Bandung Jadi Model Nasional, Menko PMK: Stop Pelatihan UMKM Asal-asalan!

Avatar photo

Porosmedia.com, Bandung, 21 Juni 2025 – Kota Bandung resmi dinyatakan sebagai percontohan nasional dalam peningkatan level Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) oleh Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat RI, Muhaimin Iskandar. Pernyataan ini disampaikan saat ia meninjau langsung program Perintis Berdaya di kawasan ikonik Jalan Braga, Sabtu (21/6/2025).

Dengan nada tegas, Muhaimin menyatakan bahwa pelatihan UMKM di Indonesia tidak boleh lagi bersifat formalitas. Ia mendesak seluruh pelatihan yang dilaksanakan kementerian dan lembaga harus memiliki standar yang teruji, sistematis, dan terukur dampaknya.

“Saya nyatakan dari Bandung: pelatihan UMKM tidak boleh lagi asal-asalan. Harus terintegrasi dari pelatihan, pendampingan, hingga kemandirian. Jangan lagi jadi proyek instan,” tandasnya.

Pernyataan Muhaimin menjadi semacam teguran halus namun tajam kepada berbagai program kementerian dan pemerintah daerah yang selama ini hanya menggugurkan kewajiban melalui pelatihan seremonial tanpa hasil nyata di lapangan.

Ia menambahkan bahwa pemerintah tidak punya waktu dan anggaran untuk program-program yang tidak berdampak.

“Kita tak bisa terus bergantung pada negara lain. Kemandirian ekonomi dimulai dari UMKM yang kuat. Tapi kekuatan itu tidak bisa tumbuh dari pelatihan yang dangkal,” ujarnya.

Baca juga:  Peserta “Run for Humanity 2025” Padati Balai Kota Bandung

Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Perlindungan Pekerja Migran, Leontinus Alpha Edison, menyebut program Perintis Berdaya sebagai langkah konkrit dan berbasis data. Dari 1.700 pelaku usaha yang mendaftar, hanya 65 pelaku UKM dan koperasi yang terpilih untuk mendapat pelatihan, inkubasi bisnis, dan mentoring langsung dari praktisi industri.

“60% pelaku usaha masih memproduksi secara manual. Tingkat digitalisasi dan pemanfaatan teknologi di sektor UMKM masih sangat rendah. Ini pekerjaan rumah besar kita,” katanya.l

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyambut baik inisiatif ini dan menyatakan kesiapan Kota Bandung sebagai pusat pengembangan UMKM berbasis inovasi.

“Bandung punya infrastruktur, komunitas kreatif, dan semangat kolaborasi. Perintis Berdaya sangat relevan dengan visi kami sebagai creative hub nasional,” kata Farhan.

Ia pun mengapresiasi pemilihan Braga Pendek sebagai lokasi showcase UMKM.

“Braga bukan hanya destinasi sejarah, tapi ruang hidup di mana budaya, ekonomi, dan kreativitas berpadu,” tambahnya.

Empat Pilar, Banyak Tantangan

Program Perintis Berdaya dibangun di atas empat pilar utama:

Baca juga:  Jurnalisme Bukan Pelengkap Kekuasaan: Menjawab Arogansi Komunikasi Gubernur Dedi Mulyadi

1. Berdaya Bersama – penguatan kapasitas lewat pelatihan berkelanjutan.

2. Berdaya Berusaha – mendorong naik kelas pelaku UMKM.

3. Berdaya Finansial – memperluas akses permodalan.

4. Berdaya Global – membuka pasar internasional serta perlindungan pekerja migran.

Namun, tantangan di lapangan tetap besar: dari inkonsistensi kebijakan lintas kementerian, rendahnya literasi digital pelaku usaha, hingga minimnya keberpihakan sistem keuangan terhadap usaha mikro.

Jika tidak dikawal dengan pendekatan lintas sektor yang serius dan konsisten, program ini berpotensi terjebak menjadi proyek branding semata. Yang dibutuhkan adalah political will, kesinambungan kebijakan, serta pengawasan publik.