Porosmedia.com, Bandung – Sebuah gagasan berani dan bernas tengah digodok oleh Pusat Koperasi Masjid (PUSKOPMA), koperasi sekunder berbasis masjid, pesantren, dan prinsip syariah. Di bawah kepemimpinan Yosep Gunawan—yang akrab disapa A Cek—PUSKOPMA menyiapkan langkah strategis dalam sektor infrastruktur nasional: investasi jalan tol dengan pendekatan syariah yang mengakar dari umat, untuk umat.
Alih-alih membeli saham klub sepak bola seperti Persib Bandung, A Cek justru lebih memilih untuk membeli saham perusahaan jalan tol milik Jusuf Hamka (Babah Alun), sosok pengusaha Tionghoa Muslim yang dikenal luas sebagai tokoh jalan tol sekaligus dermawan pecinta masjid. Pilihan ini bukan tanpa alasan. PUSKOPMA tengah menyusun rencana kerja jangka panjang untuk membangun jalan Tol BAJA (Buahbatu–Majalaya), sebuah koridor strategis yang diyakini akan menjadi solusi nyata bagi kemacetan dan banjir kronis di kawasan Bandung Timur.
Menjawab Tantangan Bandung Timur
Kemacetan parah di wilayah Citarum hingga Bojongsoang telah lama menjadi beban harian warga dan pekerja industri. Kawasan Majalaya sendiri merupakan titik historis perkembangan industri tekstil dan garmen di Jawa Barat, bahkan disebut-sebut sebagai kawasan industri tekstil pertama di Indonesia. Dalam dua dekade terakhir, wilayah ini berkembang menjadi kantong pemukiman padat yang tak lagi ditopang oleh infrastruktur yang memadai.
Dengan dukungan dari koperasi-koperasi masjid tingkat primer yang tersebar di berbagai daerah, PUSKOPMA hadir sebagai koperasi sekunder yang mengonsolidasikan kekuatan ekonomi umat dari berbagai lapisan: dari jemaah, ustaz, marbot, hingga santri dan pengusaha Muslim. “Kami sedang menyiapkan jalan tol berbasis umat. Dimulai dari semangat kolektif masjid, dibangun dengan dana umat, dan ditujukan untuk kemaslahatan masyarakat luas,” ujar A Cek dalam pernyataan resminya.
Bersinergi dengan Tokoh Infrastruktur Muslim
Pilihan untuk bergabung bersama Jusuf Hamka bukan hanya langkah bisnis, tapi juga sebuah sinyal ke arah pembangunan yang inklusif dan spiritual. Jusuf Hamka, yang dikenal sebagai pendiri PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk, telah terbukti mengembangkan proyek jalan tol berkonsep syariah seperti Tol Semanggi dan Tol Layang MBZ, dengan sistem investasi yang adil, terbuka, dan menghindari riba.
Jalan Tol BAJA, jika terealisasi, akan menjadi proyek tol pertama di Indonesia yang sahamnya dimiliki oleh koperasi masjid dan pesantren secara nasional. Model ini membuka peluang bagi koperasi syariah untuk terlibat langsung dalam pembangunan infrastruktur strategis tanpa meninggalkan prinsip-prinsip Islam.
Ikhtiar Infrastruktur Berkah
A Cek menegaskan bahwa PUSKOPMA sedang menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) serta akta notaris sebagai bagian dari legalitas kelembagaan. Proses ini akan menjadi pondasi hukum untuk memperkuat daya tarik investasi dan legitimasi proyek-proyek kerja sama dengan mitra nasional, termasuk pemerintah daerah dan swasta.
“Ini adalah bagian dari kontribusi koperasi syariah terhadap problem klasik kota besar: kemacetan dan banjir. Kami tidak ingin menjadi penonton dari perubahan, kami ingin menjadi bagian dari solusi,” ungkap A Cek.
Koperasi Masjid Menuju Peta Baru Ekonomi Umat
Langkah ini sekaligus menegaskan posisi PUSKOPMA sebagai motor penggerak koperasi masjid yang modern dan visioner. Dalam era di mana koperasi sering dianggap entitas kecil atau tradisional, PUSKOPMA membuktikan bahwa koperasi dapat terlibat dalam proyek multinasional dengan pendekatan profesional dan keberpihakan kepada masyarakat kecil.
Dengan semangat kolaboratif, terbuka, dan berbasis nilai-nilai Islam, PUSKOPMA membangun mimpi besar umat: dari karpet masjid menuju jalur tol peradaban.
“Pembangunan tidak selalu harus dari menara gading. Bisa juga dari mimbar, mushola, hingga masjid-masjid kecil di sudut desa yang konsisten menggerakkan ekonomi rakyat,” pungkas A Cek.