Jawab Tantangan Tenaga Kerja Urban dengan Cetak SDM Mandiri dan Kompeten

Avatar photo

Porosmedia.com, Bandung – Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Bandung terus mengakselerasi strategi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pelatihan, pemagangan, hingga program padat karya sebagai respon atas masih tingginya angka pengangguran di kawasan urban.

Kepala Disnaker Kota Bandung, Andri Darusman, menegaskan bahwa pelatihan dan penciptaan peluang kerja baru bukan hanya solusi jangka pendek, tetapi juga upaya membangun kemandirian ekonomi warga dalam jangka panjang.

“Melalui pelatihan kewirausahaan, pelatihan berbasis kompetensi, hingga program padat karya, kami mendorong warga untuk bisa bekerja atau membuka usaha secara mandiri,” ujar Andri dalam program siaran bersama Radio Sonata, Kamis (5/6/2025).

Disnaker menyusun materi pelatihan berdasarkan tren dan minat warga kota, mulai dari keterampilan menjahit, tata rias pengantin, pastry, barista, hingga kerajinan membatik. Pelatihan tersebut disertai pembekalan dasar kewirausahaan agar peserta mampu menyusun rencana bisnis sederhana dan realistis.

“Pelatihan ini dirancang agar peserta bisa langsung memulai usaha bermodal kecil tapi punya potensi besar. Pendekatannya aplikatif dan berorientasi pada kemandirian,” jelasnya.

Baca juga:  BPBD Kota Cimahi Kirim Bantuan Logistik Yang Terdampak Bencana Banjir Di 5 Titik

Program padat karya tetap menjadi tulang punggung intervensi sosial-ekonomi Disnaker bagi kelompok pengangguran dan setengah pengangguran. Kegiatan ini melibatkan warga dalam pekerjaan sementara seperti membersihkan lingkungan, pengolahan sampah, hingga perbaikan infrastruktur ringan.

“Padat karya tidak hanya memberi penghasilan sementara, tetapi juga membuka ruang partisipasi produktif bagi warga yang terdampak secara ekonomi. Ini bentuk konkret kehadiran pemerintah,” kata Andri.

Warga yang ingin mengikuti program ini dapat mendaftar melalui kelurahan, kecamatan, atau secara daring melalui laman resmi dan media sosial Disnaker. Seleksi dilakukan berdasarkan kondisi sosial ekonomi dan kesiapan kerja calon peserta.

Dalam menjawab mismatch antara kebutuhan industri dan kompetensi tenaga kerja, Disnaker mendorong pelatihan berbasis kompetensi dengan menggandeng lembaga pelatihan terakreditasi serta pelaku industri.

Program pemagangan dilaksanakan langsung di lingkungan kerja sehingga peserta mendapat pengalaman riil yang relevan dengan kebutuhan pasar.

“Kami pastikan peserta pelatihan tidak hanya dibekali teori, tetapi juga pengalaman langsung. Ini penting agar mereka betul-betul siap masuk ke dunia kerja,” ujarnya.

Baca juga:  Dalam 3 Tahun Kota Bandung Bebas Kabel Fiber Optik

Selain itu, peserta juga diberikan uji kompetensi yang mengacu pada standar nasional dan internasional. Sertifikasi tersebut menjadi jaminan profesionalisme yang memudahkan akses kerja di sektor formal maupun informal.

“Sertifikasi dari lembaga resmi akan memperkuat posisi tawar peserta di pasar kerja. Ini langkah konkret agar lulusan pelatihan tidak tersisih oleh perubahan pasar,” pungkas Andri.

Dengan pendekatan terintegrasi antara pelatihan, pemagangan, sertifikasi, dan program padat karya, Disnaker Kota Bandung terus berupaya membangun ekosistem ketenagakerjaan yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan di tengah dinamika urbanisasi dan ekonomi digital.