Porosmedia.com — Muhammad Farhan, yang dikenal luas sebagai penyiar radio dan pembawa acara televisi, kini menjabat sebagai Wali Kota Bandung periode 2025–2030. Perjalanan kariernya yang unik dari dunia hiburan ke panggung politik mencerminkan semangat transformasi dan dedikasi untuk melayani masyarakat.
Latar Belakang dan Pendidikan
Lahir di Bogor pada 25 Februari 1970, Farhan menghabiskan masa kecil dan pendidikannya di Bandung. Ia menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah di kota ini, kemudian melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran. Farhan juga mengikuti program fellowship di Harvard Business School dan MIT Sloan School of Management, memperkaya wawasan dan kepemimpinannya.
Karier Profesional dan Politik
Farhan memulai kariernya di dunia penyiaran pada tahun 1995, bekerja di berbagai stasiun radio nasional seperti KLCBS, Mustang FM, Hard Rock FM, dan Delta FM. Ia juga dikenal sebagai pembawa acara televisi yang populer. Selain itu, Farhan pernah menjabat sebagai Direktur PT Persib Bandung Bermartabat pada 2009–2016, menunjukkan kepeduliannya terhadap dunia olahraga dan komunitas lokal.
Pada 2019, Farhan terjun ke dunia politik dan terpilih sebagai anggota DPR RI dari Partai NasDem, mewakili daerah pemilihan Jawa Barat I. Selama masa jabatannya, ia aktif dalam penyusunan kebijakan strategis dan legislasi yang berdampak luas bagi masyarakat.
Kepemimpinan sebagai Wali Kota Bandung
Farhan dilantik sebagai Wali Kota Bandung pada 20 Februari 2025, berpasangan dengan Wakil Wali Kota Erwin. Dalam kepemimpinannya, Farhan mengusung visi “Bandung UTAMA” yang mencakup lima pilar utama: Unggul, Terbuka, Amanah, Maju, dan Agamis.
1. Unggul
Farhan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan prestasi kota, termasuk memberikan dukungan penuh kepada klub sepak bola Persib Bandung untuk meraih kejuaraan nasional.
2. Terbuka
Ia mendorong terciptanya sistem transportasi publik yang aman, nyaman, dan inklusif melalui pengembangan Bus Rapid Transit (BRT) serta kebijakan berbasis transparansi dan partisipasi publik.
3. Amanah
Farhan menekankan pentingnya pendidikan sebagai fondasi utama dalam membentuk masyarakat yang berintegritas, serta mendukung penelitian dan pengabdian masyarakat sebagai bagian dari pembangunan kota.
4. Maju
Ia berfokus pada pembangunan ekonomi dan infrastruktur yang merata untuk meningkatkan daya saing kota, termasuk pengembangan wilayah Bandung Timur dengan membangun New Alun-alun of Bandung dan Techno Policity.
5. Agamis
Farhan berupaya membentuk karakter warga kota yang agamis, moderat, dan toleran, mencerminkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.
Program Prioritas
Dalam 100 hari pertama kepemimpinannya, Farhan menargetkan penyelesaian masalah krusial di Kota Bandung: sampah, kemacetan, dan inflasi. Ia menerapkan regulasi pemilahan dan jadwal pengangkutan sampah, serta mendorong peningkatan penggunaan transportasi umum hingga 20% untuk mengurangi kemacetan.
Selain itu, Farhan meluncurkan program “Bandung Nyaah Ka Indung” yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan kaum ibu, khususnya mereka yang hidup dalam kondisi kurang beruntung.
Pendekatan Inovatif dan Inklusif
Farhan dikenal dengan pendekatan kepemimpinan yang terbuka, inklusif, dan berbasis kolaborasi. Ia memanfaatkan latar belakangnya di dunia penyiaran dengan melakukan siaran keliling di seluruh radio lokal Bandung untuk mendengarkan aspirasi warga secara langsung.
Dukungan dan Harapan
Kepemimpinan Farhan mendapat dukungan dari berbagai kalangan. Guru Besar Universitas Padjadjaran, Prof. Muradi, menilai bahwa Farhan berada dalam jalur yang tepat dalam menuntaskan masalah kota, terutama sampah dan kemacetan.
Dengan latar belakang yang beragam dan pendekatan yang inovatif, Farhan berupaya menjawab tantangan kota dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kepemimpinannya diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda dan membawa perubahan positif bagi Bandung.