Porosmedia.com, Bandung – Sejak resmi dilantik oleh Wali Kota Bandung Muhammad Farhan pada 16 Juni 2025, Rasdian Setiadi, S.IP., M.M. memimpin Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung di tengah tantangan besar: kemacetan yang kian parah dan tingginya kebutuhan layanan publik di sektor transportasi. Kota Bandung bahkan sempat masuk dalam daftar 12 kota termacet di dunia berdasarkan laporan TomTom Traffic Index tahun 2024.
Namun, di bawah kepemimpinannya, Dishub Kota Bandung mulai menunjukkan arah baru — menata ulang sistem transportasi, memperkuat kolaborasi lintas sektor, dan mengutamakan transparansi layanan publik.
Langkah Awal: Dari Kemacetan hingga Bandung Caang
Pelantikan Rasdian Setiadi bukan sekadar rotasi jabatan, tetapi bagian dari penyegaran organisasi di lingkungan Pemkot Bandung. Mantan Kepala Satpol PP Kota Bandung ini dikenal memiliki karakter tegas, disiplin, dan cepat tanggap terhadap persoalan di lapangan.
Salah satu fokus awalnya ialah penanganan kemacetan dan penerangan jalan umum (PJU). Dalam waktu singkat, Rasdian langsung menyusun strategi jangka pendek, menengah, dan panjang (2025–2029) untuk mengurai kemacetan Kota Bandung.
Beberapa langkah konkret yang telah dijalankan antara lain:
Rerouting dan Revitalisasi Angkot: Merancang enam trayek baru disertai subsidi BBM bagi angkot yang masuk dalam skema layanan rute efisien.
Kajian Angkot Pintar: Mengembangkan konsep angkot berbasis teknologi digital dengan sistem pembayaran non-tunai (cashless).
Persiapan Bus Rapid Transit (BRT): Mengintegrasikan angkot, BRT, dan moda transportasi masa depan seperti LRT atau monorel dalam satu sistem terhubung.
Koordinasi Lintas Sektoral: Bekerja sama dengan Satlantas Polrestabes Bandung untuk sinkronisasi kebijakan lalu lintas di titik rawan macet.
Penanganan PJU Mati: Meluncurkan program “Bandung Caang” untuk mempercepat perbaikan ribuan titik PJU yang padam dengan melibatkan laporan masyarakat berbasis digital.
Dishub Bandung 2024–2025: Menuju Transportasi Publik yang Aman dan Inklusif
Di tingkat kelembagaan, Dishub Kota Bandung mengacu pada Renstra 2024–2026 sebagai panduan kebijakan strategis. Sejumlah capaian selama tahun 2024 hingga pertengahan 2025 menunjukkan peningkatan kinerja yang signifikan dalam pelayanan publik, keselamatan jalan, dan tata kelola transportasi.
1. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan
Penurunan Kemacetan: Dishub menargetkan penurunan kemacetan sebesar 7,58% pada 2024 dan 6,34% pada 2025, dengan fokus pada 8 ruas jalan utama di Bandung.
Konektivitas Transportasi: Persentase jalan yang terlayani angkutan umum meningkat dari 36,58% (2024) menjadi 36,88% (2025).
Kesiapan BRT Bandung: Dishub dinilai siap mendukung implementasi Bus Rapid Transit sebagai transportasi publik masa depan yang efisien dan ramah lingkungan.
2. Pelayanan dan Keselamatan Publik
Mudik Gratis 2025: Sukses memberangkatkan 259 peserta ke berbagai kota tujuan menggunakan 5 bus, dengan dukungan 165 armada siaga di Terminal Cicaheum dan Leuwipanjang.
Uji Kelaikan dan Tes Urine Sopir: Menjamin keamanan angkutan dengan rampcheck kendaraan dan pemeriksaan sopir untuk mencegah kecelakaan selama arus mudik.
Penertiban Parkir Liar dan Premanisme: Dishub membentuk Satgas Anti Premanisme, menindak tegas praktik tarif parkir liar (getok harga), dan mengedukasi warga tentang parkir resmi berizin.
3. Infrastruktur dan Fasilitas Publik
Bandung Caang: Melakukan penyisiran dan perbaikan PJU di berbagai kecamatan, menjadikan Bandung lebih terang dan aman pada malam hari.
Jalur Sepeda Terpanjang: Menyediakan jalur sepeda yang membentang dari Asia-Afrika hingga Dago, mendukung gaya hidup sehat dan transportasi ramah lingkungan.
Bandros & Trans Metro Gratis: Dalam peringatan Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) ke-215, Dishub memberikan layanan transportasi gratis bagi warga untuk memperkuat citra Bandung sebagai kota wisata ramah publik.
Kinerja dan Transparansi
Rasdian Setiadi menegaskan bahwa Dishub harus bersih, responsif, dan berintegritas. Ia aktif menindak dugaan pungutan liar di sektor parkir serta memastikan seluruh aparatur Dishub bekerja berdasarkan asas pelayanan publik.
“Dishub bukan sekadar mengatur lalu lintas, tapi menjaga wajah kota ini agar tetap tertib, aman, dan manusiawi,” ujar Rasdian dalam salah satu agenda koordinasi lintas OPD, Juli 2025.
Langkahnya dalam memperkuat sistem digitalisasi parkir (OM-JUKI), pengawasan ATCS, dan peningkatan pelayanan transportasi publik menandai arah modernisasi Dishub Kota Bandung menuju era smart city yang lebih efisien dan berkelanjutan.
* Profil Singkat Rasdian Setiadi, S.IP., M.M.
Rasdian Setiadi, S.IP., M.M., Jabatan Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Tanggal Pelantikan 16 Juni 2025. Dilantik Oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan. Pendidikan Sarjana Ilmu Politik (S.IP.), Magister Manajemen (M.M.), Jabatan Sebelumnya Kepala Satpol PP Kota Bandung; Kepala Satpol PP dan Kepala Kesbangpol Linmas Kota Pangkalpinang.
Pangkat dan Golongan Pembina Utama Muda (IV/c), Fokus Program di Dishub Penanganan kemacetan, pengembangan transportasi publik, perbaikan PJU, dan integrasi moda transportasi.
Kepemimpinan Rasdian Setiadi di Dinas Perhubungan Kota Bandung menunjukkan karakter birokrat visioner yang mengedepankan ketertiban, pelayanan publik, dan inovasi.
Program Bandung Caang, angkot pintar, dan integrasi transportasi publik menjadi simbol perubahan arah menuju Bandung yang tertib, terang, dan berdaya saing.
Dengan fondasi strategis yang ia bangun, Dishub Kota Bandung bergerak menuju masa depan transportasi yang aman, modern, dan inklusif, sejalan dengan visi besar Pemerintah Kota Bandung di bawah kepemimpinan Wali Kota Muhammad Farhan.
*Berbagai Sumber:
(Foto : Istimewa)







