Pewaris Aset Nusantara dan Lahirnya Nusantara

Avatar photo

Porosmedia.com — Heritage Collateral adalah aset yang harus transparan dan bahkan harus kembali kepada pemilik aslinya.

Indonesia telah mendahului Singapura dan Malaysia yang sedang berupaya mengukuhkan negara mereka sebagai pewaris Nusantara.

Dulu, Nusantara itu berdiri dan terdiri dari beberapa Monarki. Kemudian bangsa Monarki Eropa datang untuk menjajah dan menjarah. Salah satu bentuk penjarahan terselubung adalah melalui skema perbankan yang ada di Eropa.

Setelah puas menjarah (tidak hanya di Nusantara) para bankir Eropa itu menciptakan perang dunia yang berujung lahirnya negara-negara baru yang merdeka, salah satunya Indonesia.

Uniknya, negara-negara baru itu berdiri dalam bentuk Republik, bukan Monarki sebagaimana asalnya. Akhirnya para bankir Eropa itu tersenyum lega, karena menganggap terputuslah tali waris Nusantara. Bahkan, para pewaris Nusantara pada akhirnya banyak yang melebur menjadi rakyat jelata.

Sekian lamanya aset-aset monarki jajahan itu dikelola dan dimanipulasi oleh bankir Eropa.
Kemudian terbangunlah kesadaran kolektif para pemimpin bangsa yang pernah dijajah itu untuk bangkit bersama melawan para bankir yang telah mengendalikan dunia melalui negara-negara barat yang menjadi inangnya.

Baca juga:  Ramalan Zodiak 27 Januari 2022: Capricorn Sangat Butuh Pasangan, Pisces Tahan Diri dari Pinjaman

Perlawanan itu melahirkan sebuah rezim global yang dinamakan dengan Rezim Transparansi.
Itu terjadi di Hamburg Jerman pada tahun 2017. Sejak saat itu, para bankir manipulatif jadi tak berkutik karena aset yang mereka kelola itu, kini harus transparan siapakah empu yang sebenarnya…..??? Tak terkecuali Nusantara sebagai salah satu pemilik terbesarnya.

Sejak saat itu pula, terungkaplah juga bahwa Presiden Joko Widodo adalah pemilik legacy Nusantara sebagai Raja Jawa.

Sehingga bisa menjadi kuasa untuk mengelola aset Nusantara. Dan salah satu visi misinya adalah melahirkan Nusantara Baru. Itu semua secara simbolis diawali dengan pembangunan Ibukota Nusantara.

Sayangnya, ada sekitar 16% Rakyat Indonesia yang tidak paham bahwa mereka sedang diperalat oleh para bankir barat itu. Berteriak sampai serak bahwa demokrasi sedang dikebiri.

Padahal ini semua adalah pertarungan antar monarki yang ada dibelahan barat dan timur bumi. Masih mau ribut-ribut di negeri sendiri…???Jangan ya….!!!

Sahabat Patriot…..!!! Mari nambah wawasan. Bahkan Philippine juga berencana memindahkan Ibukota mereka…!!!

Baca juga:  Nominasi Nobel Sastra: Dari Pramoedya Ananta Toer Ke Denny JA

Mari kita dukung ibukota pindah ke Kota Nusantara dan mewujudkan mimpi Soekarno….!!!
The founding fathers….!!!

Mereka yang sudah bisa melihat Indonesia seutuhnya akan paham jika Jawa bukan kunci, kunci itu ya Nusantara, kawasan benua tenggelam zaman Semar yang kini jadi Indonesia.
Saatnya kembali ke titik nol dan ambil kembali identitas serta memorinya.

Ada banyak alasan kenapa ibukota mesti pindah.
Alasan utama adalah strategi geopolitik. Pusat politik dan ekonomi jangan disatukan….!!!
Karena jika ada perang, hancur semua. Lihat Irak sekarang……!!!

Sejak zaman Khalifah Abassiyah ekonomi dan politik pusatnya di Baghdad. Sekalinya hancur, susah bangkit. Turki belajar, waktu Istanbul menjadi sasaran penaklukan.

Kini Turki modern ibukotanya Ankara, tetapi pusat ekonominya di Istanbul. Masih banyak contoh negara yang sudah memisahkan antara pusat ekonomi dan pemerintahan seperti Canberra-Sydney, Washington DC-New York,
Berlin-Frankfurt, Beijing-Shanghai, Brasillia-Rio de Janeiro, dll.

Alasan lain karena faktor alam. Belajarlah dari Belanda, penjajah kita….!!! Ibukota Belanda pindah ke Den Haag sejak abad ke-16, Amsterdam yang lebih rendah dari air laut biar jadi pusat ekonomi.

Baca juga:  Provinsi Pakuan Bhagasasi: Wacana Pemekaran Jabar yang Libatkan 12,6 Juta Jiwa

Mari berpikir dan bersikap optimistis hasilnya akan bagus. Semua nanti akan jalan-jalan ke IKN Nusantara pada waktunya….!!!