Kucing: “Kucing Raksasa” tapi Bukan Salah Paham — Ini yang Mereka Pikirkan Tentang Kita

Avatar photo

Porosmedia.com – Banyak pemilik kucing tertawa saat mendengar ungkapan “kucing menganggap manusia sebagai kucing raksasa yang aneh.” Walaupun terdengar lucu, ini bukan salah persepsi—melainkan interpretasi perilaku mereka berdasarkan bahasa tubuh dan sosial kucing sejati.

1. Perilaku ‘Bahasa Kucing’, Bukan Komunikasi Antarspesies

John Bradshaw, ahli perilaku hewan dari University of Bristol, menjelaskan lewat bukunya Cat Sense bahwa interaksi kucing dengan manusia sangat mirip seperti mereka berinteraksi dengan sesama kucing .

Kucing menggunakan bahasa tubuh dan suara seperti:

Menyikut dan menggosok tubuh (bunting),

Menjilat rambut atau tangan pemilik (grooming),

Kneading (“mengulen”) seperti saat mencerna susu dari induk .

Perilaku ini menggambarkan bagaimana kucing menunjukkan keakraban dan keterikatan: “mereka memperlakukan kita seperti kucing lain—cuma saja lebih besar,” sebut Bradshaw .

2. Vokal: Mengeong Khusus untuk Manusia

Seruan mengeong hampir tidak pernah digunakan dalam komunikasi kucing dewasa di alam liar. Namun kucing peliharaan mengeong hanya kepada manusia, karena ini efektif untuk menyuarakan kebutuhan—misalnya ingin makan atau perhatian .

Baca juga:  Program Solusi Sampah Zero Desa Ciwaruga Dorong Inovasi Insinerator Ramah Lingkungan

3. Ikatan Melalui Sifat Keibuan dan Sosialitas

Kucing menunjukkan kasih sayang layaknya anak kepada induk: menjilat, knead, atau merunduk di pangkuan. Elizabeth Italia, ahli perilaku kucing, menyimpulkan bahwa kucing memperlakukan manusia seperti figura induk atau bagian dari keluarga mereka .

4. Tidak Menganggap Kita Bodoh — Hanya Aneh dan Lebih Besar

Bradshaw menegaskan bahwa kucing tidak menilai manusia sebagai “bodoh,” melainkan “klos  dan canggung”, karena perilaku kita seperti sering terjatuh dan bergerak berbeda .

5. Intuisi dan Pengikatan Melalui Indra

Kucing mengenali pemiliknya dari bau dan suara. Studi terbaru menemukan bahwa kucing mengenali aroma pemilik dan membedakannya dari orang lain. Mereka kerap menandai manusia dengan menggosok muka setelah mencium bau tersebut .

Kesimpulan:

Secara fisik dan bau, kucing tahu manusia berbeda.

Namun secara sosial dan perilaku, mereka berinteraksi seperti dengan “kucing raksasa” yang menghadirkan rasa aman dan ikatan kasih sayang.

Interaksi seperti kneading, grooming, dan bunting bukan kesalahan interpretasi, melainkan bentuk afeksi dan kepercayaan.

Baca juga:  Lewat Melodi Gitar yang dimainkan,  Kapolda Lampung Getarkan Semangat Persatuan untuk Pilkada Damai

Suara mengeong adalah bahasa khusus lintasspesies—adaptasi cerdas mereka.

Penting untuk Dipahami Pemilik:

Untuk memperkuat hubungan dengan kucing kesayangan:

1. Respon sinyal mereka dengan memberi ruang, belaian, atau kata lembut.

2. Perhatikan cara mereka menggonggong atau berteriak—ini bentuk komunikasi penting.

3. Hormati tanda stres atau kelelahan—interaksi yang terlalu intens bisa menakuti kucing.