Porosmedia.com, Bandung – Sebanyak 16 penyair muda kelahiran 1990 – Sampai 2000 awal, senin 24 pebruari 2025 berkumpul di Gedung Indonesia Menggugat,meluncurkan Antologi puisi ekologi berjudiul “Kemarau di Surga”.
Para penyair yang terhimpun dalam komunitas Kuluwung ini aktif di berbagai kegiatan sosial, termasuk peduli soal ekologi
Menurut ketua komunitas Kuluwung, Diwan Masnawi, penerbitan antologi puisi ini diharapkan dapat menjadi narasi tandingan atas arus besar itu, sehingga kita lebih sadar, lebih mafhum atas kondisi tersebut, yang tidak dinyana menuju ambang kepunahan massal.
“Kita perlu menarik tuas rem bagi sejarah yang melaju terlalu cepat, dan terlalu ugal-ugalan,” ujar Diwan seraya menyampaikan bahwa secara pelan-pelan melihat diri, dari diri kecil (jiwa/kesadaran) hingga diri besar (semesta/kosmos), untuk kemudian memulihkan apa-apa yang telah kita lukai.
Dalam acara peluncuran buku Antologi Kemarau di Surga, hadir pula Penyair senior Acep Zamzam Noor, budayawan Hawe Setiawan, Rektor IAIL suryalaya Asep Salahudin Dan Pepep Dw. (Matdon)