Porosmedia.com – Saudaraku, Apa yang membuat kita masih dihormati? Karena Allah Azza wa Jalla menutup semua aib dan keburukan kita…
Muhamad bin Waasi’ rahimahullah berkata,
لو كان للذنوب ريح ما جلس إلي أحد
“Seandainya dosa-dosa itu ada baunya maka tidak seorangpun yang mau duduk bersamaku.”
Salah satu sifat Allah Azza wa Jalla adalah Al Hafidz. Allah Maha Menjaga, Maha Memelihara,
فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ مَا أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَيْكُمْ وَيَسْتَخْلِفُ رَبِّي قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلا تَضُرُّونَهُ شَيْئًا إِنَّ رَبِّي عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ (٥٧
فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ مَا أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَيْكُمْ وَيَسْتَخْلِفُ رَبِّي قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلا تَضُرُّونَهُ شَيْئًا إِنَّ رَبِّي عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ (٥٧
فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ مَا أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَيْكُمْ وَيَسْتَخْلِفُ رَبِّي قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلا تَضُرُّونَهُ شَيْئًا إِنَّ رَبِّي عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ (٥٧
“Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat membuat mudharat kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pemelihara segala sesuatu.”
(QS. Hud: 57)
Saudaraku,
Persoalan hidup adalah ketika ditolong Allah Azza wa Jalla atau tidak. Berat atau tidaknya persoalan adalah sejauh mana Allah Azza wa Jalla menolong. Semua persoalan sepenuhnya ada dalam genggaman Allah Azza wa Jalla…
Jangan takut dimarahi orang, tapi takutlah ketika dimarahi oleh Allah Azza wa Jalla. Jangan takut tidak dipedulikan orang, tapi takutlah ketika tidak dipedulikan oleh Allah Azza wa Jalla…
Kita tidak tahu rezeki kita berada di mana, tapi rezeki kita tau kita berada di mana…
Saudaraku,
Tingkatan hidayah atau pemeliharaan Allah Azza wa Jalla meliputi:
1. Insting
2. Indera
3. Akal
4. Nikmat iman (inilah bentuk pemeliharaan Allah Azza wa Jalla yang paling besar, bisa tembus sampai akhirat)
Lebih baik sibuk bersyukur atas apa yang ada daripada sibuk memikirkan yang tidak ada…
Adapun bentuk pemeliharaan Allah Azza wa Jalla yaitu:
1. Disulitkan berbuat maksiat walau dia ingin melakukannya (tidak jadi berzina, tidak jadi korupsi)
2. Dimudahkan untuk taat (dimudahkan bersedekah, dimudahkan shalat malam)
3. Selalu dibuat memiliki ketergantungan kepada Allah Azza wa Jalla (ada saja persoalan yang menjadikan kita mengadu kepada Allah Azza wa Jalla).
Semua persoalan hanyalah perangkat untuk taqarub ilallah, mendekat dengan Allah Azza wa Jalla, dan kita tidak diminta untuk menyelesaikan sendiri, Allah Azza wa Jalla yang menyelesaikannya…
Saudaraku,
Senantiasa berbuat baiklah bukan untuk disukai oleh orang lain, melainkan untuk disukai oleh Allah Azza wa Jalla…
Kalau kita dihina, maka janganlah membalas pula dengan hinaan. Buat apa sekolah tinggi-tinggi, berilmu pengetahuan dan terpelajar kalau hanya meniru keburukan.
Mengadulah hanya kepada Allah Azza wa Jalla bahkan hingga berurai air mata. Setiap ada persoalan hidup dan kehidupan, berbicara dan mengadulah kepada Allah Azza wa Jalla dulu. Jangan sampai setiap ada persoalan hidup dan kehidupan atau suatu nikmat yang diingat pertama kali adalah update status…
Saudaraku,
Beratnya persoalan hidup dan kehidupan selama ini karena kita masih bergantung kepada makhluk. Allah Azza wa Jalla senang dengan hamba yang selalu bergantung dan meminta kepada-Nya…
Saudaraku,
Dari sekian banyak manusia di dunia, terdapat beberapa di antaranya yang dilimpahkan kenikmatan dunia yang begitu melimpah, meski tak pernah beribadah dan justru tak berhenti bermaksiat. Hidupnya seakan sempurna karena semua keinginan yang ia harapkan di dunia telah ia miliki, namun sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah pelan-pelan membiarkannya pada kebinasaan serta siksa neraka yang pedih…
Kita sering memahami bahwa segala musibah yang berujung pada kesedihan, kekecewaan dan penyesalan merupakan ujian yang Allah Azza wa Jalla berikan semasa hidup. Namun realitanya, segala bentuk nikmat yang dilimpahkan kepada kita tak serta merta bisa dikatakan sebagai karunia seutuhnya, namun juga menjadi ujian bagi hamba-Nya. Hal ini karena tak sedikit manusia yang lupa akan Tuhannya ketika dikelilingi oleh segala nikmat kepuasan duniawi…
Saudaraku,
Ada orang yang diberi nikmat namun dia tidak bersyukur dan merasa ini hanya akan menjadi beban saja. Ada pula yang disebut istidraj, yakni dia yang terus menerus diberikan nikmat oleh Allah Azza wa Jalla padahal dia adalah seorang ahli maksiat. Karunia Allah Azza wa Jalla begitu banyak melimpah kepadanya sampai ia terbelenggu oleh hartanya, kedudukannya, atau popularitasnya, dan dia tidak bisa menyadari hal tersebut…
Kita harus menyadari bahwa istidraj ini sangat berbahaya. Hal ini dikarenakan maksiat yang terus saja dijalani yang seakan imbang dengan ibadahnya yang minim, namun tetap dibukakan rezekinya oleh Allah Azza wa Jalla, bahkan bertambah banyak. Bahaya istidraj, kita tak menyadari betapa maksiat di balik nikmat ini merupakan ancaman bagi diri kita.
Sebaliknya, terdapat orang yang selalu saja mendapatkan ujian atau teguran tatkala dirinya mengarah pada perbuatan maksiat. Ciri inilah yang nyatanya merupakan bukti bahwa orang tersebut disayangi oleh Allah Azza wa Jalla. Ciri-cirinya adalah dia yang akan dimudahkan untuk taat meskipun dia malas, dan disulitkan berbuat maksiat walaupun dia ingin melakukannya…
Bukti nyatanya ada yang malas beribadah namun selalu terbangun di sepertiga malam dan karenanya, dirinya selalu menunaikan Shalat Tahajud. Atau ketika menyambangi kediaman teman, ia menemukan temannya sedang membaca Al Qur’an dan akhirnya dirinya pun terbawa untuk ikut membaca AlQur’an. Orang seperti itu dipaksa oleh Allah Azza wa Jalla menjadi taat, dan ini adalah karunia sangat besar dari-Nya. Sehingga ia selalu saja gagal ketika hendak berbuat maksiat, dan bila sekiranya ia berhasil melakukan maksiat, dengan cepat Allah Azza wa Jalla menurunkan teguran dari hal yang tidak ia sangka-sangka…
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah dalam menjalani ketaatan, menjauhi kemaksiatan untuk meraih ridha-Nya…
Aamiin Ya Rabb.
Wallahua’lam bishawab