Porosmedia.com – Bandung sering dijuluki Kota Kembang — simbol keindahan, kreativitas, dan peradaban. Namun hari ini, aroma yang tercium justru paradoksal: bukan wangi bunga, melainkan bau menyengat dari tumpukan masalah yang tak kunjung selesai. Mulai dari korupsi, kekacauan tata kelola, hingga problem klasik seperti sampah yang kini menjadi perhatian nasional.
Presiden Prabowo Subianto sendiri telah menyoroti persoalan Kota Bandung, disusul Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), yang secara terbuka menyindir lemahnya pengelolaan sampah dan lemahnya koordinasi pemerintahan kota. Ini menjadi alarm keras bagi Wali Kota Bandung M. Farhan dan Wakil Wali Kota Erwin untuk segera berbenah secara total, bukan hanya secara seremonial.
Otoritas yang Lemah dan Krisis Keteladanan
Sebagai pemimpin daerah, Wali Kota dan Wakil Wali Kota semestinya menjadi teladan — baik dalam adab, etika, maupun tata kelola pemerintahan. ASN Kota Bandung membutuhkan panutan, bukan hanya atasan. Namun, yang tampak hari ini justru krisis keteladanan di lingkar birokrasi.
Roda pemerintahan berjalan terseok-seok, bahkan menurut analisis banyak pihak, “mati enggan, hidup pun segan.”
Dengan latar belakang sebagai mantan politisi nasional, M. Farhan seharusnya lebih memahami mekanisme pemerintahan yang sehat dan transparan. Namun yang diperlukan bukan hanya pemahaman, melainkan keberanian mendengarkan suara rakyat, menata sistem birokrasi, serta membenahi manajemen pemerintahan yang mulai kehilangan arah.
Delapan OPD dan Bayangan Hukum yang Mengintai
Informasi mengenai pemanggilan delapan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) oleh aparat penegak hukum (APH) Kejaksaan Negeri Bandung seharusnya menjadi bahan introspeksi serius. Ada indikasi kuat bahwa tata kelola internal tidak berjalan dengan baik.
Jika tidak segera dibenahi, bukan mustahil beberapa pejabat akan harus mempertanggungjawabkan kebijakan mereka di hadapan hukum.
Beberapa sumber menyebut nama Angga Wardhana — sosok yang dikenal sebagai tangan kanan Wali Kota Bandung — ikut diperiksa oleh Kejari. Isu yang beredar menyangkut praktik jual-beli jabatan, mutasi, dan pengkondisian proyek pemerintah. Jika benar terbukti, hal ini menjadi tamparan keras terhadap integritas pemerintahan kota.
Namun demikian, kita tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah, dan berharap Kejari bertindak profesional, transparan, dan akuntabel dalam mengusut dugaan ini hingga tuntas.
Dua Sosok Bayangan dan Isu Kepura-puraan Moral
Dari hasil pengamatan lapangan, terdapat pula dua figur berinisial B.1 dan B.2 yang dikenal publik sebagai sosok “alim”, namun justru menyimpan sejumlah persoalan.
Fenomena kepura-puraan moral seperti ini hanya akan memperburuk citra pemerintahan. Aparat hukum diharapkan tidak menutup mata terhadap pihak mana pun, karena keadilan tidak boleh diselewengkan oleh pencitraan.
Sampah: Simbol Gagalnya Manajemen Perkotaan
Masalah sampah di Kota Bandung bukan lagi persoalan teknis, melainkan simbol gagalnya manajemen perkotaan. Dengan APBD di atas Rp7 triliun, publik bertanya: di mana efektivitas penggunaan anggaran itu?
Sorotan KDM yang menyerahkan pengelolaan sampah Pasar Induk Caringin kepada pihak pengelola merupakan sinyal tegas — bahwa Pemprov tidak lagi akan menanggung beban yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah kota.
Langkah preventif ini menunjukkan bahwa peringatan telah diberikan jauh sebelum masalah viral di media sosial.
Rekomendasi: Saatnya Bangkit, Bukan Sekadar Bertahan
Ada tiga langkah strategis yang perlu segera dijalankan Pemerintah Kota Bandung:
1. Tingkatkan koordinasi lintas dinas dan lembaga — jangan biarkan ego sektoral menutup ruang solusi.
2. Perketat pengawasan dan evaluasi internal — agar integritas dan profesionalitas ASN dapat dipulihkan.
3. Rumuskan solusi jangka panjang dan terukur — bukan hanya tambal sulam kebijakan.
Kota Bandung masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri. Tapi itu hanya mungkin jika para pemimpinnya bersedia berubah: menanggalkan topeng kepura-puraan, menegakkan etika, dan menjalankan amanah rakyat dengan hati yang bersih.
Kalau tidak, Kota Kembang akan terus kehilangan wangi — dan yang tersisa hanyalah bau busuk dari bunga bangkai kekuasaan.
Mang Wempy| Porosmedia







