Porosmedia.com, Kab. Bandung Barat – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat (Jabar) terus memantau perkembangan kasus keracunan massal di Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang diduga berasal dari makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Koordinasi intensif juga dilakukan bersama Dinas Kesehatan KBB untuk memastikan seluruh korban mendapatkan penanganan yang optimal.
“Kami terus berkoordinasi dan melakukan monitoring dengan Dinkes setempat. Alhamdulillah, sampai saat ini seluruh korban sudah tertangani dengan baik di sana,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Jabar, dr. Vini Adiani Dewi, Rabu (29/10/2025).
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan KBB, dr. Lia Nurliana Sukandar, melaporkan bahwa total korban keracunan mencapai 133 orang, yang berasal dari SDN 2 Cibodas, SDN Buahbatu, SMPN 4 Lembang, dan SMK Putra Nasional Cibodas.
Dari jumlah tersebut, 103 orang telah diperbolehkan pulang setelah menjalani perawatan di RSUD Lembang, sementara 30 orang lainnya masih dirawat intensif di rumah sakit yang sama.
“Kondisi seluruh pasien berangsur membaik, dan kami terus melakukan observasi agar tidak terjadi gejala lanjutan,” ujar Lia.
Sejumlah lokasi sempat dijadikan posko penanganan darurat, antara lain Puskesmas Cibodas, Klinik Sespim, Posko Desa Cibodas, dan RSUD Lembang.
Kasus dugaan keracunan tersebut terjadi pada Selasa (28/10/2025) di empat sekolah di wilayah KBB. Para siswa dilaporkan mengalami gejala mual, muntah, dan pusing usai menyantap menu MBG yang disediakan hari itu.
Hingga kini, Dinkes Jabar bersama Dinkes KBB masih menelusuri sumber penyebab pasti untuk memastikan apakah keracunan benar berasal dari makanan program MBG atau faktor lain seperti penyimpanan, pengolahan, maupun distribusi makanan.
“Kami menunggu hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel makanan dan sisa bahan olahan. Langkah ini penting agar penanganan dilakukan berbasis data dan tidak menimbulkan spekulasi,” tambah dr. Vini.
Kasus ini menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Jabar, terutama karena MBG merupakan program prioritas yang menyasar pelajar di berbagai jenjang pendidikan.
Dinkes Jabar menyatakan akan meningkatkan pengawasan terhadap keamanan pangan di setiap pelaksanaan program MBG, bekerja sama dengan dinas pendidikan, pihak sekolah, dan penyedia katering.
“Fokus kami tidak hanya pada penanganan medis, tetapi juga pada pencegahan agar peristiwa serupa tidak terulang. Pengawasan rantai distribusi makanan harus lebih ketat,” tegas dr. Vini.







