Farhan Genjot Akselerasi Penanganan Sampah Kota Bandung, Prioritaskan Fasilitas Ramah Lingkungan

Avatar photo

Porosmedia.com, Bandung, 16 Mei 2025 — Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan komitmennya untuk mempercepat penanganan persoalan sampah sebagai prioritas utama dalam program 100 hari kerjanya. Sejak dilantik pada 20 Februari 2025, isu persampahan menjadi sorotan publik dan menjadi tantangan serius yang harus segera ditangani.

“Persoalan sampah ini tidak bisa ditunda lagi. Kita harus bergerak cepat, sistematis, dan berkelanjutan,” kata Farhan dalam keterangan resminya, Jumat (16/5).

Salah satu langkah konkret yang sedang berjalan adalah pembangunan fasilitas pengolahan sampah organik di wilayah Gedebage. Farhan menegaskan bahwa fasilitas ini sepenuhnya dikhususkan untuk pengolahan sampah organik, tanpa menggunakan teknologi insinerator yang menuai kontroversi.

“Di Gedebage tidak ada insinerator. 100 persen untuk pengolahan sampah organik,” tegasnya.

Di sisi lain, Pemkot Bandung juga sedang merintis pengoperasian 15 titik insinerator skala kecil untuk menangani residu sampah yang tidak bisa didaur ulang. Saat ini, tiga unit insinerator telah beroperasi—dua di kawasan Ciwastra dan satu di Bandung Kulon. Sementara itu, 12 titik lainnya masih dalam tahap pembangunan dan pengkajian dampak lingkungan.

Baca juga:  Manfaat Chia Seed Bagi Kesehatan, Manjur Untuk Diet!

Tak hanya fokus pada teknologi, Farhan juga menekankan pentingnya perubahan budaya masyarakat dalam pengelolaan sampah. Pemkot Bandung akan meluncurkan strategi baru dalam penguatan program Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan) dan Buruan Sae pada akhir Mei 2025.

“Pelatihan akan digalakkan dengan melibatkan RW-RW yang sudah terbukti sukses menjalankan program. Mereka akan berbagi praktik baik ke RW lainnya,” ujarnya.

Dengan pendekatan ini, Farhan berharap masyarakat tidak lagi terlalu bergantung pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) atau Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) dalam urusan pengelolaan sampah.

“Kita butuh gerakan kolektif. Pelibatan masyarakat adalah kunci utama percepatan pengurangan sampah dari sumbernya,” tandasnya.

Penanganan sampah menjadi isu strategis yang akan menentukan keberlanjutan tata kota Bandung ke depan. Di tengah keterbatasan lahan dan tingginya volume sampah harian, Farhan menilai percepatan inovasi dan partisipasi publik merupakan dua elemen krusial yang tak bisa ditawar.

(Redaksi Porosmedia)