Porosmedia.com — Nabi Ibrahim diketahui memiliki tiga belas anak laki-laki, namun yang paling masyhur dalam sejarah kenabian adalah Nabi Ismail dan Nabi Ishaq. Keduanya menjadi cikal bakal garis keturunan para nabi dan tokoh penting dalam sejarah bangsa-bangsa Semitik.
Nabi Ismail memiliki dua belas anak laki-laki dan seorang anak perempuan bernama Nasamah. Sementara itu, Nabi Ishaq memiliki dua anak kembar, yaitu Al-Ish dan Nabi Ya‘qub. Dalam suatu pernikahan antar-keluarga, Al-Ish menikahi Nasamah, keponakannya sendiri. Dari pernikahan tersebut lahirlah Razah.
Razah kemudian dikaruniai dua putra: Mush dan Bahil. Mush dikenal sebagai seorang ahli ibadah yang hidup dalam kesederhanaan dan ketakwaan. Sedangkan Bahil memilih jalan berbeda; ia menjadi orang kaya dan kemudian mendirikan sebuah kerajaan bernama Hauran, yang kini berada di wilayah Daraa, Suriah.
Seiring berjalannya waktu, Bahil mulai menyimpang dari ajaran tauhid. Ia berpaling dari ajaran Nabi Ibrahim dan mulai menyembah berhala. Bahil memiliki seorang anak perempuan bernama Dzu Qisun, yang kemudian menikah dengan penguasa Sariyya bernama Mauthil. Dari pasangan ini lahirlah seorang pangeran bernama Dzu Qisa.
Dalam sebuah fase penting sejarah keluarga ini, Dzu Qisa, bersama kedua orang tuanya, beriman kepada Nabi Ayyub, yang diutus untuk menyampaikan dakwah Islam kepada rakyat Hauran. Dalam kisah yang penuh hikmah, Dzu Qisa akhirnya memimpin perang melawan raja Bahil, yang tak lain adalah kakeknya sendiri dari pihak ibu. Bahil kalah dalam peperangan tersebut dan akhirnya bertobat serta kembali kepada ajaran tauhid di tangan cucunya sendiri.
Sementara itu, Mush tetap teguh dalam keimanannya dan menjalani hidup yang zuhud. Ia menikah dengan anak dari salah satu putri Nabi Luth, yang diketahui memiliki tiga putri bernama Zu‘ula, Arthama, dan Baqna. Dari pernikahan Mush dengan salah satu keturunan Nabi Luth inilah lahir Nabi Ayyub, seorang nabi yang dikenal dengan kesabaran luar biasa dan ujian hidup yang berat.
Nabi Ayyub kemudian diutus untuk berdakwah kepada masyarakat Hauran dan berperan penting dalam membimbing raja Bahil dan penduduknya kembali kepada tauhid.
Di sisi lain, Nabi Ya‘qub, saudara kembar Al-Ish, memiliki dua belas putra. Yang paling bungsu di antara mereka adalah Nabi Yusuf. Nabi Yusuf memiliki dua anak laki-laki, yaitu Afrayim dan Manasa.
Afrayim, anak Nabi Yusuf, memiliki dua anak laki-laki, yaitu Nun—ayah dari Nabi Yusya‘—dan Suwailikh, ayah dari Nabi Urfi. Ia juga memiliki seorang anak perempuan bernama Rahmah, yang kemudian menjadi istri dari Nabi Ayyub.
Dari pernikahan Nabi Ayyub dan Rahmah lahir lima orang anak laki-laki: Hamawil, Muqbil, Rusyd, Rasyid, dan Basyar. Nama terakhir, Basyar, kelak dikenal sebagai Nabi Dzulkifli, seorang nabi yang diutus kepada Bani Israil dan terkenal karena kesalehan dan komitmennya terhadap keadilan.
Referensi:
Tarikh al-Ya‘qubi
‘Ara’is al-Majalis karya al-Tsa‘labi
Qishash al-Anbiya’ karya Ibnu Katsir