Balada Tamu Undangan ke Rumah Tuhan: Kisah Ruben Onsu dan Amer Al Gaddafi

Avatar photo

Porosmedia.com – Ruben Onsu, 41 tahun, belum genap seratus hari memeluk Islam. Ia mengumumkan secara terbuka perpindahan keyakinannya pada 31 Maret 2025, tepat di Hari Raya Idulfitri. Dalam masa seumur jagung itu, rencana berhajinya sudah menjalar ke seluruh pelosok yang terhubung internet. Luar biasa.

Acara walimatus safar—syukuran menjelang keberangkatan haji—digelar 27 Mei, tiga hari sebelum jadwal keberangkatan. Wajah presenter, komedian, sekaligus pengusaha itu tampak cerah sumringah di pelbagai kanal media sosial. Apalagi, sejumlah keluarga dari pihak almarhumah ibunya, Helmiah Chalifah—yang sudah lama tak bersua—ikut hadir. Semua tampak pasti, terukur, dan bisa diprediksi.

Namun hingga Senin, 2 Juni, visa hajinya tak kunjung keluar dari Pemerintah Arab Saudi. Apa yang sebenarnya terjadi?

Ruben tidak sendiri. Ia adalah satu dari sekitar 2.000 calon jemaah haji asal Indonesia yang menggunakan jalur mujamalah—lebih dikenal sebagai haji furoda atau “haji undangan”—yang tahun ini tidak kunjung mendapatkan visa. (Versi lain menyebutkan jumlahnya bisa mencapai 5.000 orang setiap tahun).

Tidak jelas alasan pasti di balik pembatalan tersebut. Sejumlah spekulasi dan bisik-bisik liar beredar, namun tak ada penjelasan resmi yang menenangkan.

Berbeda dengan haji reguler yang diatur Pemerintah Indonesia melalui sistem kuota, haji furoda memang eksklusif. Tak perlu antre bertahun-tahun. Bisa berangkat kapan pun asal mampu membayar Rp250–Rp500 juta, bahkan mendekati satu miliar rupiah, untuk mendapatkan “undangan”. Dalam kasus Ruben, ia tak perlu membayar. Sebagai figur publik, ia disponsori biro perjalanan haji ternama.

Baca juga:  Embun Diktator

Barangkali itu pula sebabnya Ruben tak sesumpek ribuan calon jemaah furoda lain yang kebingungan. Berangkat tidak, uang kembali pun belum tentu. Menteri Agama Nasaruddin Umar mengangkat tangan. “Itu di luar kewenangan kami,” ujarnya. Namanya saja jalur undangan, semua terserah kemurahan hati sang pengundang.

Ruben memilih berserah, sembari mencari hikmah. “Jika menurut Allah saya belum waktunya berhaji, tidak apa-apa. Rencana Allah selalu lebih indah,” tuturnya.

Sebagai gantinya, ia akan menjalani Iduladha di sebuah musala yang ia bangun tiga tahun lalu, tepatnya pada Juli 2022—saat ia masih beragama Kristen.

Kala itu, Ruben merenovasi sebuah musala reyot di Desa Cicareuh, Kecamatan Cikidang, Sukabumi. Letaknya terpencil di tengah persawahan, jauh dari pusat kota. Musala yang dulu rapuh itu kini menjelma bangunan permanen yang kokoh dan indah, diberi nama Musala Al-Helmiah—sebagai bentuk penghormatan kepada sang ibunda tercinta.

Berjarak lebih dari 10.000 kilometer dari Jakarta, di Bandara Internasional Sabha, Libya Tengah, seorang lelaki bernama Amer Al Mahdi Mansour Al Gaddafi telah bersiap lahir batin untuk berhaji. Malang, nama belakangnya membuat sistem keamanan otomatis bandara memasukkannya ke daftar hitam warga Libya yang dilarang terbang.

Amer mencoba menjelaskan bahwa ia bukan keluarga dari mantan Presiden Muammar Gaddafi. Namun petugas tetap bersikeras. Seorang di antaranya berkata, “Mungkin ini isyarat dari Allah bahwa belum waktunya Anda pergi haji, Pak.”

Baca juga:  Berdiri sejak tahun 1869, Masjid Mungsolkanas bisa disebut Masjid Tertua di Kota Bandung 

Amer menjawab tegas, “Saya yakin, jika Allah menghendaki, saya tetap akan bisa berangkat ke Tanah Suci.”

Negosiasi berlangsung alot dan melelahkan. Akhirnya, pilot menerbangkan pesawat yang telah dipenuhi ratusan calon jemaah—tanpa Amer.

Namun, tak lama setelah mengudara, pesawat mengalami gangguan teknis dan terpaksa kembali ke bandara. Setelah diperiksa dan dinyatakan layak, pesawat kembali lepas landas. Tapi sekali lagi, gangguan teknis terjadi, dan pesawat mendarat kembali.

Kali ini, sang pilot bersikap berbeda. Ia mengeluarkan pernyataan mengejutkan:
“Tanpa Amer Al Gaddafi di dalam pesawat, saya tidak akan berangkat.”

Ucapan itu membuat petugas bandara mengangkat alis. Pilot yang semula bertumpu pada logika teknis kini bersandar pada nalar spiritual. Diperkuat oleh dukungan ratusan penumpang, Amer pun diizinkan naik. Pesawat pun terbang dan selamat mendarat di Tanah Suci.

Apa yang ditolak manusia dan sistem komputerisasi, justru diterima oleh kekuatan ilahi.

Haji adalah kumpulan kisah yang tak selalu dicerna oleh akal, namun selalu bisa diserap oleh kalbu.

Ia menjadi cermin perjuangan umat manusia yang menempuh beragam jalan untuk bisa menjejakkan kaki di hadapan Rumah Tuhan—bangunan kubus sederhana bernama Ka’bah. Di sana, tak ada lagi warna kulit, etnis, atau kasta sosial. Hanya ada kesamaan penampilan: selembar kain putih yang membungkus badan, dalam kepasrahan mutlak.

Baca juga:  Rumah Sehat

Ruben Onsu belum bisa menapakkan kaki di Tanah Suci tahun ini. Tapi niat sucinya pasti telah sampai ke haribaan Tuhan yang Maha Mengetahui isi hati setiap hamba-Nya. Tanpa gelar “Haji” sekalipun, kiprah sosialnya selama ini patut diapresiasi—ia telah menjadi sosok inspiratif yang gemar berbagi dan meringankan sesama.

Sementara itu, Amer Al Gaddafi tetap rendah hati. Ia tak menyebut kisahnya sebagai keajaiban, apalagi mukjizat. “Saya percaya, jika Allah memanggil saya, maka Dia akan membukakan pintu-Nya.”

Labbaika Allahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik. Innal-hamda wan-ni‘mata laka wal-mulk, la syarika lak.
(Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Segala puji, nikmat, dan kerajaan hanya milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.)

Maka, ketika Amer melantunkan kalimat talbiyah itu bersama jutaan umat Islam di Tanah Suci, sejatinya ia sedang menyuarakan kerinduan terdalam dari Ruben Onsu dan jutaan muslim lainnya yang menunggu giliran menjadi tamu undangan Tuhan, di waktu yang telah ditetapkan-Nya.

Jakarta, 3 Juni 2025 / 7 Zulhijjah 1446 H
(Respon dan tanggapan balik dapat dikirimkan ke: [email protected])

Jika Anda ingin versi ini dalam format siap unggah ke media online (misalnya porosmedia.com), saya juga bisa bantu menyusunnya dengan tata letak judul, subjudul, kutipan penarik, dan meta-description SEO-friendly.