Hikmah Puasa belajar dari Ulat yang menjadi Kupu-kupu

Avatar photo

Porosmedia.com – PUASA bukan melulu monopoli manusia. Beberapa binatang dalam fase tertentu dalam kehidupannya dijalani dengan puasa dengan ketentuan tertentu. Salah satunya ulat yang berubah menjadi kupu-kupu. Ternyata, pada puasanya ulat menjadi kupu-kupu kupu tersebut terkandung hikmah. Apa saja hikmah puasanya ulat? Yuk. kita simak di bawah ini!

PERINTAH puasa adalah dari Allah,

* “Wahai orang-orang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Q.S. Al-Baqarah: 183).

Beberapa binatang pada fase tertentu dalam hidupanya dijalani dengan puasa dengan ketentuan yang berbeda. Ada yang dilakukan secara terpaksa karena kekurangan makanan, atau kerasnya habitat hidup seperti musim panas dan musim dingin yang terlalu.

Dengan kata lain, secara sunnatullah berpuasa itu tidak hanya diwajibkan bagi orang beriman. Beberapa binatang pun melakukan puasa sebelum mendapatkan kualitas dan kelangsungan hidupnya. Contoh, ulat sebelum menjadi kupu-kupu dan ular.

Ketika saatnya tiba, binatang-binatang itu pun harus berpuasa karena kebutuhan untuk kelangsungan hidupnya. Kisaran waktu ular berpuasa beraneka ragam. Sebagian ular berpuasa hingga 2 -3 bulan. Sementara itu, ulat membutuhkan waktu kira-kira 5 pekan untuk berpuasa.

Baca juga:  Peduli Palestina, Anggota DPRD Kota Cimahi Euis Isop Romaya Ikut Aksi Longmarch di Alun-alun Cimahi

Ulat termasuk hewan rakus. Sebab, hampir sepanjang waktunya dihabiskan untuk makan. Begitu bosan makan, ulat melakukan perubahan dengan cara berpuasa untuk mengubah kualitas hidupnya. Maka, ulat mengasingkan diri, badannya dibungkus rapat dan tertutup dalam kepompong sehingga tak mungkin lagi melampiaskan hawa nafsu makannya. Setelah berminggu-minggu puasa, keluarlah dari kokon seekor makhluk baru yang sangat indah bernama kupu-kupu.

Ketika menjadi kupu-Kupu, jadilah ia mahluk yang indah, hinggap di dahan dan tidak pernah ada dahan yang patah karena dihinggapi kupu-kupu. Kupu-kupu terbang kian kemari membantu proses penyerbukan tanaman, hanya memakan makanan yang baik untuk dirinya. Pendek kata setelah menjalani “Puasa” maka jadilah ia mahluk yang banyak memberi manfaat bagi mahluk lainnya.

Adapun hikmah yang bisa diambil dari puasanya ulat menjadi kupu-kupu adalah yang berikut ini.

✅ Sebelum berpuasa namanya ulat, setelah berpuasa namanya menjadi kupu-kupu.

✅ Sebelum berpuasa, makanan ulat adalah daun. Setelah berpuasa, kupu-kupu makanannya nektar bunga.

✅ Sebelum berpuasa bentuk ulat menjijikkan, setelah berpuasa bentuk kupu-kupu menjadi indah.

Baca juga:  Cara Mengatasi Kecemasan dan Depresi Menurut Islam, Berikut Bacaan Doa dan Artinya

✅ Sebelum berpuasa sifat ulat rakus, setelah berpuasa makan kupu-kupu pilih-pilih.

✅ Sebelum berpuasa, ulat berjalan dengan perut setelah berpuasa, kupu-kupu bisa terbang.

✅ Sebelum berpuasa, ulat menjadi musuh petani, setelah berpuasa kupu-kupu menjadi pembantu petani dalam penyerbukan.

Itulah sebuah metamorfosis dalam istilah biologi dan dalam bahasa manusianya sedang menjalani puasa, ulat menjauhkan diri darimakan dan minum, menutup dirinya dari hiruk pikuk kehidupan dunia. Ulat yang sedang berpuasa begitu mirip dengan cara kita beriktikaf, yaitu merenung diri dan melakukan pertobatan sehingga keluar menjadi kupu-kupu yang indah, disayang semua orang dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

Itulah barangkali salah satu gambaran dan harapan puasa Ramadhan yang dilakukan oleh orang-orang beriman. Kita, umat manusia yang banyak berbuat salah dan dosa, hendaknya bisa belajar dari ulat yang berubah menjadi kupu-kupu.

Dengam berpuasa, manusia mengubah diri menjadi manusia yang bertakwa dan disayang Allah, sebagaimana firman-Nya (yang artinya), “Dan, hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (QS Al-Furqan: 63).

Baca juga:  Hijrah secara Totalitas dari Kemaksiatan menuju Ketaatan

Orang yang berhasil dalam pusanya, akan memilih makanannya dari yang halal dan yang baik-baik saja, layaknya kupu-kupu yang hanya memilih sari madu bunga sebagai makanannya. Orang yang berpuasa dan mukmin sejati, akan senantiasa menjauhkan diri dari yang haram, baik makanannya maupun perbuatannya, sebagaimana firman Allah ini (yang artinya), “Hai sekalian manusia! Makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sebab, sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (Q.S. Al-Baqarah: 168).

Semoga ALLAH ridha menganugerahkan kepada kita semua : Kesehatan, keselamatan, rahmat (kasih sayang-Nya), berkah (bertambahnya kebaikan), ampunan atas dosa-dosa kita, umur panjang dan rezeki halal serta kemudahan mengarungi kehidupan…_*