Porosmedia.com – Sebuah potret bersejarah yang menggambarkan Panembahan Notokusumo II, juga dikenal sebagai Panembahan Moh. Saleh, bersama para pejabat kerajaan dan penasihatnya, menjadi saksi bisu kejayaan Kerajaan Sumenep pada pertengahan abad ke-19. Potret tersebut diperkirakan diambil sekitar tahun 1865, dan kini tersimpan sebagai arsip visual berharga di koleksi KITLV – Universitas Leiden, Belanda.
Dalam foto itu, Panembahan Notokusumo II tampak duduk di kursi tengah, dikelilingi oleh para bangsawan dan penasihat kerajaan. Sorot mata, postur, serta tata busana mereka merefleksikan nuansa aristokrasi dan kewibawaan istana Sumenep di masa lalu.
Raja Cendekia dari Sumenep
Panembahan Notokusumo II (1854–1879) adalah salah satu raja yang meninggalkan jejak penting dalam sejarah lokal Madura. Beliau merupakan putra dari Abdurrahman Pakunataningrat, raja sebelumnya yang juga dikenal sebagai reformis istana dan tokoh transisi Sumenep dari era feodal menuju keterbukaan terhadap modernitas kolonial.
Panembahan Moh. Saleh dikenal sebagai pemimpin yang menjunjung tinggi pendidikan, seni, dan tata kelola kerajaan yang stabil. Di bawah pemerintahannya, Sumenep menjadi salah satu wilayah di Madura yang relatif damai dan menjadi pusat budaya yang penting, baik secara regional maupun dalam jaringan pemerintahan kolonial Hindia Belanda.
Potret dan Makna Sejarah
Potret yang diambil sekitar tahun 1865 ini bukan hanya dokumentasi visual, tetapi juga simbol kekuasaan dan tatanan sosial pada masa itu. Keberadaan potret formal bersama para penasehat menunjukkan pengaruh kuat gaya pemerintahan kolonial Belanda dalam dokumentasi politik, namun tetap mempertahankan keaslian struktur kerajaan lokal.
Foto ini juga menggambarkan bagaimana elite lokal mulai akrab dengan teknologi baru seperti fotografi, yang pada saat itu masih merupakan sesuatu yang langka dan bernilai tinggi. Ini menandakan keterbukaan Kerajaan Sumenep terhadap pengaruh luar sembari tetap menjaga identitas budaya dan politik lokalnya.
Warisan Kerajaan Sumenep
Kerajaan Sumenep merupakan salah satu kerajaan tertua di Madura yang masih memiliki rekam jejak sejarah yang cukup lengkap, baik dalam bentuk arsip tulisan, struktur istana, hingga warisan budaya seperti tari tradisional, batik Madura, dan seni musik saronen.
Warisan dari masa pemerintahan Panembahan Notokusumo II kini menjadi bagian dari identitas sejarah masyarakat Sumenep, dan menjadi referensi penting dalam pengkajian sejarah lokal Madura serta dinamika hubungan antara kekuasaan lokal dan kolonial pada abad ke-19.
Sumber Foto: KITLV – Universitas Leiden