Abah Landoeng: Menjelang Satu Abad Usia, Tetap Tegar Menyapa Dunia

Avatar photo

Porosmedia.com, Bandung, Mei 2025 — Usia boleh menua, tapi semangat tidak pernah lapuk. Itulah potret Abah Landoeng (99), tokoh kharismatik Jawa Barat lintas generasi, yang baru saja kembali ke rumah setelah dirawat di RS Mitra Kasih, Kota Cimahi, karena kelelahan pasca audiensi bersama DPRD Kota Bandung bersama Paguyuban BANDUNGARIUNG.

Dalam keterangannya via telepon kepada redaksi, Abah menyampaikan rasa terima kasihnya kepada tim medis yang merawatnya dengan penuh perhatian. “Abah sudah baikan sekarang mah. Para dokter di RS Mitra Kasih sungguh pada baik sama Abah dan keluarga, terima kasih Abah ucapkan,” ucapnya tulus pada 27 Mei 2025.

Di usia senja, Abah Landoeng tetap aktif dan menjadi figur inspiratif. Ia bukan hanya dikenal sebagai veteran Pembela Kemerdekaan dalam operasi Dwi Kora—yang diganjar Piagam Tanda Kehormatan dari Kementerian Pertahanan RI pada November 2024—tetapi juga ikon moral antikorupsi lewat slogan yang ia gaungkan bertahun-tahun: “Jujur itu Hebat!”

Dari Dago ke Belanda: Kisah Hidup dalam Sejarah Dunia

Baca juga:  "Tak Lagi Eksis! Ini Kabar Terbaru Wingky Harun, Pemeran Kalagondang Misteri Gunung Merapi"

Kiprah Abah Landoeng bahkan menembus batas negara. Namanya tercantum dalam buku sejarah terbitan Dutch Resistance Museum di Amsterdam berjudul “The Former Dutch Colonies: From World War Two to Independence”. Ia diangkat sebagai salah satu penyintas kerja paksa romusha oleh Jepang di kawasan Dago, Bandung pada era 1942–1945.

Dengan segala keterbatasannya, Abah masih aktif menjalin komunikasi dengan para peneliti dan jurnalis internasional. Diberitakan bahwa pada pertengahan Juni 2025 mendatang, ia akan menerima kunjungan dari sedikitnya tiga wartawan luar negeri, termasuk dari Jepang, untuk wawancara tahunan menjelang 17 Agustus.

“Semoga saja prosesnya nanti lancar,” ujar Abah seraya menyiratkan harapan agar suaranya terus bergema, menjadi pengingat sejarah dan moral bagi generasi penerus.

Menjelang Satu Abad: Rindu Komunitas, Batasi Gerak

Meski kondisi kesehatannya mulai menurun, semangat Abah untuk tetap hadir di tengah masyarakat tak pernah padam. “Suka ada perasaan rindu ingin berkumpul bersama rekan-rekan di berbagai komunitas,” ungkapnya, namun di saat yang sama ia menyadari perlunya menjaga stamina. “Apa daya Abah harus juga membatasi kegiatan akhir-akhir ini.”

Baca juga:  diterima langsung Brigjen TNI (Pur) Darmawi Chaidir, Abah Landoeng bawa selembar Foto Copy Penghargaan relawan Guru Dwikora

___________

Catatan: Nama Abah Landoeng sudah melekat kuat dalam sejarah sosial-politik dan budaya masyarakat Jawa Barat. Kehadirannya menjelang usia satu abad bukan hanya menjadi momen refleksi, tapi juga simbol keteguhan nilai, integritas, dan kecintaan terhadap negeri yang tidak pudar oleh waktu.

Ganbate, Abah! — Semangatmu adalah warisan tak ternilai bagi kami semua.