Maranatha Job Fair 2025: Sinergi atau Seremonial?

Avatar photo

Porosmedia.com, Bandung – Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, dalam sambutannya saat membuka Maranatha Job Fair 2025, menyampaikan bahwa penanggulangan pengangguran membutuhkan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan perguruan tinggi. Namun, pertanyaannya: sejauh mana sinergi ini benar-benar berjalan efektif?

Statistik Turun, Tapi Tantangan Masih Besar

Erwin menyebut pengangguran bukan sekadar angka statistik, melainkan potret harapan masyarakat. “Kami menargetkan TPT Kota Bandung bisa ditekan hingga 6,5–6,9 persen di tahun 2025,” ujarnya optimistis.

Namun, meskipun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan TPT dari 8,84% (2023) menjadi 7,40% (2024), realitas di lapangan menunjukkan dinamika yang lebih kompleks. Banyak lulusan perguruan tinggi dan SMK di Bandung yang masih berjuang mendapatkan pekerjaan layak—terjebak dalam status underemployed atau bekerja tidak sesuai kompetensi.

Job Fair: Solusi Sementara atau Gimmick Tahunan?

Acara ini diikuti 21 perusahaan dan menawarkan 700 posisi kerja selama dua hari (8–9 Mei 2025). Namun publik patut bertanya: apakah 700 posisi ini benar-benar berbanding lurus dengan jumlah pencari kerja di Bandung yang mencapai puluhan ribu setiap tahunnya?

Baca juga:  Kasad Jenderal Maruli Simanjuntak M.Sc : Seluruh Jajaran Kodim se-Indonesia melaksanakan Karya Bhakti

Sejauh ini belum ada evaluasi resmi yang menyatakan seberapa besar tingkat keberhasilan job fair semacam ini dalam menyerap tenaga kerja secara nyata. Minimnya publikasi data pasca-kegiatan membuat transparansi dan akuntabilitas program serupa patut dipertanyakan.

Inklusivitas dan UMKM: Sekadar Catatan Pidato?

Erwin menyebut komitmen pada pemberdayaan UMKM dan kelompok disabilitas. Namun, hingga kini, belum tampak adanya affirmative action konkret dari Pemkot Bandung dalam bentuk regulasi, insentif, atau program pelatihan masif yang melibatkan pelaku UMKM maupun pencari kerja disabilitas secara sistematis.

Program pelatihan dan fasilitasi wirausaha yang diklaim Pemkot kerap terkendala anggaran, jangkauan peserta, serta keberlanjutan program pasca-pelatihan.

Catatan dari Dunia Akademik: Sebagian Alumni Jadi Founder

Rektor Universitas Kristen Maranatha, Prof. Frans Umbu Datta, menekankan bahwa kampusnya berkomitmen mencetak job creator, bukan semata jobseeker. Berdasarkan survei internal kampus, 7,63 persen lulusan 2024 menjadi wirausahawan, sebagian besar adalah pendiri usaha sendiri.

Namun, perlu dicermati: bagaimana validitas data survei ini? Dan apakah model wirausaha alumni tersebut telah menciptakan lapangan kerja untuk orang lain, atau sekadar bertahan di level usaha mikro?

Baca juga:  Diskominfo Kota Cimahi Berupaya Tingkatkan Penyebaran Informasi dan Komunikasi Pada Masyarakat Optimalkan Media Sosial

Kesimpulan: Momentum Baik, Tapi Perlu Aksi Nyata

Maranatha Job Fair 2025 adalah langkah positif dalam menjembatani dunia pendidikan dengan dunia kerja. Tetapi seperti banyak inisiatif pemerintah lainnya, publik menuntut evaluasi terukur, dampak konkret, serta komitmen lintas sektor yang tidak berhenti di panggung seremonial.

Pemerintah Kota Bandung harus memastikan bahwa setiap kegiatan job fair bukan hanya menjadi agenda tahunan, tetapi bagian dari kebijakan ketenagakerjaan yang progresif, inklusif, dan berkelanjutan.