Berita  

Pantai Selatan Jabar Menjadi Pintu Masuknya Penyelundupan Narkotika

Avatar photo
Foto via: Idntimes.com

Porosmedia.com Kepolisian baru saja merilis penangkapan satu ton sabu yang dilakukan lima tersangka penyelundupan narkotika di perairan Kabupaten Pangandaran. Tangkapan ini pun jadi yang terbesar di awal 2022.

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Krisno Halomoan Siregar mengatakan, wilayah Jawa Barat (Jabar) kerap menjadi tempat berlabuh oknum yang hendak menyelundupkan narkotika. Setelah sampai di daerah barang tersebut kemudian diedarkan ke banyak daerah.

Menurut Krisno, laut kini dijadikan oleh para pelaku untuk menyelundupkan narkotika dalam jumlah besar. Di Jabar, biasanya jalur di Pantai Selatan dijadikan sebagai lokasi penyelundupan. Selain kasus di Pangandaran baru-baru ini, sempat terungkap upaya penyelundupan di Ujung Genteng pada tahun 2012 lalu.

“Pantai selatan Jabar secara tradisional itu memang jadi udah lama kita menemukan Pantai Selatan Jabar itu sebagai tempat masuk. Jadi saya kira Jabar ini harus jadi atensi untuk pintu masuk,” kata dia ditemui di Pusdik Intelijen, Kabupaten Bandung, Kamis .Dilansir dari idntimes (24/3/2022).

Penyelundupan Narkotika Jalur Laut Memang Lebih Mudah

Penyelundupan Narkotika Jalur Laut Memang Lebih Mudah
Barang bukti satu ton lebih itu diperlihatkan di Pusdik Intelijen, Jalan Cipatik, Kabupaten Bandung,foto via:Kompas.com/Agie permadi

Krisno menambahkan, tingginya angka penyalahgunaan narkotika di Indonesia menjadi sasaran bagi para pelaku untuk melakukan penyelundupan. Selain jalur laut secara kapal ke kapal, penyelundupan ini juga bisa memakai kargo di luat, atau kontainer.

Baca juga:  Di Tengah Sidang IPU, Puan Sampaikan Duka Atas Jatuhnya Pesawat di China

“Ya, jadi untuk penyelundupan narkotika dalam jumlah besar, analisis kita itu memang paling banyak melalui jalur laut,” kata dia.

Koordinasi Dengan Bakamla Awasi Pergerakan Mencurigakan di Perairan

Sebagai upaya mencegah penyelundupan melalui jalur laut, Krisno mengatakan, polisi terus menjalin kerja sama dengan instansi terkait seperti Dirjen Bea Cukai hingga Badan Kemananan Laut (Bakamla). Bagaimanapun, pencegahan penyelundupan harus melibatkan instansi selain kepolisian.

“Tidak menutup kemungkinan akan dilakukan join operation. Karena penegakan hukum narkoba ini yang merupakan musuh bersama tidak dapat dilakukan oleh satu institusi,” tandas dia.

Jaringan Internasional Timur Tengah Coba Edarkan Narkotika di Indonesia

Terkait penangkapan sabu 1 ton yang dikirimkan dari kawasan Timur Tengah, Krisna mensinyalir adanya kolaborasi berbagai sindikat narkotika internasional untuk menyelundupkan dan mengedarkan narkotika di Indonesia.

Dia mencontohkan, beberapa waktu lalu Bareskrim sempat mengungkap upaya penyelundupan narkotika di perairan Aceh yang diyakini barang buktinya berasal dari Afganistan. Kemudian, pernah pula terungkap adanya keterlibatan warga negara Iran, Malaysia hingga Nigeria dalam penyelundupan narkotika. Mereka diyakini jadi bagian dari sindikat internasional Timur Tengah.

Baca juga:  Dua Rumah Makan di Cigendel Pamulihan Kab. Sumedang Ambruk Tergerus Longsor

“Kita juga dapat menyebut ini adalah sindikat Timur Tengah,” ucap dia.

Saat ini kepolisian masih mendalami peran sindikat tersebut. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah strategi seperti pencegahan melalui diseminasi informasi.

Kemudian, upaya rehabilitasi kepada para pecandu dan penyalah guna narkotika. Lalu, terakhir yakni dengan proses penegakan hukum.

“Kalau orang sakitnya tidak disembuhkan, itu jadi market. Jadi komperhensif ketiga upaya tersebut lah strateginya,” pungkas dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *