Budaya  

tradisi Ngabuburit : lebih dikenal di Masyarakat Jawa Barat

Avatar photo

Porosmedia.com — Asal Usul, Ngabuburit berasal dari kata “ngabubur” yang berarti “menunggu” dalam bahasa Sunda. Tradisi ini telah ada sejak zaman kolonial Belanda dan telah menjadi bagian dari budaya dan tradisi masyarakat Jawa Barat.

Tujuan dari tradisi Ngabuburit adalah untuk menunggu waktu berbuka puasa pada bulan Ramadan. Tradisi ini juga bertujuan untuk memperkuat ikatan sosial dan keagamaan antara masyarakat.

Dalam tradisi Ngabuburit, masyarakat Jawa Barat biasanya melakukan kegiatan seperti:

1. Mengunjungi masjid atau mushola : Masyarakat akan mengunjungi masjid atau mushola untuk melakukan shalat Maghrib dan berbuka puasa bersama.
2. Berkumpul dengan keluarga dan teman-teman : Masyarakat akan berkumpul dengan keluarga dan teman-teman untuk menunggu waktu berbuka puasa.
3. Menikmati hidangan khas Ramadan : Masyarakat akan menikmati hidangan khas Ramadan, seperti kolak, es teler, atau gorengan.
4. Melakukan kegiatan keagamaan : Masyarakat akan melakukan kegiatan keagamaan, seperti membaca Al-Qur’an atau melakukan dzikir.

Tradisi Ngabuburit biasanya dilakukan menjelang waktu berbuka puasa pada bulan Ramadan, yaitu sekitar pukul 17.00-18.00 WIB. Tempat-tempat yang biasanya digunakan untuk tradisi Ngabuburit adalah masjid, mushola, atau lapangan terbuka.

Baca juga:  99 Persen  ASN Pemkot Bandung Hadir Tepat Waktu

Tradisi Ngabuburit memiliki nilai dan makna yang sangat penting, yaitu:

1. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian : Tradisi Ngabuburit dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kebutuhan orang lain.
2. Memperkuat ikatan sosial dan keagamaan : Tradisi Ngabuburit dapat memperkuat ikatan sosial dan keagamaan antara masyarakat.
3. Meningkatkan rasa syukur dan sabar : Tradisi Ngabuburit dapat meningkatkan rasa syukur dan sabar masyarakat dalam menunggu waktu berbuka puasa.