Wali Kota Bandung Siapkan Program Tanggap PHK, Prioritaskan Pekerja Harian

Avatar photo

Porosmedia.com, Bandung, 16 Mei 2025 — Pemerintah Kota Bandung tengah menyiapkan langkah tanggap terhadap lonjakan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi sejak awal tahun. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyampaikan keprihatinannya atas kondisi ini dan berkomitmen untuk segera menghadirkan solusi konkret, khususnya bagi pekerja harian yang paling terdampak.

“Dari Februari hingga April, terutama selama bulan Ramadan, banyak hotel yang melakukan efisiensi dengan tidak memperpanjang kontrak pekerja harian,” ungkap Farhan, Jumat (16/5).

Ia memperkirakan sebanyak 2.000 hingga 3.000 tenaga kerja terdampak, mayoritas berasal dari sektor pariwisata dan perhotelan. Untuk itu, Farhan menekankan pentingnya respons cepat dari pemerintah daerah.

Sebagai langkah awal, Pemkot Bandung akan menggelar rapat khusus bersama Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) guna membahas implementasi program padat karya. Program ini diharapkan dapat segera menyerap tenaga kerja terdampak secara langsung.

“Minimal kita bisa bergerak cepat. Padat karya adalah solusi jangka pendek yang dapat memberi harapan bagi warga yang kehilangan mata pencaharian,” ujarnya.

Selain itu, Farhan menegaskan bahwa Pemkot akan memetakan sektor-sektor industri lain yang berpotensi terdampak, guna memastikan penanganan dilakukan secara menyeluruh dan terukur.

Baca juga:  Inilah 10 Perangkat Daerah sebagai Pilot Project Penggunaan KKPD

“Kami tidak akan tinggal diam. Pemerintah harus hadir dengan solusi yang cepat dan tepat sasaran agar tidak muncul persoalan sosial lanjutan,” tegasnya.

Farhan juga menyoroti pentingnya peran serta dunia usaha. Ia menyerukan kolaborasi aktif antara pemerintah dan pelaku industri dalam menciptakan peluang kerja baru di tengah tantangan ekonomi.

“Bandung butuh solidaritas ekonomi. Kita harus saling bantu untuk menjaga keberlangsungan hidup warga,” tuturnya.

Lebih lanjut, Farhan menekankan bahwa penanganan PHK tidak cukup hanya dengan bantuan sementara. Diperlukan strategi berkelanjutan berupa pelatihan keterampilan dan program pemberdayaan agar para korban PHK dapat kembali produktif.

“Kita harus arahkan mereka pada proses adaptasi dan pemberdayaan. Ini investasi sosial jangka panjang,” pungkasnya.

(Redaksi Porosmedia)