menurun dari tahun ke tahun. Peralihan dari air tanah ke air PAM merupakan langkah penting untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan keselamatan warga,” ujarnya.

Josephine yang duduk di Komisi C DPRD DKI Jakarta menambahkan, perubahan bentuk hukum PAM Jaya dari PDAM menjadi Perumda Air Minum Jaya adalah bagian dari strategi peningkatan kualitas layanan sekaligus penguatan aspek lingkungan. Transformasi ini, katanya, memberikan ruang lebih luas bagi modernisasi sistem distribusi air bersih dan percepatan pembangunan infrastruktur perpipaan.

Baca juga:  PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), Raksasa Tekstil Indonesia yang Pernah menjadi Kebanggaan

Meskipun sebagian besar rumah tangga di Jakarta sudah tersambung jaringan PAM, ia menilai perluasan sambungan baru tetap harus dipercepat untuk menekan ketergantungan terhadap air tanah yang selama ini menjadi sumber utama penurunan muka tanah.

Perwakilan PAM Jaya wilayah Jakarta Timur, Wendi, menegaskan bahwa perusahaan daerah tersebut menargetkan cakupan 100 persen layanan air bersih melalui sistem perpipaan pada tahun 2029. Upaya percepatan pemasangan sambungan baru terus dilakukan untuk mendorong warga beralih dari sumur bor atau sumur pantek.

Ketentuan dan Keringanan Biaya Sambungan Baru PAM Jaya:

Kategori Luas Bangunan Skema Biaya

2A1 < 28 m² Gratis
2A2 28–78 m² Gratis
2A3 70–170 m² Biaya awal Rp1,6 juta → Sekitar Rp600 ribu setelah keringanan

Wendi menjelaskan bahwa peningkatan jumlah sambungan perpipaan bukan hanya bertujuan memastikan suplai air bersih yang memadai, tetapi juga merupakan bagian dari strategi mitigasi jangka panjang untuk menekan laju penurunan muka tanah.

Sebagai bagian dari upaya memperluas layanan, PAM Jaya menjalankan berbagai program yang ditujukan untuk mempermudah masyarakat:

Baca juga:  Ragunan: Kebun Binatang Tertua Indonesia yang Tersandera Salah Kelola dan Krisis Konservasi

Program Sambung Kembali – Gratis bagi pelanggan yang ingin mengaktifkan kembali sambungan.

Kartu Air Sehat – Diskon tarif bagi kelompok pelanggan A1 dan A2, dari Rp1.200 menjadi Rp1.000 per m³.

Pemutakhiran Data Tarif – Penyesuaian struktur tarif untuk memastikan keadilan dan keberlanjutan pengelolaan air.

Menurut Wendi, hingga saat ini subsidi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk PAM Jaya mencapai Rp66 miliar, yang disalurkan terutama untuk kelompok pelanggan berpenghasilan rendah.

“Jika ditemukan wilayah dengan tekanan air rendah, PAM Jaya akan menindaklanjuti dengan langkah teknis sesuai kebutuhan. Komitmen kami adalah memastikan setiap warga menerima pasokan air yang layak,” tegasnya.