Porosmedia.com, Bandung – Kegiatan Siskamling Siaga Bencana di Kelurahan Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Jumat (14/11/2025), berubah menjadi forum evaluasi wilayah yang intens ketika Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, turun langsung mendalami berbagai kerawanan yang dikeluhkan warga. Isu bencana, keamanan lingkungan, hingga persoalan sosial muncul berlapis-lapis dan mendapat perhatian serius.
Dalam pemaparan awal, Farhan menunjukkan data elevasi Pasteur yang mencapai 809 mdpl, menjadikannya wilayah dengan risiko longsor lebih tinggi dibanding banjir.
“Risiko longsor di sini jauh lebih besar. Di Cimicrang yang elevasinya 690 meter, genangan air lebih dominan. Karakter wilayah berbeda, maka pendekatan penanganannya pun harus berbeda,” ujarnya.
Warga melaporkan sejumlah rumah berada dekat pohon besar yang rawan tumbang, terutama di sekitar RW 8 Jalan Sederhana. Laporan serupa muncul dari Karangsari dan Perumahan Mode.
Keluhan genangan di sekitar kawasan pasar dipicu sedimentasi saluran. Selain itu, warga melaporkan kejadian kebakaran di Jalan Sukajadi dan gang-gang sempit yang memerlukan pengawasan tambahan.
Salah satu kasus yang menjadi perhatian adalah insiden seorang warga yang jatuh ke Sungai Cikal-Induk tiga bulan lalu akibat serangan epilepsi. Farhan meminta kelurahan memberikan laporan lengkap.
“Keluarga korban harus dipastikan mendapatkan dukungan. Jangan ada warga yang luput dari pantauan,” tegasnya.
Masalah sampah kembali menjadi sorotan utama. Farhan menyampaikan bahwa pengelolaan sampah organik tidak boleh lagi dibebankan ke tingkat kota.
“Sampah organik harus selesai 100% di tingkat RW. Tidak boleh dikirim keluar,” tegasnya.
Instruksi resmi akan dikeluarkan, mewajibkan setiap RW memiliki fasilitas pengolahan organik—baik melalui program Kang Pisman, skema kelurahan, maupun swadaya masyarakat.
Warga juga menyoroti meningkatnya kasus pencurian motor, terutama di area kos-kosan yang aksesnya longgar. Farhan menginstruksikan pemilik kos memasang CCTV menghadap area parkir dilengkapi signage pengawasan 24 jam.
“Wilayah ini jangan sampai punya citra sebagai zona rawan curanmor,” tegasnya.
Pengangguran 8,5% dan Akses Pekerjaan
Data kelurahan mencatat 83 warga atau 8,5% tidak bekerja, lebih tinggi dari rata-rata Kota Bandung. Farhan meminta kelurahan membangun jejaring usaha dan peluang kerja bagi warga usia produktif.
“Gawe naon wae asal halal. Kelurahan harus jadi penghubung kesempatan,” katanya.
RW 3 mengusulkan fasilitas pengolahan sampah anorganik seperti mesin pencacah, pencuci, dan press sampah. Farhan merespons positif namun mengingatkan larangan penggunaan insinerator.
Laporan warga mengenai seorang remaja yang kehilangan motivasi sekolah akibat perundungan langsung ditindaklanjuti. Farhan menginstruksikan tim melakukan pendampingan hari itu juga.
“Ini serius. Tim harus datangi hari ini,” tegasnya.
Anemia, Kehamilan Berisiko, dan BPJS yang Belum Merata
Farhan meminta kader fokus mendampingi remaja putri, ibu hamil, dan balita untuk menurunkan risiko anemia dan kehamilan berisiko.
Dari 969 warga, baru 430 yang memiliki BPJS. Keluhan muncul terkait sulitnya pendaftaran BPJS Nonmandiri.
“BPJS ini kita butuh, tapi sering menyulitkan pekerja lepas dan guru honorer. Harus ada skema yang lebih ramah,” ungkapnya. Sosialisasi BPJS diwajibkan berlangsung rutin.
Sanitasi, Air Bersih, dan Infrastruktur Penerangan
Data menunjukkan 185 rumah masih membuang limbah ke sungai, menghambat target ODF (Open Defecation Free). Farhan meminta kelurahan menyiapkan rencana aksi yang dapat dievaluasi.
Warga juga mengeluhkan aliran PDAM yang hanya hidup dua kali sehari. Farhan meminta seluruh nomor kontak PDAM dikumpulkan agar penanganan bisa dilakukan malam itu juga.
Sebanyak 33 titik lampu jalan tidak berfungsi dan langsung diperintahkan untuk diperbaiki.
“Malam ini juga cek dan perbaiki. Setelah selesai, kirim foto atau video,” tegasnya.
Inspeksi Lapangan dan Verifikasi Kondisi Real-time
Kegiatan ditutup dengan inspeksi langsung ke RW 4. Farhan mengajak jajaran kelurahan dan kader memeriksa kondisi rumah warga sekaligus memastikan seluruh temuan mendapatkan tindak lanjut.
“Ayo kita bergerak ke RW 4 sekarang. Kita verifikasi langsung di lapangan,” pungkasnya. (ziz)**







