Waspadai Longsor Kawasan Utara, Pemkot Bandung Perkuat Ketangguhan Warga Gegerkalong

Avatar photo

Porosmedia.com, Bandung – Pemerintah Kota Bandung kembali menegaskan pentingnya kesiapsiagaan warga di kawasan utara yang memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana longsor dan gangguan lingkungan.

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengingatkan, wilayah dengan kontur tanah curam seperti Kelurahan Gegerkalong, Kecamatan Sukasari, memiliki risiko geologis yang perlu diwaspadai bersama, terutama di musim hujan.

“Gegerkalong ini berada di ketinggian hampir 900 meter di atas permukaan laut. Risikonya bukan banjir, tapi longsor. Karena itu, warga harus siap — bukan hanya untuk mencegah bencana, tetapi juga untuk bangkit cepat setelah bencana,” tegas Farhan saat kegiatan Siskamling Siaga Bencana, Jumat (31/10/2025).

Menurutnya, konsep Bandung Tangguh bukan berarti bebas dari ancaman bencana, tetapi mampu beradaptasi dan pulih cepat dari dampaknya.

“Bandung tangguh bukan yang bebas bencana, tapi yang bisa bangkit cepat setelah bencana,” ujar Farhan.

Dalam forum tersebut, sejumlah ketua RW melaporkan berbagai persoalan lingkungan, seperti penyempitan aliran sungai akibat pembangunan lintas wilayah hingga kejadian longsor di RW 1 dan RW 8.

Baca juga:  Satgas Yonif 323/BP Bantu Masyarakat Papua Bercocok Tanam Sayuran

Farhan memastikan, Pemkot Bandung akan segera berkoordinasi dengan instansi teknis terkait seperti Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk penanganan menyeluruh dan berkelanjutan.

Selain persoalan mitigasi bencana, Farhan juga menekankan pentingnya kemandirian warga dalam menjaga kebersihan drainase, keamanan lingkungan, serta penguatan kapasitas RW sebagai garda terdepan penanggulangan bencana.

“Siskamling bukan kegiatan seremonial, tapi forum untuk memastikan sistem di tingkat RW bekerja: mulai dari penanganan banjir, longsor, hingga pemutakhiran data sosial warga,” jelasnya.

Kegiatan Siskamling Siaga Bencana kali ini merupakan edisi ke-30, menandakan konsistensi Pemkot dalam mendekatkan fungsi pemerintahan ke level komunitas.

Farhan juga mengapresiasi berbagai inisiatif warga Gegerkalong, seperti program Buruan Sae, Dapur Dahsat, dan pemasangan CCTV di area kos-kosan, yang dinilai memperkuat ketahanan lingkungan dan keamanan sosial.

“RW yang tangguh bukan yang selalu menunggu bantuan pemerintah, tapi yang bisa bergerak cepat saat ada masalah,” tandasnya.

Pemkot Bandung menargetkan seluruh RW di kawasan utara — termasuk Ledeng dan Ciumbuleuit — dapat menjadi model masyarakat tangguh yang responsif terhadap risiko bencana sekaligus adaptif terhadap perubahan lingkungan.

Baca juga:  Pemkot Kota Bandung Komitmen terhadap Kesehatan Masyarakat

Selain aspek mitigasi, Wali Kota juga menekankan pentingnya ketangguhan sosial, terutama bagi kelompok rentan. Ia meminta seluruh RW untuk memutakhirkan data penyandang disabilitas, ibu tunggal, dan anak putus sekolah agar bisa segera diintervensi lewat program pemerintah.

“Kalau empat kelompok ini sejahtera, berarti kota kita adil,” ujar Farhan.

Di sisi lain, Pemkot tengah memperkuat akses layanan dasar di wilayah padat penduduk, termasuk perbaikan jaringan air bersih PDAM, pengelolaan sanitasi, serta peningkatan akses kesehatan lingkungan.

Farhan menegaskan, ketangguhan warga bukan hanya soal kesiapan menghadapi bencana alam, tetapi juga kemampuan membangun kesejahteraan secara mandiri dan berkelanjutan.

“Bandung harus tumbuh sebagai kota yang tangguh, inklusif, dan berdaya. Kuncinya kolaborasi antara pemerintah, RW, dan warga,” tutupnya.