Buzz the noise to ignore the voice….!!! Waspada….!!! Distorsi dan bias informasi di era post truth.
Porosmedia.com — MDIF memang betul tidak ikut campur dalam politik keredaksian para media yang didanainya.
Yang ikut campur adalah ideologi di balik MDIF itu.
Lho apa itu sah sah saja….!!!
Opini pertama…..!!!
Lha, iya sah sah saja dong.
Termasuk sah sah saja kita menilai ideologi dan garis politik media yang menganut ideologi dan politik keredaksian media media yang didanai MDIF.
Opini kedua…!!!
Tugas media adalah mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Media jangan memecah belah rakyat Indonesia….!!!
Setiap koran, majalah atau ragam media, selalu punya angle atau sudut pandang peliputan peristiwa.
Nah, angle pemberitaan itu dipandu oleh ideologi atau orientasi politik media bersangkutan.
Inilah yang namanya mahzab politik media.
Dengan Mahzab politik makan tidak mungkin media jadi netral…..!!!
Inilah yang harus menjadi Perhatian bersama para anak bangsa….!!!
Pemilihan sudut pandang atau angle pemberitaan dalam meliput peristiwa sudah pasti tidak netral.
Tapi media meski tak netral harus tetap obyektif dalam cara kerja jurnalistiknya yang bertumpu pada 5 W 1H.
What, who, when, why dan how.
Nah, dalam posisi dan Situasi ini, rakyat-pun dituntut harus cerdas dalam memilah media informasi…..!!!
Jadi ketika Prabowo baru baru ini menyentil sebuah media yang didanai asing……!!!!
Prabowo langsung menembak para pemred aspek pendanaan asingnya…..!!!
Termasuk politik keredaksian dan pilihan angle beritanya dalam meliput peristiwa.
Maka dari itu memang perlu selalu diadakan forum dialog antar pemred seperti dulu.
Sebab media yang bereputasi bagus dan kredibel pun pasti punya mahzab.
Tempo dan Kompas beda mahzab. Kompas dan Sindonews beda mahzab. RMOL dan CNN Indonesia beda mahzab.
Dengan pertemuan berkala antara presiden dan para pemred, sebuah peristiwa yang sama bisa didiskusikan dari ragam angle atau sudut pandang peliputan yang berbeda.
Dalam perspektif inilah, Prabowo sebagai presiden mendapat ruang publik yang adil untuk menyampaikan sudut pandangnya kepada publik, yang luput dari liputan media, entah sengaja atau tidak.
Sebaliknya media massa yang beragam itu pun akan nampak, apakah fakta fakta hasil investigasinya itu pun benar benar sudah terverifikasi.
Sebab verifikasi data dan fakta liputan investigasi tak cukup hanya memberi liputan dua sisi alias cover both side.
Kalau dipikir-pikir ide membuat forum dialog berkala presiden dan para pemred, memang harus didukung…!!!
Jika memang benar benar profesional dan kompeten.
Maka yakinlah!, bahwa inisiatif macam ini sangat ditunggu oleh Prabowo yang sejatinya memang komunikatif dengan media.