Porosmedia.com – Selama ini, publik percaya bahwa berlian adalah batu mulia paling langka dan paling berharga di dunia. Namun, fakta geologis menunjukkan sebaliknya. Berlian sebenarnya tidak sejarang yang selama ini kita bayangkan. Yang menjadikannya tampak eksklusif dan bernilai tinggi justru adalah hasil dari kontrol pasokan dan strategi pemasaran global yang sangat terorganisir—digerakkan oleh sejumlah perusahaan raksasa dan, kabarnya, didukung oleh keluarga-keluarga elit dunia seperti Rothschild.
Sejak awal abad ke-20, jaringan bisnis global seperti De Beers telah memonopoli hampir seluruh rantai pasokan berlian, mulai dari tambang hingga pasar ritel. Alih-alih menjual semua berlian yang mereka tambang, perusahaan-perusahaan ini secara sistematis menahan sebagian besar stok dan hanya melepas jumlah terbatas ke pasar. Tujuannya jelas: menciptakan kesan kelangkaan dan menjaga harga tetap tinggi.
Yang paling fenomenal adalah kampanye pemasaran “A Diamond is Forever”—sebuah strategi komunikasi yang dibangun bukan atas dasar fakta geologis, melainkan kebutuhan untuk mengasosiasikan berlian sebagai simbol cinta abadi. Kampanye ini sukses besar. Persepsi publik berubah. Berlian tidak lagi sekadar batu, melainkan lambang status, cinta, dan komitmen yang tak tergantikan. Padahal, dalam realitas geologis, berlian lebih mudah ditemukan dibandingkan batu mulia lain seperti ruby atau zamrud.
Kisah di balik kejayaan berlian adalah contoh kuat tentang bagaimana nilai sebuah komoditas sering kali dibentuk bukan oleh kelangkaannya, tetapi oleh narasi yang dikendalikan oleh segelintir elite yang memiliki akses atas produksi, distribusi, dan media.
Kasus berlian membuka mata kita bahwa dalam ekonomi pasar modern, persepsi bisa menjadi alat yang lebih kuat dari kenyataan itu sendiri. Sebuah pelajaran penting bagi konsumen masa kini untuk lebih kritis terhadap apa yang mereka beli—dan mengapa mereka membelinya.
Referensi:
Edward Jay Epstein, The Diamond Invention
BBC Future, “The Real Price of Diamonds”
The Atlantic, “Have You Ever Tried to Sell a Diamond?”
History Channel, De Beers and the Illusion of Scarcity