Porosmedia.com, Bandung – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memfokuskan perhatian pada kualitas sarana pendidikan sepanjang 2025–2026, menyusul banyaknya bangunan sekolah yang telah berusia puluhan tahun dan memerlukan penanganan serius demi keamanan siswa.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Asep Saeful Gufron, memaparkan capaian pembangunan fisik tahun 2025 sekaligus arah kebijakan tahun 2026. Ia menegaskan bahwa prioritas Pemkot Bandung adalah menghadirkan ruang belajar yang aman, layak, dan mendukung proses pembelajaran, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan ruang kelas dan risiko kerusakan bangunan lama.
Capaian 2025: Rehabilitasi 335 Ruang Belajar dan Penyediaan Infrastruktur Dasar
Selama 2025, Pemkot Bandung menyelesaikan berbagai pembangunan dan perbaikan di jenjang SD dan SMP, dengan fokus pada pemenuhan sanitasi, ruang kelas yang layak, dan fasilitas penunjang sekolah.
Jenjang SD
Rehabilitasi Toilet: 29 lokasi
Rehabilitasi Ruang Kelas: 86 sekolah (255 ruang)
Pembangunan Ruang Kelas Baru: 3 sekolah (9 ruang)
Jenjang SMP
Pembangunan Unit Sekolah Baru: 1 sekolah
Pembangunan Fasilitas Parkir: 4 sekolah
Pembangunan Sarana, Prasarana, dan Utilitas: 10 sekolah
Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas: 80 ruang
Rehabilitasi Sarana Prasarana dan Utilitas: 31 sekolah
Asep menuturkan bahwa sebagian bangunan lama menunjukkan tanda-tanda penurunan kualitas konstruksi. Itulah sebabnya rehabilitasi menjadi bagian besar dari program 2025.
“Pembangunan baru terutama dilakukan pada sekolah dengan pertumbuhan siswa tinggi atau bangunan yang belum tuntas di tahun sebelumnya. Bangunan lama dengan kondisi mengkhawatirkan juga jadi prioritas,” jelasnya.
Fokus 2026: Pembangunan 60 RKB dan Rehabilitasi di Puluhan Sekolah
Memasuki 2026, Pemkot Bandung merencanakan ekspansi besar untuk meningkatkan daya tampung sekolah. Targetnya 30 ruang kelas baru tingkat SD dan 30 ruang kelas baru tingkat SMP.
Asep memastikan bahwa program tersebut sudah masuk anggaran tahun 2026. Selain itu, terdapat rencana tambahan rehabilitasi di sekitar 30 SD dan 30 SMP, sambil menunggu hasil kajian teknis kondisi bangunan.
“Kami harus menyinkronkan kembali dengan kajian teknis terbaru. Tidak semua kerusakan terlihat kasat mata,” kata Asep di Balai Kota Bandung, Senin (1/12/2025).
Kajian teknis menjadi krusial mengingat sejumlah bangunan berusia lebih dari 30–40 tahun, dan sebagian di antaranya berpotensi mengalami kerusakan struktural jika tidak segera ditangani.
Anggaran Rp38 Miliar Setelah Penyesuaian, Efisiensi Ditekankan
Untuk pembangunan 60 ruang kelas baru, Pemkot Bandung menyiapkan anggaran sekitar Rp38 miliar — turun dari alokasi awal Rp58 miliar. Penyesuaian ini dilakukan berdasarkan evaluasi kebutuhan aktual dan efisiensi pada beberapa komponen konstruksi dan utilitas.
“Kami betul-betul memetakan kondisi bangunan dengan hati-hati. Apalagi memasuki musim hujan, risiko kerusakan meningkat. Kami tidak ingin ada bangunan sekolah yang ambruk,” ujarnya.
Pemantauan Diperketat di Musim Hujan: Semua Kepala Sekolah Diminta Siaga
Asep juga menyampaikan perkembangan dua sekolah baru yang dibangun tahun sebelumnya: di wilayah Bojongloa serta SMP 75. Selain itu, sejumlah bangunan yang mengalami kerusakan berat, termasuk yang ambruk, telah mendapatkan penanganan melalui berbagai skema—baik rehabilitasi langsung, dukungan yayasan, maupun pengajuan bantuan ke pemerintah pusat.
Memasuki musim hujan, Dinas Pendidikan memperketat pemantauan seluruh bangunan sekolah. Kepala sekolah diminta proaktif memeriksa ruang-ruang kelas dan melaporkan segera jika menemukan potensi kerusakan struktural.
“Jangan sampai amit-amit ada yang rubuh. SD, SMP, dan TK Negeri kini sedang dicek kelayakan bangunannya,” tegas Asep.
Pemkot Bandung Pastikan Pembangunan Berbasis Keselamatan dan Kualitas Belajar
Dinas Pendidikan menegaskan bahwa percepatan pembangunan dan rehabilitasi bukan sekadar pemenuhan target fisik, melainkan bagian dari upaya memastikan kenyamanan dan keselamatan siswa.
“Kami hati-hati agar tidak ada bangunan yang membahayakan siswa. Seluruh kondisi dipetakan secara detail,” ungkap Asep.
Dengan beban rehabilitasi yang cukup besar dan kebutuhan ruang kelas yang terus meningkat, Pemkot Bandung menyampaikan bahwa konsistensi anggaran, kajian teknis, serta pengawasan lapangan menjadi kunci keberhasilan pembangunan sarana pendidikan pada 2025–2026.







