Who Is the Boss ? (The Royal Family)

Avatar photo

Royal family kekaisaran-kekaisaran besar dihancurkan oleh barat dengan isu demoncrazy (demokrasi).

Porosmedia.com — Pertama kejatuhan kekaisaran Tiongkok tahun 1912. Disusul revolusi bolshevik penjatuhan kekaisaran Rusia tahun 1917.
Kekaisaran Turki tahun 1923. Perang dunia 1 dan ke 2 adalah penghancuran kerajaan-kerajaan di dunia yang kemudian diganti dengan republik.
Kerjaannya diganti republik dan harta kerajaannya di rampok dengan dalih membuat sistem demokrasi.

Hanya negara tertentu yang masih boleh menjadi kerajaan (pelaksana agenda barat di perang dunia), salah duanya Inggris dan Jepang dimana kerajaan Inggris dan Jepang, raja dan ratu-nya adalah pemegang bebas visa.

Malaysia-pun mulai ketar-ketir dengan rencana kebangkitan Nusantara….!!!
Hingga Mahathir Mohammad yang masih punya pengaruh besar di Malaysia & putrinya yang berada di parlemen Malaysia berikut rombongan menyempatkan diri menjenguk Raja Jawa di Solo. Tentunya bukan sebuah kebetulan saja mereka “mampir main” ke tanah air….!!!

Danantara itu ibarat brangkas raksasa. Maka sebelum diisi, harus dipastikan tidak ada tikus ataupun rayap. Makanya kita sedang bersih-bersih.
Jangan heran jika belakangan ini, jagad politik ditanah air agak menghangat bahkan memanas….!!!

Dalam sebuah monarki, keluarganya disebut dengan Royal Family.

Meskipun dulunya sebagian besar negara di dunia berbentuk monarki, tapi seiring perkembangan zaman banyak yang telah berubah menjadi Republik atau Demokrasi. Salah satunya Indonesia yang dulu terdiri dari berbagai monarki di Nusantara.

Sekarang pertanyaannya, bagaimana eksistensi Royal family di
Indonesia…??? Jawabannya, masih ada meski sudah tidak lagi mengurus negara secara langsung. Contohnya yaitu, Keluarga Kerajaan Yogyakarta dan Keluarga Kerajaan Surakarta.

Dan contoh 2 Royal Family di atas meskipun masih ada yang lain, karena mereka masih memiliki aset yang signifikan hingga saat ini meski tidak diungkap secara terbuka termasuk nilai dan keberadaannya.

Lalu bagaimana cara pengelolaan aset mereka…..??? Pengelolaan aset oleh Royal Family bisa melalui Family Office (FO) atau Perusahaan Keluarga.
Bisa juga investasi pada Sovereign Wealth Fund (SWF) ataupun Hedge Fund (HF). Namun sekali lagi, informasi terkait ini sangat tertutup dan rahasia demi menjaga privasi dan keamanan mereka. Dan ketiga bentuk pengelolaan aset tersebut, semua berada di luar negeri karena Indonesia belum memiliki FO, SWF, dan HF yang eksis secara global.

Antara FO, SWF, dan HF sendiri bisa jadi saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Ibarat analogi pakaian, ada saku depan kanan kiri, dan saku belakang di mana uangnya bisa berpindah dari satu ke saku yang lain.

Contohnya Keluarga Kerajaan Inggris. Mereka memiliki FO yang dikenal “The Crown Estate” untuk mengelola aset keluarga. Juga memiliki SWF yang dikenal sebagai “The Sovereign Grant” untuk mengelola keuangan negara.
FO mereka juga bisa berinvestasi ke SWF dengan cara membeli Surat Berharga Negara.

Termasuk juga investasi ke HF untuk mendapatkan return yang tinggi dan cepat. Hal ini memungkinkan untuk dilakukan mengingat Inggris memiliki industri keuangan yang maju dan pasar saham yang sangat aktif.

Bagi Royal Family yang ingin “main aman” dan tidak spekulatif, mereka cenderung bermain di FO dan SWF saja.
Contohnya, Keluarga Kerajaan Abu Dhabi yang memiliki FO sekaligus SWF yang dikenal sebagai “The Abu Dhabi Investment Authority” (ADIA) untuk mengelola aset keluarga sekaligus mengelola kekayaan negara.

Yang menarik di Abu Dhabi, karena memiliki iklim investasi yang kuat, SWF-nya juga membuka pintu lebar-lebar bagi investor dari luar kerajaan.  Mirip seperti Singapura dimana perputaran kapitalnya sebagian besar justru berasal dari luar, termasuk dari Indonesia. Itulah kenapa kerap dikatakan 60% uang di Singapura adalah milik orang Indonesia. Termasuk aset FO milik WNI yang bukan berasal dari Royal Family.

Nah, kini Indonesia sudah memiliki SWF sendiri yang dinamakan Danantara. Dengan nada optimis Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa Danantara akan mengelola aset sebesar 900 miliar US$ atau sekitar Rp. 15.000 triliun. Sementara berdasarkan RUU tentang BUMN yang sudah disahkan dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-12 Masa Persidangan II Tahun Sidang 2024-2025, modal bagi Danantara ditetapkan paling sedikit Rp1.000 triliun. Ditambah dengan hasil efisiensi anggaran yang diperkirakan senilai Rp300 triliun. Lalu dari mana sisanya yang dalam RUU di atas disebutkan bisa berasal dari sumber lain….???

Dalam satu kesempatan, Luhut Binsar Panjaitan sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional juga menyampaikan bahwa akan ada Family Office yang masuk Indonesia. Bayangkan, jika FO milik Royal Family pada akhirnya pulang kampung untuk mengisi “brangkas raksasa” bernama Danantara.  Termasuk FO di Abu Dhabi bernama Starling yang kabarnya milik Keluarga Jawa, selama ini juga menjadi salah satu investor SWF di sana.

Now we got the clue “Starling”……!!!
Sehingga sebagai salah satu bentuk terima kasih mereka, menjadikan nama Royal Family itu sebagai nama jalan dan masjid besar di sana.  Termasuk juga membangun jalan layang dan masjid megah di Indonesia.

Jika anda terbiasa membaca gesture dalam suatu kerumunan, tentu akan dengan mudah untuk bisa menebak
“Who is The Boss”? The Royal Family..!!!”

 

Baca juga:  KPU Amnesia ? SIREKAP bukan "hanya Alat Bantu", inilah justru Alat Utama yang ada di PKPU