Porosmedia.com — We lha dalah….!!! Golkar sebegitunya menghormati Pak Jokowi dan berbanding terbalik dengan
si “Merah” – PDIP…..!!!
Bias Kognitif:
Sedang trending,
Indonesia (PDIP) Darurat ?
PDIP jelas meradang….!!!
Hingga Megawati harus kasak-kusuk lagi dengan US Embassy lalu buat pernyataan mendukung Kemala Harris.
Sejarah terulang lagi, saat Megawati meng-kudeta Gus Dur dengan bantuan US Embassy dan JK.
Tapi kali ini, Taufik Kiemas sudah tiada dan JK sudah dihabisi dari kekuatan Golkar.
Mungkinkah Megawati dapat mempertahankan kejayaan PDIP, walau dia telah mengatakan akan kembali menjadi Ketua Umum PDIP….???
Kapan regenerasinya….???
Politik Dinasti…..???
Buat lawan politik Jokowi, jelas hal ini adalah manuver Jokowi tengah menabuh “Genderang Perang.”
Tetapi buat “Kepentingan Nasional”,
hal tersebut adalah sinyal positif.
Jokowi sedang membersihkan Golkar dari kubu-nya JK.
It’s fine….!!!
Ketika kita memahami rumus Politacal Power era Reformasi dan Transisi serta Transformasi untuk menjamin progam pembangunan berkesinambungan dalam konteks sistem pemerintahan multi partai.
Pemerintahan = Eksekutif + Legislatif
Pilihan Presiden Jokowi mengenakan warna kuning pada penutupan Munas Golkar memang menggelitik.
Sikap halus ini dapat diartikan sebagai dukungan terhadap signifikansi partai, sehingga menambah kesan menarik pada lanskap politik di masa mendatang.
Dan yang paling menarik adalah cerita utamanya yaitu; Ada satu hal menarik dari kontra intelejen berkaitan mengalihkan satu titik tertentu sehingga publik mengabaikan titik berbeda.
Di dalam kajian Neurosains, hal ini dikenal dengan nama Bias Kognitif.
Bias kognitif terjadi misalnya saat kita terlalu fokus pada video sebagian pemain basket melempar bola satu sama lain.
Di video, kita difokuskan pada instruksi untuk hanya melihat jumlah operan pemain basket berkaus putih, sehingga kita mengabaikan bahwa ada orang berkostum gorila melewati kumpulan pemain itu.
Nah, bias kognitif dalam kasus politik nasional dimunculkan berkaitan Rapat Paripurna DPR RI berkaitan UU Pilkada, sehingga publik tidak memperhatikan para Gorila yang berada di tempat lain sedang membahas masa depan UUD Nusantara, Kesatuan Hukum Adat Nusantara, dan Desain Negara Kerajaan berbasis Federalisme.
Nah loh….!!!
Opo meneh iki cak…..???
I told you, Perayaan 17 Agustus pertama di IKN 2024 adalah Perayaan 17 Agustus terakhir dengan nama Indonesia…..!!!
Selamat datang di Nusantara….!!!
Note:
IMHO, Buat mereka yang sedang kini sedang ikut-ikutan trend pasang “Garuda Indonesia Darurat” warna biru di sosmed, sesungguhnya mereka tidak mampu melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi.
By : Roim