Porosmedia.com, Depok – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Depok, Rusdy Nurdiansyah, menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai calon Ketua Umum PWI Pusat dalam Kongres PWI yang direncanakan berlangsung di Jakarta, Agustus 2025. Pernyataan ini disampaikannya secara terbuka di Sekretariat PWI Depok pada Rabu (28/5/2025), dengan mengusung semangat perubahan struktural dan profesionalisme organisasi.
“Saya mencermati dinamika yang berkembang di tubuh PWI Pusat. Bila situasinya memungkinkan, saya siap maju sebagai calon Ketua Umum,” tegas Rusdy dalam konferensi pers yang dihadiri sejumlah wartawan senior.
Namun, Rusdy menampik bahwa langkah politiknya kali ini bermuatan ambisi pribadi. Ia justru menyebut dorongan moral dan tanggung jawab terhadap profesi sebagai alasan utama di balik niatannya.
Selama ini dikenal sebagai jurnalis yang konsisten mengadvokasi isu kesejahteraan profesi di tingkat lokal, Rusdy kini merasa panggilan perubahan harus digaungkan secara nasional. Ia mengkritik kecenderungan elitis dalam kepemimpinan PWI Pusat serta lemahnya respons terhadap problematika anggota di daerah.
“PWI harus kembali menjadi rumah besar bagi para jurnalis. Bukan hanya simbol, tapi tempat nyata untuk perlindungan dan penguatan. Terutama bagi mereka yang berada di garis depan, bekerja di daerah, dengan kondisi serba terbatas,” ungkap Rusdy dengan nada serius.
Ia menekankan pentingnya tata kelola organisasi yang berbasis aturan, transparan, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Menurutnya, terlalu lama PWI Pusat dikelola secara eksklusif dan jauh dari denyut kebutuhan anggota.
Dengan gaya kepemimpinan yang membumi, Rusdy mendorong agar PWI menjadi organisasi yang inklusif dan terbuka. Ia menyebut, semangat perubahan bukan berarti pengingkaran terhadap sejarah, melainkan langkah korektif agar PWI tidak semakin teralienasi dari anggotanya sendiri.
“Kita harus kembali ke khitah. PWI bukan milik sekelompok elite di pusat, melainkan milik seluruh wartawan Indonesia. Sudah saatnya dilakukan pembenahan menyeluruh, dengan pendekatan yang lebih profesional dan berkeadilan,” ujarnya.
Langkah Rusdy untuk menembus gelanggang nasional memang mengejutkan banyak pihak. Selama ini, ia dikenal sebagai penggerak PWI di akar rumput, bukan tokoh yang gemar tampil di panggung pusat. Namun, ia menilai momentum perubahan tidak boleh ditunda lagi, terutama saat marwah organisasi mulai dipertanyakan publik.
“Saya siap maju, bersaing secara sehat, dan membawa semangat perubahan. Ini bentuk tanggung jawab moral saya terhadap organisasi dan seluruh insan pers di Indonesia,” pungkas Rusdy.
Dengan pencalonan ini, Kongres PWI 2025 diprediksi tidak sekadar menjadi ajang kontestasi, melainkan arena penting untuk menguji arah baru organisasi wartawan tertua di tanah air. Di tengah gelombang krisis kepercayaan dan tuntutan reformasi internal, Rusdy Nurdiansyah tampil dengan agenda yang tegas: membangun kembali PWI dari bawah, bukan dari menara gading kekuasaan.